Pusat Data JK6 Diresmikan, Dibangun Selama 3 Juta Jam Kerja dan 8 Ribu Tenaga Lokal

Teguh Darmawijaya

Rabu, 4 Juni 2025

NASIONAL.NEWS — Pemerintah meresmikan pusat data nasional berstandar global, JK6, yang berlokasi di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Selasa (3/6/2025).

Pusat data ini dibangun sepenuhnya oleh tenaga kerja lokal dan memiliki kapasitas operasional sebesar 36 megawatt, menjadikannya salah satu pusat data terbesar di Asia Tenggara.

Pengelolaan Data Strategis Nasional

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyampaikan bahwa JK6 merupakan simpul penting dalam pengelolaan data strategis nasional.

Pihaknya mengapresiasi proses JK6 yang dia dengar dibangun melalui lebih dari 3 juta jam kerja dan hampir 8 ribu tenaga kerja putra-putri Indonesia.

“Ini menjadi bukti bahwa anak-anak bangsa mampu merancang dan membangun pusat data berstandar global serta mendorong lahirnya kompetensi nasional,” ujarnya dalam acara JK6 Data Center Launch di Gedung DCI Indonesia, Cibitung, Bekasi.

Dukung Layanan Digital

Menurut Meutya, JK6 akan mendukung penyimpanan, pengolahan, dan pertukaran data lintas sektor, termasuk pelayanan publik, industri strategis, kecerdasan buatan, dan layanan digital lainnya.

“Pusat data yang hari ini kita resmikan tentu bukan sekadar bangunan atau proyek infrastruktur belaka, tapi di balik dinding server yang berdiri megah ini ada semangat kolektif nasional yang bekerja di baliknya,” katanya.

JK6 merupakan bagian dari strategi transformasi digital nasional yang mencakup empat pilar yaitu penguatan infrastruktur dan spektrum, pengembangan talenta digital, penyediaan perangkat dan aplikasi, serta penyusunan kebijakan yang adaptif dan kolaboratif.

Berikan Nilai Tambah Sebesar Rp1.271 Triliun

Laporan Global System for Mobile Communications Association (GSMA) tahun 2024 mencatat bahwa digitalisasi sektor prioritas seperti energi, pertanian, perikanan, dan kehutanan diperkirakan memberikan nilai tambah sebesar Rp1.271 triliun pada tahun 2029.

Dalam konteks ini, pusat data diposisikan sebagai penghubung strategis untuk menjamin efisiensi dan keamanan data.

“Setiap kemanfaatan teknologi membutuhkan kemampuan penyimpanan dan pengolahan data yang terstruktur, aman, dan efisien. Di sinilah pusat data seperti JK6 memainkan peran strategis,” kata Meutya.

Ia juga menyoroti sejarah penguasaan teknologi di Nusantara sebagai inspirasi bagi pembangunan infrastruktur digital saat ini.

“Kendali atas ilmu pengetahuan dan proses hilirisasi produksi selalu menjadi fondasi kemajuan bangsa. Kini, pusat data menjadi simbol peradaban digital yang menempatkan data sebagai sumber nilai tambah baru,” ucapnya.

Data Konsumsi Energi Pusat Data Global

Lebih lanjur, menurut laporan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), konsumsi energi untuk layanan pusat data global meningkat dari 79 gigawatt pada 2023 menjadi 90 gigawatt pada 2025, dan diperkirakan mencapai 180 gigawatt pada 2030.

Meutya menyebut bahwa Indonesia mengalami peningkatan kapasitas pusat data sebesar 66 persen dalam dua tahun terakhir.

“Di kawasan Asia Pasifik, Indonesia termasuk negara dengan potensi tertinggi di dunia. Pertumbuhan kapasitas pusat data kita sebesar 66 persen adalah sinyal kuat bahwa pasar digital Indonesia berkembang pesat dan menjadi magnet global,” pungkasnya.

TERKAIT LAINNYA