Pengabdian Arif Ismail Penyuluh Islam Menyapa Suku Pedalaman Rimba Halmahera

NN Newsroom

Jumat, 20 Juni 2025

Kegiatan penyuluhan Ust Arif Ismail di komunitas mualaf Suku Togutil, Halmahera (Foto: ist/ nasional.news)

NASIONAL.NEWS — Perjalanan panjang dakwah dan pemberdayaan di pedalaman Halmahera kini mulai menampakkan hasil menggembirakan. Komunitas mualaf Suku Togutil, yang selama ini hidup nomaden di belantara tropis, perlahan bertransformasi menuju kehidupan baru yang lebih terarah.

Di balik perubahan ini, berdirilah sosok anak muda nan sederhana. Namanya, Arif Ismail, Penyuluh Agama Islam dari Kementerian Agama Kota Ternate.

Suku Togutil dikenal luas sebagai masyarakat adat yang menganut tradisi animisme. Bahasa Tobelo Dalam, musik bambu, tifa, dan tarian salai adalah identitas kultural yang masih terpelihara kuat di kalangan mereka.

Selama bertahun-tahun, berburu, meramu, serta mengolah sagu menjadi bagian utama dari pola hidup sehari-hari mereka. Akses mereka terhadap dunia luar sangat terbatas.

Penyuluhan Berbasis Kultural

Perubahan bertahap mulai menyapa hutan Halmahera. Melalui program dakwah dan penyuluhan berbasis kultural yang dijalankan secara sabar dan kontekstual, Arif Ismail dan timnya saban waktu menempuh medan ekstrem sejauh 10 hingga 15 kilometer.

Ia menembus lebatnya hutan, menyeberangi kali, dan menapaki rerimbunan sebak belukar demi memberikan pembinaan agama, pelatihan baca tulis, serta penguatan keterampilan hidup—baik di tengah rimba maupun di rumah-rumah transit.

“Alhamdulillah, torang (kami) so bisa mengaji sedikit-sedikit, membaca, menulis, dan so tau berkebun. Terima kasih banyak ustadz Arif,” ungkap Kepala Suku Togutil, Kapita (Leppa), dengan suara terbata, menahan haru bahagia.

Bagi Kapita, Islam bukan sekadar agama baru, tetapi juga gerbang untuk memahami kehidupan masyarakat luas di luar rimba belantara.

Sementara itu, Simon (Ahmad), salah seorang warga suku yang telah memeluk Islam, menyampaikan rasa syukurnya yang serupa.

“Torang senang so bisa mengaji, berkebun, dan bajual di masyarakat,” tuturnya dengan penuh kegembiraan.

arif ismail penyuluh

Pengembangan Skil Praktis

Tak hanya aspek spiritual, sisi ekonomi pun mulai bergerak ke arah kemandirian dengan didikan pada kemampuan skil praktis sehari hari. Warga suku perlahan beralih dari ketergantungan pada berburu menjadi petani sederhana.

Mereka mulai mengenal pengolahan kopra, kerajinan rotan, serta pemanfaatan kayu hutan secara lestari.

Demikian pula, damar dan tanaman herbal yang tumbuh subur di kawasan ini kini juga dilirik sebagai sumber penghasilan alternatif.

Meski tantangan tak ringan—seperti keterbatasan alat, infrastruktur, serta dukungan teknis—semangat pendampingan tak surut.

Terus Berbagi Ilmu

Arif Ismail dan para mitra dakwah terus berbagi ilmu, memperkenalkan keterampilan baru yang relevan dengan kebutuhan dan potensi lokal.

Arif mengatakan, program ini membuktikan bahwa dakwah yang menghormati kearifan lokal bisa menjadi pendorong transformasi spiritual dan sosial secara berkelanjutan.

“Ini adalah contoh nyata peran strategis penyuluh agama dalam membangun masyarakat adat di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar),” ujar Arif Ismail.

arif ismail penyuluh2

Perlunya Keterlibatan Berbagai Pihak

Meski demikian, Arif mengemukakan, keberlangsungan program ini masih sangat bergantung pada dukungan semua pihak.

“Agar perubahan ini tak berhenti di tengah jalan, kami berharap ada sinergi lebih luas—baik dari pemerintah, lembaga sosial, maupun masyarakat umum,” tambah Arif.

Ditengah segala keterbatsan yang ada, Suku Togutil kini tengah menapaki jembatan menuju kehidupan baru dengan pendampinan dai mengabdi di kawasan terpencil ini.

Dari lebatnya rimba Halmahera, cahaya peradaban perlahan menyapa, membawa harapan akan masa depan yang lebih bermartabat.*/

TONTON VIDEO: “Dakwah Berdaya Arif Ismail, Penyuluhan Suku Togutil Pedalaman Halmahera”

TERKAIT LAINNYA