NASIONAL.NEWS (Jakarta) — Musyawarah Nasional (Munas) VI Muslimat Hidayatullah (Mushida) yang mengusung tema “Meneguhkan Peran Muslimah dalam Membangun Ketahanan Keluarga Menuju Indonesia Emas” resmi dibuka di Gedung DPR RI Jakarta, pada Kamis (27/11/2025).
Acara ini dibuka oleh Staf Khusus Menteri Bidang Perlindungan Perempuan, Hj. Ariza Agustina, S.E., M.Si., yang hadir mewakili Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Republik Indonesia, Hj. Arifatul Choiri Fauzi.
Dalam sambutan tertulisnya, Arifatul menekankan fungsi strategis Munas Mushida sebagai forum pengambilan keputusan penting yang menentukan arah gerak organisasi. Ia menegaskan bahwa Mushida memegang peranan signifikan dalam memperkuat ketahanan keluarga dan pemberdayaan perempuan Indonesia.
Arifatul mengawali pesannya dengan menyoroti makna Munas sebagai forum konsolidasi besar organisasi. Ia menjelaskan bahwa pertemuan ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan ruang evaluasi komprehensif terhadap capaian program dan kebijakan Mushida dari seluruh wilayah Indonesia.
“Sebagaimana forum pengambilan keputusan penting pada banyak organisasi, forum Musyawarah Nasional yang strategis ini memungkinkan para pimpinan organisasi Muslimat Hidayatullah dari berbagai wilayah di Indonesia untuk menyelenggarakan konsolidasi nasional, serta melakukan evaluasi atas kinerja organisasi termasuk kebijakan, program dan kegiatannya,” katanya.
Kesinambungan Visi Keumatan
Lebih jauh, Arifatul menjelaskan bahwa Munas Mushida menjadi ruang lahirnya arah kepemimpinan baru. Pemilihan pemimpin, menurutnya, adalah bagian fundamental dari keberlangsungan organisasi karena berkaitan langsung dengan kesinambungan visi dan daya dorong program keummatan yang dijalankan.
“Sebagai forum untuk memilih pemimpin dan kepengurusan organisasi yang baru, forum Munas lazimnya juga menyiapkan rencana kerja yang mengarahkan organisasi Muslimat Hidayatullah dalam gerak dan langkahnya hingga kepemimpinan berikutnya,” katanya.
Selain menyangkut kepemimpinan, Arifatul menggarisbawahi bahwa Mushida adalah mitra penting negara dalam pemajuan isu perempuan, anak, dan ketahanan keluarga—tiga sektor strategis yang berkaitan dengan masa depan bangsa.
“Sebagaimana komitmen Muslimat Hidayatullah untuk berkontribusi bagi pembangunan bangsa, khususnya pada isu ketahanan keluarga, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, maka pada forum Musyawarah Nasional VI ini komitmen tersebut dapat diperkuat lagi,” katanya.
Dalam konteks ketahanan keluarga, Arifatul menjelaskan bahwa keluarga memegang peranan vital sebagai unit sosial terkecil yang menentukan kualitas bangsa.
Ketahanan keluarga, jelasnya, tidak hanya berbicara tentang kemampuan finansial, tetapi juga kestabilan emosi, pendidikan karakter, serta keharmonisan relasi antaranggota keluarga. Ia menekankan bahwa keluarga yang kuat akan membentuk fondasi ketahanan nasional yang kokoh.
“Ketahanan keluarga sebagai kemampuan keluarga untuk bertahan dan berkembang melalui pemenuhan berbagai kebutuhan dasar, fisik dan non-fisik, anggota keluarganya adalah fondasi ketahanan nasional,” imbuhnya.
Perkokoh Peran Perempuan
Arifatul menegaskan bahwa peran Mushida sangat relevan dalam menguatkan pondasi tersebut. Melalui pendidikan, pemberdayaan, dan pendampingan di tengah masyarakat, Mushida turut memperkokoh peran perempuan sebagai pilar keluarga dan masyarakat.
Ia juga menegaskan pentingnya kualitas kepemimpinan yang lahir dari Munas VI serta menjadi momentum memperkuat kontribusi perempuan Muslim Indonesia dalam pembangunan nasional.
“Selamat ber-Munas semoga terpilih yang terbaik sebagai pimpinan dengan dukungan tim-nya dan rencana kerja yang berkontribusi positif terhadap pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Dan, semoga yang dilakukan hari ini menjadi amal soleh kita,” tandasnya.








