3 Penyebab Bitcoin Anjlok di Bawah US$80.000.

Di tengah gejolak pasar aset kripto, Bitcoin (BTC) sebagai aset kripto dengan kapitalisasi terbesar di dunia kembali mencatatkan penurunan signifikan. Harga Bitcoin anjlok di bawah level psikologis US$80.000, mencerminkan kondisi pasar yang penuh tekanan.

Menurut data TradingView pada Jumat (28/2/2025), Bitcoin melemah dari US$84.000 hingga menyentuh level terendah di US$79.600. Penurunan ini mencerminkan koreksi lebih dari 5% hanya dalam 24 jam terakhir. Kapitalisasi pasar Bitcoin juga ikut tergerus dari US$1,64 triliun menjadi US$1,58 triliun.

Bacaan Lainnya
trading view bitcoin anjlok

Selain itu, tekanan jual besar-besaran menyebabkan likuidasi senilai US$420 juta di pasar derivatif kripto dalam waktu empat jam, dengan Bitcoin menyumbang porsi terbesar sebesar US$226 juta. Sentimen pasar semakin memburuk dengan Indeks Fear and Greed kripto yang merosot ke level 16, menunjukkan kondisi “Extreme Fear” atau ketakutan ekstrem.

3 utama yang memicu harga Bitcoin Anjlok

1. Kebijakan Tarif Impor AS yang Menciptakan Ketidakpastian Pasar

Salah satu pemicu utama penurunan harga Bitcoin adalah kebijakan ekonomi global, terutama dari Amerika Serikat. Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa tarif impor sebesar 25% untuk barang dari Meksiko dan Kanada, serta tambahan 10% untuk barang dari Tiongkok, akan diberlakukan mulai 4 Maret 2025.

Pengumuman ini memicu kekhawatiran pasar, mengingat kebijakan serupa sebelumnya telah menciptakan ketidakpastian ekonomi global. Harga Bitcoin merespons negatif, anjlok dari US$92.000 ke US$79.000 hanya dalam tiga hari setelah pengumuman tersebut. Ketidakpastian ini memperburuk sentimen pasar, mendorong investor untuk melepas aset berisiko seperti Bitcoin.

2. Outflow ETF Bitcoin Sentuh Rekor Tertinggi

Selama periode 18 hingga 27 Februari 2025, ETF Bitcoin yang berbasis di AS mencatatkan arus keluar dana signifikan hingga mencapai US$3 miliar. Puncaknya terjadi pada 25 Februari, ketika arus keluar mencapai US$1,1 miliar, menjadikannya yang terbesar sejak ETF Bitcoin diluncurkan pada Januari 2024.

Arus keluar dana ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap prospek jangka pendek Bitcoin, di tengah tekanan regulasi dan kondisi makroekonomi yang tidak menentu. Penarikan dana besar-besaran dari ETF ini turut menekan harga Bitcoin, mempercepat laju penurunan dalam beberapa hari terakhir.

3. Sentimen Negatif Pasca Peretasan Bybit

Kasus peretasan yang menimpa Bybit, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, juga memberikan dampak signifikan terhadap pasar. Peretasan yang diduga dilakukan oleh kelompok Lazarus dari Korea Utara ini menyebabkan kerugian hingga US$1,46 miliar, menjadikannya insiden pencurian kripto terbesar sepanjang sejarah.

Baca juga: 5 Pencurian Kripto Terbesar Sepanjang Sejarah: Miliaran Dolar Raib Akibat Peretasan

Menurut data Elliptic, insiden ini menyumbang lebih dari setengah total kerugian akibat peretasan kripto sepanjang tahun 2024. Pada saat kejadian, Bitcoin sempat tertekan dari US$98.000 ke US$95.000, dan sentimen negatif dari peretasan ini terus membayangi pasar hingga saat ini.

Apakah Bitcoin Sudah Mencapai Titik Terendahnya?

Kendati telah merosot di bawah US$80.000, analis pasar menilai bahwa Bitcoin belum mencapai titik terendahnya. Julio Moreno, Head of Research di CryptoQuant, menjelaskan bahwa mayoritas metrik on-chain Bitcoin masih berada dalam fase koreksi, sehingga diperlukan waktu lebih lama untuk menemukan titik bottom.

Salah satu metrik yang menjadi perhatian adalah Market Value to Realized Value (MVRV) Z-Score, yang membandingkan kapitalisasi pasar dengan kapitalisasi realisasi Bitcoin. Saat ini, MVRV Z-Score masih bertahan di atas level nol, namun telah menembus ke bawah MA 365 hari, yang sering menjadi sinyal awal tekanan panjang pada harga Bitcoin.

Di sisi teknikal, analisis dari Coinvestasi menunjukkan bahwa Bitcoin telah menembus level support kuat di US$90.000, membuka potensi koreksi lebih lanjut ke area US$73.000 hingga US$75.000. Investor disarankan untuk menunggu tanda-tanda konsolidasi sebelum mengambil keputusan pembelian.

Penurunan harga Bitcoin ini mencerminkan tantangan yang dihadapi pasar kripto di tengah ketidakpastian global. Dengan volatilitas yang tinggi, investor perlu tetap waspada dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil keputusan investasi.

Pos terkait