Jihan Nurlela Chalim, Anak Petani yang Menjabat Wakil Gubernur Termuda di Indonesia

Di tengah dinamika politik tanah air yang selalu hangat, muncul sosok pemimpin muda yang mencuri perhatian. Namanya Jihan Nurlela Chalim, seorang dokter yang kemudian beralih ke dunia politik, dia telah dilantik sebagai Wakil Gubernur Lampung periode 2025-2030.

Jihan Nurlela Chalim

Jihan telah dilantik secara serentak oleh Presiden Prabowo Subianto bersama dengan 961 orang kepala daerah beserta para wakilnya lainnya di halaman tengah antara Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (20/1/2025).

Dengan usia yang baru menginjak 30 tahun, ia menjadi Wakil Gubernur termuda di Indonesia. Kisah perjalanan politiknya yang unik dan latar belakangnya yang sederhana menjadikannya figur inspiratif bagi banyak orang.

Latar Belakang dan Pendidikan

Jihan Nurlela lahir pada 22 April 1994 di Desa Karang Anom, Kabupaten Lampung Timur. Ia merupakan adik kandung dari Chusnunia Chalim, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Gubernur Lampung periode 2019-2024.

Berbeda dengan kebanyakan politisi yang berasal dari disiplin ilmu sosial atau hukum, Jihan memiliki latar belakang pendidikan di bidang kedokteran. Ia menyelesaikan studi S-1 di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (Unila) dan kemudian memperoleh gelar dokter pada 2017.

Tidak berhenti di situ, ia melanjutkan pendidikan S-2 di bidang Manajemen di Universitas Saburai Lampung. Kombinasi pendidikan medis dan manajemen ini menunjukkan kapasitas akademiknya yang luas, sekaligus ia memperlihatkan dedikasi terhadap ilmu dan kepemimpinan.

Karier Politik

Jihan Nurlela pertama kali terjun ke dunia politik pada Pemilu 2019 sebagai calon independen untuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mewakili Provinsi Lampung. Hasilnya mengejutkan: ia berhasil memperoleh 810.373 suara, menjadikannya peraih suara terbanyak di daerah tersebut. Keberhasilannya ini menunjukkan kepercayaan besar dari masyarakat Lampung terhadap figur mudanya yang dianggap potensial dan kredibel.

Pada Pemilu 2024, ia kembali mencalonkan diri dan bahkan meningkatkan perolehan suaranya menjadi 910.318. Namun, sebelum dilantik kembali, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dan maju dalam pemilihan Wakil Gubernur Lampung berpasangan dengan Rahmat Mirzani Djausal. Kemenangannya dalam Pilgub Lampung menandai langkah besar dalam perjalanan politiknya.

Keluarga dan Nilai-nilai Kehidupan

Jihan Nurlela berasal dari keluarga yang sederhana tetapi sarat dengan nilai-nilai keagamaan dan kerja keras. Ayahnya, KH Abdul Halim, dikenal sebagai seorang petani sekaligus kiai di Lampung Timur.

Keluarganya merupakan bagian dari lingkungan pesantren yang menganut paham Nahdlatul Ulama (NU), yang menjadi dasar bagi Jihan dalam memahami kehidupan sosial dan politik.

Kakaknya, Chusnunia Chalim, lebih dahulu terjun ke dunia politik dan menjadi mentor politik baginya. Pengalaman Nunik sebagai Bupati Lampung Timur dan Wakil Gubernur Lampung memberikan Jihan wawasan praktis dalam mengelola pemerintahan dan kebijakan publik.

Jihan Nurlela Chalim2

Komitmen untuk Perubahan

Sebagai Wakil Gubernur, Jihan Nurlela membawa visi untuk menghadirkan perubahan positif dan inovatif dalam pembangunan Lampung. Fokus utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperkuat layanan kesehatan, serta mendorong pengembangan ekonomi berbasis pertanian dan UMKM.

Kehadirannya di dunia politik juga mencerminkan tren meningkatnya keterlibatan perempuan dalam kepemimpinan daerah. Dengan latar belakang medisnya, Jihan diyakini akan membawa perspektif baru dalam kebijakan kesehatan dan kesejahteraan sosial di Lampung.

Harta Kekayaan

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Jihan Nurlela melaporkan harta kekayaannya sebesar Rp6,9 miliar. Sebagian besar kekayaannya berasal dari aset tanah dan bangunan, yang tersebar di Lampung Timur dan Jakarta Selatan. Selain itu, ia juga memiliki empat unit kendaraan dengan total nilai Rp785 juta serta kas senilai Rp1,2 miliar.

Dengan kepemimpinannya, masyarakat tentu mengharapkan Lampung dapat berkembang menjadi provinsi yang lebih maju, inklusif, dan berdaya saing tinggi di tingkat nasional. Keberhasila sosok Jihad juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk berani terjun ke dunia politik dan mengambil peran aktif dalam pembangunan bangsa. (ksl/nas)

Pos terkait