BRIN Dorong Inovasi untuk Transformasi Sistem Pendidikan Nasional

NN Newsroom

Selasa, 23 September 2025

BRIN Dorong Inovasi untuk Transformasi Sistem Pendidikan Nasional (Foto: Dok. BRIN)

NASIONAL.NEWS — Transformasi pendidikan nasional menjadi perhatian serius dalam kunjungan peserta Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) Angkatan XXVI Tahun Anggaran 2025 Lemhannas RI ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kegiatan ini berlangsung di Gedung B.J. Habibie, Jakarta, Selasa (23/9/2025), dan menjadi bagian dari Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN).

Dalam kerangka kunjungan tersebut, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menegaskan peran penting lembaganya dalam mendukung kebijakan berbasis bukti.

“BRIN berfungsi sebagai lembaga riset, pendukung kebijakan berbasis sains, sekaligus fasilitator penguatan ekosistem riset dan inovasi,” ujarnya dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (23/9/2025).

Ia menambahkan bahwa BRIN juga berperan menyediakan landasan ilmiah bagi perumusan kebijakan berbasis bukti (science-based policy).

Studi Strategis Dalam Negeri

Pimpinan rombongan peserta P3N Lemhannas RI, Mayjen TNI (Mar) Ipung Purwadi, menyampaikan pesan dari Gubernur Lemhannas RI.

Menurutnya, SSDN atau Studi Strategis Dalam Negeri merupakan bagian utama dari program P3N yang bertujuan memperoleh data dan informasi langsung dari kementerian/lembaga.

“Kegiatan SSDN merupakan salah satu kegiatan utama bagi peserta P3N berupa kunjungan ke Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta guna mendapatkan data dan informasi terkait kebijakan serta implementasinya dalam mendukung program pemerintah saat ini, khususnya Asta Cita,” kata Ipung.

Tema yang diangkat tahun ini adalah Transformasi Sistem Pendidikan Nasional dalam Rangka Mewujudkan SDM Unggul.

Melalui SSDN, peserta diharapkan dapat menilai sejauh mana kementerian dan lembaga, termasuk BRIN, mendukung agenda transformasi tersebut.

“Hasil pengumpulan data dan informasi selanjutnya akan dianalisis oleh para peserta melalui pendekatan ketahanan nasional,” tambah Ipung.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa hasil analisis akan dirumuskan menjadi rekomendasi dalam bentuk policy brief. Dokumen ini nantinya akan menjadi masukan bagi kementerian, lembaga, maupun pemerintah provinsi.

Tentang Program P3N

Program P3N sendiri merupakan nomenklatur baru yang sebelumnya dikenal sebagai Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) Lemhannas RI.

Tahun ini pendidikan berlangsung selama 3,5 bulan dengan jumlah peserta 90 orang. Komposisinya mencakup perwira tinggi TNI-Polri, pejabat eselon 1, akademisi, guru besar, profesor, doktor, pengurus parpol, hingga tokoh ormas.

Pada kunjungan ke BRIN, jumlah peserta tujuh orang dengan latar belakang beragam, mulai dari TNI, Polri, BRIN, Arsip Nasional, hingga swasta.

Ipung menekankan pentingnya komunikasi langsung peserta dengan pejabat kementerian dan lembaga yang menjadi lokus SSDN.

“Data dan pengalaman yang diperoleh akan menjadi bahan dalam simulasi kepemimpinan, kegiatan olah sistem manajemen nasional, hingga seminar nasional di akhir program pendidikan,” ujarnya.

Ia menambahkan, Lemhannas sebagai lembaga pemerintah non-kementerian memiliki mandat membentuk pemimpin nasional yang berkarakter negarawan, berintegritas, beretika, serta mampu berpikir strategis dalam menghadapi tantangan nasional, regional, maupun global.

Naungi 12 Organisasi Riset

Sementara itu, Handoko menjelaskan BRIN menaungi 12 organisasi riset yang tersebar di berbagai Kawasan Sains dan Teknologi (KST), seperti Tangerang Selatan, Cibinong, Jakarta, Bandung, Gunung Kidul, Surabaya, Lampung, hingga Lombok Utara.

“Secara total BRIN memiliki 49 kawasan di seluruh Indonesia, termasuk kebun raya, kawasan stasiun lapangan, dan observatorium nasional di Timau, Nusa Tenggara Timur,” jelasnya.

Ia menutup dengan menekankan pentingnya kreativitas sumber daya manusia.

“Sebagai lembaga berbasis kreativitas, BRIN memberi ruang bagi peneliti mengembangkan diri dan berkolaborasi lintas sektor,” kata Handoko.

TERKAIT LAINNYA