NASIONAL.NEWS (Jakarta) — Kapoksi Komisi V DPR RI, Danang Wicaksana Sulistya menegaskan upaya percepatan penanganan bencana di wilayah Sumatera dalam beberapa hari terakhir menuntut koordinasi lintas sektor yang intensif.
Kompleksitas geografis kawasan Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, serta tingginya tingkat kerentanan bencana hidrometeorologi, menempatkan pemerintah pusat dan daerah pada situasi yang memerlukan respons cepat, terukur, dan terintegrasi.
Danang menyampaikan bahwa ia saat ini terus proaktif berkomunikasi dengan seluruh mitra terkait guna mempercepat langkah penanganan bencana di Sumatera.
Dalam keterangannya di Jakarta, ia menegaskan bahwa komunikasi intensif merupakan instrumen penting dalam mempercepat berbagai proses teknis, baik terkait mobilisasi logistik maupun evakuasi korban.
“Komunikasi kami dengan pemerintah daerah terkait penambahan penerbangan perintis untuk proses evakuasi dan memudahkan distribusi logistik. Alhamdulillah, direspon cepat oleh Pak Menteri,” ujar Danang Wicaksana dalam keterangannya diterima media ini, Senin (1/12/2025).
Ia menegaskan bahwa Komisi V DPR RI meminta kementerian dan lembaga terkait, yakni Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP), serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), untuk bergerak cepat menangani dampak bencana.
Koordinasi tersebut, menurutnya, menjadi bagian dari komitmen negara dalam memastikan keselamatan masyarakat serta memastikan seluruh bantuan dapat disalurkan secara tepat waktu.
Terjunkan Alat Berat
Dalam perkembangan penanganan bencana di lapangan, Danang Wicaksana memberikan apresiasi terhadap Kementerian Pekerjaan Umum yang telah menerjunkan alat berat sebagai respons awal membuka jalur yang sebelumnya terisolasi akibat dampak bencana.
Ia menilai bahwa kesiapan alat berat menjadi faktor krusial karena jalur darat memegang peran penting dalam mendukung kelancaran distribusi logistik dan mobilisasi tim evakuasi.
“Yang terpenting saat ini adalah keselamatan masyarakat dan kelancaran bantuan. Negara harus hadir, dan hari ini negara telah hadir melalui Kemenhub, Kemen PU dan sejumlah stakeholder terkait,” jelasnya.
Selain itu, peran BNPP menjadi amat penting dalam proses evakuasi dan pencarian korban. Dengan karakteristik bencana di Sumatera yang sering kali mencakup curah hujan ekstrem, longsor, terganggunya jaringan transportasi, serta kerusakan infrastruktur, mobilisasi tim penyelamat memiliki tingkat urgensi yang tinggi.
Danang Wicaksana menekankan bahwa seluruh lembaga harus bergerak dalam kerangka koordinasi terpadu agar setiap langkah dapat memberikan dampak langsung bagi masyarakat terdampak.
Dukungan Modifikasi Cuaca
Ia juga menyoroti peran BMKG, khususnya dukungan modifikasi cuaca dalam situasi bencana. Menurutnya, kondisi cuaca yang sulit diprediksi berimplikasi pada terhambatnya distribusi logistik dan upaya evakuasi.
Karena itu, terangnya, kehadiran BMKG dalam melakukan modifikasi cuaca dinilai sangat membantu dalam menciptakan kondisi yang lebih memungkinkan bagi tim di lapangan untuk bergerak.
“Modifikasi cuaca sangat diperlukan agar mempermudah distribusi logistik hingga proses evakuasi,” terang Danang Wicaksana.
Sebagai bagian dari penguatan koordinasi nasional, Danang kembali mengingatkan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menghadapi situasi yang terus berkembang di wilayah Sumatera.
Ia menegaskan bahwa percepatan mitigasi tidak hanya bergantung pada satu institusi, melainkan pada sinergi antara kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan seluruh unsur terkait.
“Semoga ikhtiar dan peran kita semua bisa membantu percepatan mitigasi untuk meringankan beban korban yang terdampak di Sumatera,” ujarnya.








