Kedaulatan Berbasis Produksi, Strategi Prabowo Menjamin Masa Depan

Nurselina Abubakar

22 Mei 2025

2
Min Read
Prabowo Subianto meresmikan pembukaan Konvensi dan Pameran Tahunan ke-49 Indonesian Petroleum Association (IPA Convex) Tahun 2025 yang digelar di Nusantara Hall, ICE BSD, Tangerang, pada Rabu, 21 Mei 2025. (Foto: BPMI Setpres)

NASIONAL.NEWS — Presiden Prabowo Subianto menyampaikan satu pesan tegas dalam pembukaan Konvensi dan Pameran Tahunan ke-49 Indonesian Petroleum Association (IPA Convex) yang digelar di ICE BSD, Tangerang, baru baru ini bahwa kedaulatan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kemampuannya memenuhi kebutuhan pangan dan energinya sendiri.

Dia menegaskan, kedaulatan suatu bangsa dijamin oleh kemampuan bangsa itu untuk memenuhi pangan untuk bangsanya sendiri, dan kedua, kemampuan bangsa itu untuk memenuhi kebutuhan energinya sendiri.

“Kelangsungan hidup suatu bangsa, survival bangsa kita, survival bangsa-bangsa tergantung kepada hal dua tersebut,” ujar Presiden Prabowo di acara pembukaan, Rabu (21/5/2025).

Capaian Konkret Dua Sektro Strategis

Dalam enam bulan pertama pemerintahannya, Presiden mengklaim telah mencatat capaian konkret dalam dua sektor strategis tersebut.

Di bidang pangan, Indonesia mengalami surplus historis. Cadangan beras dan jagung disebut mencapai titik tertinggi sejak kemerdekaan.

“Sejak sejarah Republik Indonesia, cadangan beras dan jagung yang ada di gudang pemerintah adalah terbesar dalam sejarah Republik Indonesia. Bahkan beberapa saat yang lalu kita khawatir tidak cukup gudang untuk menampung produksi tersebut, sehingga saya perintahkan untuk membangun gudang-gudang improvisasi,” ungkap Presiden.

Sementara itu, di sektor energi, pencapaian signifikan datang dari produksi perdana Lapangan Forel dan Terubuk di Natuna.

Tambahan kapasitas sebesar 20 ribu barel minyak dan 60 juta standar kaki kubik gas per hari tidak hanya memperkuat pasokan energi nasional, tetapi juga menunjukkan kapabilitas tenaga kerja lokal.

“Ini bukan hanya pencapaian matematis, bukan pencapaian teknis, tetapi adalah tonggak yang sangat penting dalam upaya kita terus menerus untuk mencapai swasembada energi nasional,” ucap Presiden.

Kritik Ketergantungan pada Impor

Prabowo menekankan bahwa semua langkah ini dilakukan dengan pendekatan yang berpihak pada kepentingan rakyat. Ia mengkritik ketergantungan pada impor sebagai kebocoran sumber daya yang melemahkan kedaulatan.

“Kalau kita tergantung dari impor terus, sumber daya kita sangat besar yang kita keluarkan. Hampir 40 miliar dolar AS tiap tahun yang hal ini bisa sebenarnya, dan seharusnya digunakan untuk membantu rakyat kita di bidang-bidang strategis,” ujar Presiden.

Ajak Semua Bersinergi

Menutup sambutannya, Presiden mengajak seluruh pemangku kepentingan—pemerintah, BUMN, swasta dalam dan luar negeri—untuk bersinergi membangun kemandirian energi nasional, termasuk transisi ke energi baru dan terbarukan.

“Mari kita bekerja sama, kolaborasi pihak swasta dalam negeri, swasta luar negeri, BUMN, pihak pemerintah dari semua tingkatan. Mari kita bekerja semuanya, bersama-sama untuk mencapai tujuan yang kita harus capai,” tutur Presiden.

TERKAIT LAINNYA