Anies, Ganjar, Prabowo, Mana Capres Terbaik?

capres mana pilihan rakyat

HARUS kita akui, bahwa Anies Rasyid Baswedan, Ganjar Pranowo, maupun Prabowo Subianto adalah putra terbaik bangsa.

Namun, kala ketiganya maju sebagai calon presiden, rakyat penting untuk memberikan penilaian. Bukan dalam rangka menghakimi, tetapi sebagai upaya menilai sosok yang tepat, yang paling mungkin membawa kebaikan bagi kelangsungan hidup rakyat Indonesia.

Bacaan Lainnya

Siapa itu, kita semua punya hak memilih. Dan, tentu saja itu kita hargai, karena masing-masing pasti berdasarkan pada “subjektivitas” masing-masing dengan data dan informasi yang dimiliki.

Dua Alasan

Ada dua alasan utama mengapa langkah ini penting.

Pertama, Indonesia seakan tunduk pada kepentingan global daripada berupaya sungguh-sungguh membela kepentingan rakyat.

Perhatikan saja data orang miskin di Indonesia, 78 tahun merdeka, angkanya cenderung berkurang, namun tidak benar-benar signifikan.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) R Nunung Nuryartono mengatakan, jika diuraikan angka kemiskinan ekstrem sekitar 3,3 juta di seluruh wilayah Indonesia.

Pemerintah bukan tidak berupaya, bahkan sangat menghendaki penurunan angka kemiskinan ekstrem itu. Akan tetapi dalam sisi yang lain, lahirnya beberapa UU yang kontroversi, seperti UU Cipta Kerja, UU KPK, dan UU Kesehatan boleh jadi menghambat upaya pemerintah sendiri dalam mengentaskan kemiskinan di negeri ini.

Jadi kita butuh pemimpin yang sadar bahwa merdeka itu bukan tidak adanya Belanda di negeri ini. Tetapi juga benar-benar memuliakan rakyat sendiri secara komprehensif.

Bukan parsial, yang seakan-akan bangsa ini akan maju dan sejahtera hanya kalau ada program sosial. Sementara kebijakan lain, justru membonsai keleluasaan rakyat untuk maju secara ekonomi.

Kedua, kita berharap presiden yang akan datang, yang akan dihasilkan dari Pilpres 2024 memiliki sikap negarawan dan progresif dalam memajukan rakyat.

Tidak menjadikan kekuasaan sebagai alat membungkam rakyat atau pun pihak oposisi. Dan, secara langsung mendorong kesejahteraan rakyat melalui hadirnya kebijakan yang pro terhadap kebahagiaan hidup rakyat Indonesia.

Pemimpin yang memiliki kesadaran itu akan mampu menyulam kemajuan rakyat secara konkret. Karena ia tidak akan disibukkan oleh isu saling serang statement, tetapi sibuk dalam produktivitas yang benar-benar rakyat perlukan.

Cegah Perpecahan

Politik, setidaknya hingga 2019 telah menjadi ruang yang menjadikan sebagian rakyat terbelah dan rentan perpecahan. Namun, pada 2024, suasana baru harus kita hadirkan, yakni pemilu yang sejuk dan tetap bersaudara, bahkan bersatu.

Capres yang ada, hadir karena dua kepentingan besar dalam politik. Pertama, partai politik ingin memenangkan pemilu. Kedua, capres sendiri ingin melakukan perubahan besar dengan berhasil menjadi presiden.

Dalam upaya itu, maka partai yang tergabung dalam koalisi akan berupaya “memarketingkan” capresnya masing-masing. Dan, sebagai sebuah sajian dalam politik, maka kita sebagai rakyat cukup menyikapi secara rasional, tidak perlu emosional.

Artinya, perbanyak informasi, referensi, bahkan data, bagaimana sebenarnya capres yang ada. Kemudian pastikan pilihan benar-benar valid berdasarkan kebutuhan Indonesia maju.

Jika ini bisa kita lakukan, maka perpecahan dalam politik, tidak akan terjadi. Berbeda, hal biasa saja. Dan, berbeda dalam hal politik tak perlu merisaukan persaudaraan dan merusak persatuan.

Jadilah insan merdeka, yang tidak lagi mudah diperbudak kepentingan destruktif dalam politik yang membuat kita sibuk dalam ring adu domba yang melelahkan.*

EDITORIAL NASIONAL.NEWS

Pos terkait