FIFA Hukum Malaysia, Tunku Ismail Singgung Sosok yang Ada di New York

Teguh Darmawijaya

Minggu, 28 September 2025

Pemilik klub Johor Darul Ta’zim Tunku Ismail Idris ibni Sultan Ibrahim (Foto Instagram Tunku Ismail Idris handle @hrhcrownprinceofjohor)

Spektrum bahasan

NASIONAL.NEWS — Kontroversi seputar sanksi FIFA terhadap timnas Malaysia kini memasuki babak baru setelah pemilik klub Johor Darul Ta’zim (JDT), Tunku Ismail Idris ibni Sultan Ibrahim, buka suara. Ia menilai ada pihak luar yang merasa terancam dengan kebangkitan Harimau Malaya, bahkan menyindir seseorang yang disebut berada di New York.

“Ada entitas luar yang khawatir Harimau Malaya mulai bangkit,” kata Tunku Ismail lewat akun X resminya, Jumat (26/9/2026). Ia melanjutkan dengan nada tajam, “Siapa yang ada di New York?”

Pernyataan itu muncul usai FIFA resmi menjatuhkan sanksi kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) terkait kasus naturalisasi pemain.

FIFA menilai FAM melakukan pemalsuan dokumen untuk tujuh pemain asing yang dinaturalisasi. Mereka adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomás Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.

Akibat pelanggaran tersebut, Malaysia dikenai denda 350 ribu Swiss Franc. Sementara ketujuh pemain masing-masing dijatuhi sanksi denda 2 ribu Swiss Franc dan larangan beraktivitas di sepak bola selama setahun.

Pertanyakan Konsistensi FIFA

Bagi JDT, hukuman ini terasa sangat berat. Dari tujuh pemain yang disanksi, tiga di antaranya merupakan bagian dari skuad JDT, yakni Joao Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel.

Ketiganya berpeluang absen panjang hingga satu tahun ke depan. Kondisi ini dinilai berpotensi mengganggu kekuatan klub, selain melemahkan tim nasional Malaysia di kancah internasional.

Tunku Ismail mempertanyakan inkonsistensi keputusan FIFA. Menurutnya, FAM telah mengikuti prosedur resmi dengan FIFA dan Kerajaan Malaysia sebelum proses naturalisasi disahkan.

“FAM sudah mengikuti proses dan kerja sama dengan FIFA dan Kerajaan Malaysia. FIFA pun sudah memberi persetujuan sebelum ini, tetapi kenapa keputusannya berubah sekarang?” ujarnya.

Ia juga mengkritik cara FIFA mengumumkan sanksi yang dinilainya terlalu cepat. “Pertanyaan lain, hukuman telah dijatuhkan tanpa memberi alasan atas keputusan itu. Lebih lanjut, FIFA cepat mengeluarkan keputusan tersebut ke publik meskipun proses banding belum selesai,” katanya.

Tunku Ismail menegaskan bahwa pihaknya siap melawan. Ia menunjukkan surat konfirmasi dari Departemen Registrasi Negara Malaysia sebagai bukti bahwa proses naturalisasi dilakukan sesuai aturan.

“Kami tak takut dan ingin menyampaikan kepada individu-individu yang khawatir dengan kebangkitan Harimau Malaya. Kami akan melawan. Berani karena benar,” ujarnya.

Sanksi FIFA ini sontak mengundang reaksi luas di kalangan pecinta sepak bola Asia Tenggara. Banyak yang menilai hukuman tersebut bakal menjadi ujian besar bagi Malaysia, baik di level timnas maupun klub.

Di sisi lain, tudingan Tunku Ismail tentang adanya pengaruh entitas luar menambah panas isu ini, terlebih ketika ia menyelipkan sindiran mengenai “seseorang di New York.”

Kini, semua mata tertuju pada langkah banding yang akan diajukan FAM. Proses tersebut diyakini akan menentukan apakah Malaysia dapat meringankan hukuman atau justru harus menerima konsekuensi penuh dari keputusan FIFA.

TERKAIT LAINNYA