Raih Gelar Pascasarjana, Suhardi Teliti Coaching Clinic untuk Kepemimpinan Mahasiswa

Hasman Dwipangga

Rabu, 9 Juli 2025

Suhardi saat menjalani ujian tesis secara daring (Foto: Hasman Dwipangga/ Nasional.news)

DALAM lanskap pendidikan tinggi Islam di Indonesia, terdapat tokoh-tokoh senyap namun berdedikasi yang memilih jalur akademik sebagai medan pengabdian.

Salah satunya adalah Suhardi Sukiman, sosok yang baru saja menorehkan capaian penting dengan menyelesaikan pendidikan di Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam Konsentrasi Manajemen Pendidikan Tinggi Islam di Pascasarjana Universitas PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an) Jakarta.

Keberhasilannya menyusun dan mempertahankan tesis berjudul “Coaching Clinic Dalam Meningkatkan Keterampilan Kepemimpinan Mahasiswa di STIE Hidayatullah Kota Depok” bukan semata prestasi pribadi.

Lebih dari itu, karya ilmiahnya merepresentasikan sebuah gagasan segar mengenai strategi pemberdayaan mahasiswa melalui pendekatan coaching berbasis nilai-nilai Islam.

Akademisi, Praktisi, dan Pelayan Umat

Latar belakang Suhardi bukan semata seorang akademisi yang terkungkung dalam ruang-ruang seminar dan jurnal ilmiah.

Suhardi adalah seorang praktisi pendidikan yang aktif membina mahasiswa secara langsung di lapangan, khususnya di lingkungan Garda Muda Berjuang untuk Sulawesi Tengah (Gambust) yang ia dirikan dan keterlibatannya di Persatuan Pelajar Mahasiswa Tolitoli (Perpit) Jakarta.

Pengalaman lapangannya itulah yang membentuk sensitivitas akademik untuk menjawab tantangan nyata tentang bagaimana cara membentuk kepemimpinan mahasiswa agar tidak hanya kuat secara struktural dan teknokratis, tetapi juga kokoh dalam orientasi keislaman dan pengabdian sosial.

Dalam konteks itulah, Suhardi memilih pendekatan coaching clinic sebagai objek utama kajiannya. Coaching clinic, yang secara umum dimaknai sebagai kegiatan pelatihan intensif dan personal berbasis interaksi langsung antara coach (pelatih) dan peserta (coachee), diangkat ke dalam ruang akademik sebagai metode alternatif dalam membangun karakter kepemimpinan mahasiswa.

Antara Teori dan Spiritualitas

Tesis “Coaching Clinic Dalam Meningkatkan Keterampilan Kepemimpinan Mahasiswa” menyimpan makna strategis dan filosofis. Dalam perspektif manajemen pendidikan tinggi Islam, coaching bukan hanya metode pelatihan keterampilan teknis.

Menurut Suhardi, coaching clinic adalah bentuk transformasi nilai dan mentalitas, di mana hubungan coach dan mahasiswa bukan sekadar relasi formal, melainkan perjumpaan antar pribadi yang saling menggali potensi, memurnikan niat, dan mengarahkan visi hidup.

Coaching dalam pendekatan Suhardi bukanlah western-based model semata yang diduplikasi begitu saja dari dunia korporasi. Ia diintegrasikan dengan kerangka etik dan spiritualitas Islam, menjadikannya bukan hanya metode, tapi manhaj (jalan hidup) dalam mendidik pemimpin masa depan.

“Topik penelitian ini sengaja saya pilih karena sangat relevan dengan tantangan generasi muda Muslim saat ini yang kerap terjebak dalam formalisme organisasi tanpa internalisasi nilai-nilai kepemimpinan profetik,” katanya dalam perbincangan dengan Nasional.news, Rabu (9/7/2025).

Tesis ini menunjukkan bahwa coaching clinic dapat berfungsi sebagai ruang dialog transformatif, di mana mahasiswa belajar mengenali dirinya, menetapkan tujuan hidup, memahami posisi kepemimpinannya di tengah masyarakat, serta membangun keberanian untuk mengambil keputusan strategis. Pendekatan ini berlawanan dengan sistem pendidikan instruksional konvensional yang seringkali top-down dan minim refleksi diri.

Coaching Clinic Sarana Peningkatan Kapasitas Mahasiswa

Temuan tesis Suhardi memperlihatkan bahwa coaching clinic mampu meningkatkan soft skills kepemimpinan mahasiswa secara signifikan.

Dalam beberapa wawancara langsung dengan responden dalam penelitiannya ini, diketahui mahasiswa yang terlibat dalam program coaching clinic menunjukkan peningkatan dalam kemampuan komunikasi, problem solving, pengambilan keputusan, dan empati sosial. Lebih jauh lagi, terdapat kecenderungan tumbuhnya kesadaran spiritual dan tanggung jawab sosial, dua elemen penting dalam kepemimpinan Islam.

Kekuatan pendekatan ini terletak pada sifatnya yang individual namun kolaboratif, terstruktur namun fleksibel, serta praktis namun berorientasi makna.

“Coaching memberikan ruang bagi mahasiswa untuk memaknai kepemimpinan bukan sekadar jabatan atau status, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan adab dan integritas,” kata suami Tuti Darwati ini menekankan.

suhardi

Membentuk Kesadaran Muslim yang Transformatif

Tesis ini tidak berhenti pada tataran teknis pembinaan mahasiswa. Ia memberi kontribusi lebih luas dalam wacana pendidikan kepemimpinan Islam di era modern.

Menurutnya, coaching clinic bukan sekadar strategi pembinaan, tetapi juga mekanisme pembentukan kesadaran diri sebagai Muslim yang transformatif, yakni individu yang sadar akan peran dirinya sebagai khalifah fil-ardh (wakil Allah di bumi), yang bertugas menebar kebaikan, keadilan, dan kebermanfaatan dalam setiap aspek kehidupan.

Dalam temuannya, Suhardi menekankan bahwa pendidikan tinggi Islam harus menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh secara spiritual dan aktif secara sosial.

Mahasiswa bukan sekadar pencari gelar, melainkan pembawa perubahan. Dan, coaching clinic adalah salah satu cara yang efektif dan relevan untuk membentuk kapasitas itu.

Kontribusi untuk Bangsa dan Peradaban

Prestasi akademik Suhardi Sukiman dalam menyelesaikan studi pascasarjana di Universitas PTIQ Jakarta bukanlah capaian yang berhenti di ruang sidang ujian tesis. Ia adalah pijakan awal dari peran yang lebih besar, yakni menjadi penggerak pendidikan Islam yang humanistik, progresif, dan berorientasi maslahat.

Karya Suhardi tentang coaching clinic telah membuka ruang baru dalam pendekatan pembinaan kepemimpinan mahasiswa, sekaligus memperkuat urgensi integrasi antara manajemen modern dan nilai-nilai spiritual Islam.

Di tengah arus pendidikan tinggi yang cenderung pragmatis dan terjebak pada penguasaan gelar belaka, Suhardi hadir dengan tawaran alternatif untuk membentuk pemimpin Muslim yang sadar diri, visioner, dan bermanfaat bagi umat.[]

TERKAIT LAINNYA