Presiden Prabowo Restui Hilirisasi Baterai dengan Konsorsium Baru

NN Newsroom

23 Mei 2025

3
Min Read
Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis, 22 Mei 2025. (Foto: BPMI Setpres)

NASIONAL.NEWS — Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, untuk membahas kelanjutan proyek hilirisasi baterai kendaraan listrik, Kamis (22/5/2025).

Fokus pembahasan meliputi peralihan investasi dari konsorsium LG ke Huayou serta perkembangan proyek serupa dengan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).

Proyek Senilai 9,8 miliar USD

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa Presiden telah memberikan persetujuan atas kelanjutan proyek senilai 9,8 miliar USD tersebut. Proyek yang semula dikelola oleh LG, kini dilanjutkan oleh Huayou.

“Alhamdulillah tadi sudah diputuskan, sudah disetujui oleh Bapak Presiden. Atas arahan Bapak Presiden sekarang sudah dilakukan oleh konsorsium Huayou,” kata Bahlil.

“Dan ini tidak ada masalah lagi dan ini sudah siap untuk dilakukan groundbreaking,” lanjutnya menjelaskan kepada media di Ruang Sidang Kabinet, Istana Kepresidenan Jakarta, seperti dilansir laman Setkab.

Pengalihan ke Huayou karena Keterlambatan Proses

Bahlil menegaskan bahwa isu keluarnya LG dari proyek adalah informasi yang keliru. Ia menyatakan bahwa keputusan pengalihan dari LG ke Huayou diambil karena keterlambatan proses oleh pihak LG.

“Saya ingin mengatakan bahwa itu tidak benar. Yang benar itu adalah saya sebagai Ketua Satgas waktu itu, kemudian memutuskan untuk membatalkan apa yang dilakukan oleh LG karena terlalu lama,” jelasnya.

“Dan kemudian saya sama Pak Rosan bersama-sama rapat dengan Pak Erick, untuk kita mencari penggantinya yaitu Huayou. Kira-kira ini informasi yang clear,” tegasnya melanjutkan.

BUMN Pemegang Saham Mayoritas

Lebih jauh Bahlil menjelaskan, struktur proyek ini menempatkan BUMN Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas di sektor hulu, yang menunjukkan penguatan peran nasional dalam penguasaan industri strategis.

Rapat juga membahas kemajuan proyek kerja sama dengan perusahaan baterai asal Tiongkok, CATL.

Danantara Dukung Pembiayaan Proyek

Di kesempatan yang sama Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM yang juga menjabat Kepala BPI Danantara, Rosan Roeslani, menekankan peran Danantara dalam mendukung pembiayaan proyek.

“Kalau dulu mungkin ada kendala pendanaan. Tapi sejak ada Danantara ini pendanaan ini kita yang membantu karena kita melihat pekerjaan ini, proyek ini memang sangat-sangat baik. Baik dari segi return-nya, baik dari segi penciptaan lapangan pekerjaannya. Dan juga baik dari segi dampak perekonomiannya ke depan untuk Indonesia,” ujar Rosan.

Pemerintah menargetkan penguasaan rantai nilai industri kendaraan listrik secara menyeluruh, mulai dari penambangan hingga produksi baterai, melalui kemitraan dengan Huayou dan CATL.

“Jadi dengan ini the whole ecosystem dari mining sampai ke baterainya ini akan terjadi di dalam satu, kita bilangnya green package. Atau satu ekosistem dari baik yang deal yang akan berjalan dengan Huayou maupun dengan CATL,” pungkas Rosan.

Turut hadir dalam rapat tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, serta COO Danantara Dony Oskaria.

TERKAIT LAINNYA