DEPOK – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Hidayatullah menggelar Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana Strata Satu (S1) Manajemen dan Akuntansi Angkatan VIII Tahun 2022 di Aula Gedung Sekolah Pemimpin, Jalan Kalimulya, Kebon Duren, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (04/06/2023).
Sebagaimana wisuda tahun tahun sebelumnya, sarjana alumni STIE Hidayatullah Depok langsung diserap bursa kerja.
“Hari Selasa 7 Juni akan dilakukan penugasan sarjana STIE Hidayatullah yang akan dihadiri Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah IV Pak Samsuri dan ekonom Pak Hendri Tanjung,” kata Wakil Ketua III Bagian kemahasiswaan STIE Hidayatullah, Rasfiuddin Sabaruddin, SSy, MIRK, saat dikonfirmasi, Senin (6/6/2022).
Dengan program beasiswa ikatan dinas yang digulirkannya, STIE Hidayatullah menjadi diantara pelopor penyelenggara pendidikan perguruan tinggi yang lulusannya langsung diserap bursa kerja pasca wisuda.
Sebanyak 32 wisudawan dan wisudawati Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana Strata Satu (S1) Manajemen dan Akuntansi Angkatan VIII Tahun 2022 STIE Hidayatullah ini sebelumnya menjalani masa Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama kurang lebih 6 tbulan dan sesi pembekalan (mentoring) intensif selama 3 hari sebelum diwisuda.
Dalam kesempatan tersebut, hadir pembina Pondok Pesantren Hidayatullah Depok KH. Abu A’la Abdullah, M.HI dan jajaran, Ketua Yayasan Hidayatullah Depok Ust Lalu Mabrul, Ketua Senat STIE Hidayatullah Depok Dr. Dudung Amadung Abdullah, Ketua STIE Hidayatullah Muhammad Saddam, SE., M.Ak dan jajarannya, para wisudawan dan wisudawati, dan undangan, tokoh agama dan masyarakat.
Direktur dan Kaprodi Pasca Sarjana Universitas Pamulang, Dr. Ir. H. Sarwani MT. MM, yang didapuk menyampaikan pidato ilmiah bertajuk “Membangun Paradigma Manajemen Digital di Era Society 5.0”, memberikan ucapan selamat dan sukses kepada para wisudawan dan wisudawati yang telah diwisuda.
Sarwani mengatakan, kelulusan yang ditandai dengan sidang senat terbuka ini adalah awal dari perjalanan karir selanjutnya sebagai sarjana.
“Semoga karir yang Saudara tekuni nanti dapat memenuhi cita-cita orang tua Saudara dan dapat mensejahterakan, keluarga, masyarakat dan rakyat Indonesia pada umumnya, melalui karya dan pekerjaan Saudara sekalian,” kata Sarwani.
Dia mengimbuhkan, manusia dewasa ini nampak tidak bisa hidup tanpa teknologi dimana ia telah sudah masuk dalam dataran budaya manusia secara substansial. Namun, menjadi ironi, tatkala manusia menciptakan teknologi dengan kemajuan yang sangat pesat etapi disaat yang sama humanisme mulai tereduksi.
Disadari bahwa teknologi telah menciptakan konstruksi sosial, konstruksi ekonomi dan konstruksi pendidikan, maka menurut Sarwani, diperlukan penanganan atau manajemen digital secara tepat, terarah dan terukur, sehingga pada gilirannya kita tidak di-drive oleh teknologi namun kitalah sebagai pencipta teknologi yang akan mengendalikan teknologi.
“Kecerdasan itu, bukan berarti mengetahui banyak hal. Karena kecerdasan itu bukan hanya bertumpu pada banyaknya informasi. Namun juga bertumpu pada penilaian, yaitu sebuah sikap bagaimana seluruh informasi seharusnya dikumpulkan dan digunakan. Dengan demikian manajemen digital adalah sebuah kemestian bagi perkembangan sosial, ekonomi dan pendidikan dalam sebuah ekosistem,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STIE Hidayatullah Dr. H. Nurjaya, MM yang menyampaikan orasi ilmiah kedua dengan topik Percepatan Mahasiswa Menuju Human Capital dalam Pemulihan dan Penguatan Ekonomi Pasca Covid, menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Menurut Nurjaya, mahasiswa harus dibekali dengan pengetahuan sekaligus praktik atau keterampilan dan tindakan kerja yang menghasilkan pengalaman melalui materi entrepreneurship.
“Metode pengajaran di perguruan tinggi yang selalu diselipi nilai-nilai kemandirian dan praktiknya pada setiap mata kuliah akan memproses mahasiswa memiliki jiwa mandiri, mental berusaha, dan jiwa entrepreneur,” katanya.
Kuliah itu, lanjut Nurjaya, hanya menjadikan mahasiswa berpikir kritis, runtut, sistematis, luas wawasan, ketrampilan, pengalaman dan sebagainya. Sedangkan paska kuliah akan bekerja sebagai apa dan dimana itu sangat berkolerasi dengan kompetensinya.
“Sekali lagi digarisbawahi, pendidikan dan pengajaran kompetensi sudah urgent sifatnya,” ujar dia.
Nurjaya menambahkan, setelah kepemilikan kompetensi sumber daya manusia secara komprehensif maka saatnya mewujudkannya sebagai humat capital, yaitu sumber daya manusia yang memiliki produktivitas. Oleh karena itu, tegasnya, kreativitas dan inovasi menjadi kemestian.
Menurut Nurjaya, kondisi dewasa ini menuntut pola pendidikan yang berbeda dimana mahasiswa sebagai human liability dipenuhi dengan beragam kewajiban rutin seperti membuat tugas UTS, UAS, makalah, paper, skripsi, presentasi dan lain-lain yang akhirnya membelenggu pada stagnansi intellectual quotient saja.
Padahal, terang dia, kompetensi sumber daya manusia selain kompetensi di bidang pengetahuan juga ada skill competence, experience competence dan attitude competence.
“Sedangkan dilihat dari aspek kecerdasannya, mahasiswa tidak boleh hanya berhenti pada intellectual quotient saja, namun juga spiritual quotient, emosional quotient dan sebagainya,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, Nurjaya menekankan perlunya mahasiswa sebagai human liability juga didorong ke arah terbentuknya human asset, yaitu kepemilikan kekayaan (baca: kompetensi) baik berwujud ataupun tak berwujud (tangible/ intangible), yang memiliki nilai yang akan bermanfaat bagi umat, kampus, keluarga, masyarakat, agama, nusa, dan bangsa.
“Pada gilirannya itu semua akan menstimulan terjadinya pemulihan dan penguatan ekonomi baik skala mikro mahasiswa dan lingkungannya dan secara makro nasional karena digerakkan secara massif pada semua mahasiswa perguruan tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidatullah Depok,” tutupnya.
Salah seorang wisudawan, Alamsyah Jilpi, S.M, mengutarakan ucapan terimakasih dan apresiasi yang tinggi kepada segenap civitas akademika STIE Hidayatullah terutama para dosen yang telah membimbingnya hingga dapat sampai pada tahapan ini.
“Alhamdulillah kami ucapkan banyak terimakasih kepada para guru kami, tentunya kami tidak akan sampai ke tahap ini jikalau bukan bimbingan dari guru, keluarga, dan orang-orang tercinta,” kata Alamsyah.
Sarjana yang aktif bergiat dalam kegiatan sosial kesehatan dan literasi semasa kuliah ini menaruh harapan semoga apa yang telah didapatkan selama ini dapat diimplementasikan dalam alam realita.
“Selanjutnya kami akan berlabuh ke universitas selanjutnya, yaitu universitas penugasan yang disana kami akan menemui universitas perjuangan yang sesungguhnya,” tandasnya.*/Anchal