NASIONAL.NEWS – Majelis Ulama ASEAN yang bernaung di bawah Liga Muslim Dunia (LMD) kembali menegaskan pentingnya persatuan umat Islam di kawasan Asia Tenggara dalam menghadapi berbagai tantangan global.
Forum yang memasuki sesi ketiganya di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, ini menjadi ruang bersama bagi para ulama untuk menyatukan pandangan terkait isu-isu strategis yang dihadapi umat.
Yang Mulia Sekretaris Jenderal LMD, yang juga Ketua Organisasi Ulama Muslim, Syekh Dr. Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa, menyampaikan bahwa forum ini merupakan platform inklusif yang menyatukan suara ulama ASEAN.
Menurutnya, suara kolektif para ulama memiliki posisi penting untuk membimbing umat sekaligus menjawab tantangan zaman.
“Platform ini menyatukan suara para ulama ASEAN dalam isu-isu besar mereka,” tegas Syekh Al-Issa dikutip dari laman resmi LMD di X, Jum’at (28/9/2025).
Menjaga Identitas dan Persatuan Umat
Salah satu poin utama yang ditekankan dalam forum ini adalah pentingnya menjaga identitas Islam umat Muslim di Asia Tenggara. Identitas keislaman tidak hanya menjadi ciri khas religius, tetapi juga fondasi untuk menjaga persatuan dan persaudaraan lintas bangsa.
Forum ini menilai bahwa tanpa penguatan identitas, umat akan mudah terpecah oleh berbagai arus ideologi yang mengancam harmoni sosial dan kebersamaan.
Dengan persatuan identitas, umat Islam di kawasan ASEAN diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa dan kawasan, sekaligus memperkokoh solidaritas global.
Majelis Ulama ASEAN juga menekankan pentingnya menampilkan wajah Islam yang moderat dan seimbang. Moderasi dipandang sebagai jalan tengah yang mampu menolak segala bentuk seruan konflik, ekstremisme, maupun pertikaian sektarian.
Forum ini mengingatkan bahwa seruan perpecahan dapat muncul secara terang-terangan maupun tersembunyi melalui wacana atau praktik yang memecah belah. Oleh karena itu, ulama dituntut menjadi garda terdepan dalam memberikan bimbingan dan pemahaman kepada masyarakat agar tetap berpegang pada nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin.
Melawan Islamofobia dan Ujaran Kebencian
Sesi ketiga Majelis Ulama ASEAN juga membahas upaya menghadapi fenomena Islamofobia yang masih berkembang di berbagai belahan dunia.
Forum ini mengajak para ulama untuk mengoordinasikan sikap dan langkah bersama menghadapi praktik diskriminasi dan ujaran kebencian terhadap umat Islam.
Namun lebih dari itu, forum menekankan pentingnya memperkuat aliansi dengan penganut agama lain dan berbagai komunitas budaya.
Pendekatan ini diyakini mampu melawan ujaran kebencian secara lebih luas, apa pun identitas dan dalih yang digunakan. Dengan membangun persahabatan antarbangsa, umat Islam dapat menunjukkan komitmennya terhadap perdamaian dan keadilan universal.
Majelis Ulama ASEAN, dengan dukungan Liga Muslim Dunia, menegaskan bahwa tantangan global hanya dapat diatasi melalui aliansi peradaban. Persahabatan antarbangsa yang dibangun atas dasar kepercayaan, saling menghormati, dan kerja sama, akan memperkuat solidaritas lintas budaya.
Syekh Al-Issa menegaskan bahwa umat Islam di Asia Tenggara memiliki potensi besar untuk berperan aktif dalam memperkuat aliansi ini. Dengan populasi yang signifikan dan tradisi keberagamaan yang kuat, umat Islam ASEAN dapat menjadi teladan dalam merawat persaudaraan lintas agama dan bangsa.