NGAWI – Suasana di TK Yaa Bunayya Ngawi, Jawa Timur, sore itu terlihat ramai. Puluhan anak usia dini bersama ayah dan bundanya lalu lalang memasuki halaman sekolah. Sore itu KB-TK Yaa Bunayya Ngawi mengadakan kegiatan kajian parenting sekaligus buka puasa bersama, Jum’at (22/4/2022).
Kegiatan yang berlangsung di gedung pendidikan KB-TK Yaa Bunayya Ngawi ini dihadiri oleh 80 peserta dari para murid, wali murid dan guru.
Menurut ketua penyelenggara, Dewi Winarni, kegiatan ini merupakan langkah awal yang diadakan setelah lama tidak melaksanan kegiatan bersama wali murid karena pandemi.
“Acara sore ini sebagai langkah awal untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya agar lebih bervariatif dan bisa terlaksana setelah lama vakum karena pandemi.” Ujar Dewi saat ditemui di sela-sela kegiatan.
Menurut Dewi, kegiatan ini bertujuan untuk menjalin hubungan yang semakin harmonis antara sekolah dan orang tua murid.
“Untuk mengikat ukhuwah antara sekolah dan keluarga serta untuk membangun sinergi melalui kesamaan visi dan misi sesuai slogan lembaga Mendidik dengan Cinta dan Kasih Sayang,” terang ustadzah kelahiran Jogorogo, Ngawi ini.
Selan itu, menurutnya kegiatan ini juga sebagai media memberikan momen kegembiraan bagi anak di dalam bulan Ramadhan.
“Semoga kegiatan ini bisa memberikan moment kegembiraan bagi anak-anak, merasakan nikmatnya berbuka puasa bersama teman-teman,” tandas wanita anggun ini.
Kegiatan berlangsung diawali dengan penampilan anak didik KB-TK Yaa Bunayya membacakan hafalan surah Luqman ayat 13 dan hafalan surat – surat pendek. Dilanjutkan kajian parenting yang disampaikan oleh Ustadz Galih Pratama Yoga.
Galih menuturkan bahwa dalam mendidik anak diperlukan keteladanan, contoh yang baik dan juga kasih sayang.
“Mendidik anak tidak bisa sekedar kita menyuruh saja. Perlu ada contoh dan keteladanan dari kita sebagai orang tua. Selain itu kedekatan emosional dan kasih sayang juga penting untuk tumbuh kembang karakter mereka,” kata Ustadz Galih dalam sesi kajian parenting.
Lebih lanjut, Ustadz Galih menyampaikan bahwa anak adalah cerminan dari orang tua. Apa yang dilihat anak dari orang tuanya itulah yang anak tiru.
Ustadz Galih menambahkan, anak adalah peniru yang ulung, anak adalah cerminan dari diri kita sebagai orang tua. Maka kita harus berhati-hati bersikap di depan anak.
“Semoga kita dimudahkan menjadi orang tua yang sholih untuk menghasilkan anak yang sholih. Sholihkan diri kita dulu, in sya Allaah kita akan dikaruniai anak yang sholih,” pungkas ustadz muda ini dalam akhir acara sore itu.*/Gama Abdullah