Sukses Semarak Acara Komite Sekolah SD Integral Hidayatullah Depok, Ajak Jadikan Keluarga Sebagai Jalan Menuju Surga

NN Newsroom

18 Mei 2025

3
Min Read

NASIONAL.NEWS — Komite Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Depok sukses menyelenggarakan acara Hidayatullah Family Gathering bertajuk “Bersama Menggapai Surga” di Masjid Ummul Quraa, Komplek Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat, pada Ahad (18/5/2025).

Acara yang dihadiri sekitar 600 orang tua murid dan masyarakat umum ini bukan sekadar ajang temu keluarga, melainkan forum edukatif spiritual yang memadukan ilmu, hikmah, dan kesadaran bersama tentang pentingnya visi dalam membina keluarga Islami.

Dua narasumber utama yang dihadirkan adalah KH. Dr. Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc., ulama nusantara dengan reputasi ilmiah kuat, dan Ust. Abdurrahman Dani, SS, MTN, dai sekaligus praktisi kesehatan Islam.

Keduanya menyoroti aspek esensial yang kerap luput dalam wacana pengasuhan yakni peran sentral ayah dan pengaruh kondisi emosional keluarga terhadap ketahanan rumah tangga.

Materi Narasumber Ustadz Abduh dan Ustadz Dani

Dalam materinya berjudul “Fatherless Generation: Peran Penting Ayah dalam Pengasuhan”, Muhammad Abduh menekankan bahwa inti dari pengasuhan anak terletak pada tujuan (goal), keteladanan, dan manajemen konflik antar pasangan.

Ia mengutip hikmah ulama klasik, bahwa membangun rumah tangga dan mendidik anak ibarat mengarungi samudera. Maka hal pertama yang harus dimiliki adalah tujuan akhir, dan dalam Islam, tujuan itu tak lain adalah surga.

“Pelabuhan kita adalah surga. Untuk mencapainya, harus hati-hati memilih ‘kapal’ dan tidak berlabuh di pelabuhan yang salah,” tegas Abduh.

Artinya, sebelum mendidik anak, orangtua harus menyelaraskan arah dan tujuan hidupnya sendiri. Tanpa itu, pengasuhan akan terombang-ambing oleh arus zaman.

Ia juga mengutip Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, yang menyatakan bahwa pendidikan anak bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi pembentukan akhlak lewat keteladanan. “Jadi harus dimulai dari orangtua. Berikan teladan,” ujar Abduh.

Dia pun menekankan bahwa pendidikan Islami harus kontekstual, bukan kaku. Misalnya, ia memberi contoh sederhana makan pakai tangan kanan, tapi jika makan bakso pakai sendok, tidak pakai tangan.

Salah satu bagian penting dari ceramahnya adalah ajakan agar orangtua tidak cepat bercerai, meskipun talak itu halal.

“Akan ada perempuan yang tidak dinafkahi, lelaki yang tidak punya pendamping, dan anak yang terbengkalai pengasuhannya,” ujarnya.

Abduh mengajukan tiga solusi sederhana namun dalam makna yaitu sabar, mengalah, dan memaafkan. Ini merujuk pada QS At-Taghabun ayat 14, yang menyerukan agar umat tidak membalas dendam, tidak menyindir, dan tidak menyebarkan aib.

Malapetaka Dendam

Sementara itu, Ust. Abdurrahman Dani menyampaikan materi “Malapetaka Dendam”, yang menyoroti keterkaitan antara kesehatan fisik dan kebersihan hati.

Dani menegaskan bahwa banyak penyakit fisik disebabkan oleh hati yang menyimpan dendam dan amarah. “Jangan merawat dendam, karena tubuh ikut merespon luka batin,” ungkapnya.

Dani mengajak hadirin untuk merenungi usia. Pada usia 40 atau 50 tahun, apakah masih ada waktu untuk pertengkaran kecil dalam rumah tangga?

Dia mengatakan, jangan sampai pasangan suami istri usia 40 bahkan sampai 50 tahun masih bertengkar soal remeh hingga lupa sudah berbuat apa untuk Islam.

Dani menyentuh aspek kedewasaan spiritual dan emosional pasangan muslim, terutama dalam mengarungi dekade penuh ujian setelah usia kepala empat.

Keseruan Acara untuk Anak Anak

Kegiatan ini juga diisi sesi paralel khusus anak-anak, yang dikemas secara edukatif dan menyenangkan. Komite Sekolah menghadirkan BeeWhite Management untuk mengisi sesi jelajah teknik, public speaking dasar, dan games tematik.

Peserta cilik juga mendapat pencerahan dari Kak Agung Tyo tentang berbakti kepada orangtua, serta Ustadz Abu Asadullah Umar alias Kang Odja, yang memaparkan materi bertema “Mengenal Allah, Cintaku, Harapanku, dan Takutku”.

Apresiasi dari Ketua Yayasan

Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Ust. Lalu Mabrul, M.Pd.I., menyebut acara ini sebagai “langkah spektakuler” karena mampu menggabungkan edukasi spiritual orangtua dengan hiburan mendidik bagi anak-anak dalam satu momen.

Menurut Mabrul, kegiatan ini bukan hanya sekadar pertemuan keluarga besar sekolah, melainkan upaya strategis membangun ekosistem pengasuhan yang sinergis antara rumah dan lembaga pendidikan.*/

TERKAIT LAINNYA