JARUM jam sudah menunjukkan pukul 23:45 WIB ketika Puji Asmoro menepikan motornya di Gang Kembang, Kalimulya, Depok, Jawa Barat. Tengah malam itu dia baru tiba di kontrakannya. Seharian dia di Ciputat, Tangerang.
Motor butut pinjaman itu ia dimasukkan ke ruang tamu. Malam sudah larut. Mahasiswa jurusan Matematika semester akhir ini harus beristirahat karena esoknya ada jadwal pertemuan dengan dosen pembimbing di kampus.
Hunian sederhana tanpa kamar itu ia sewa dan tinggali bersama dengan seorang rekannya. Mereka sama sama mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.
Puji acapkali harus bolak balik Depok – Ciputat. Sebagai mahasiswa, ia bertekad untuk selalu mengikuti setiap mata kuliah tepat waktu di kampusnya yang berlokasi di Ciputat itu.
Di sisi lain, Puji juga rutin bertugas memantau kegiatan Pesmadai. Pesmadai Ciputat menempati sebuah rumah kontrakan beralamat di Jl. Legoso Raya No.66, Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur. Selain sebagai asrama, rumah ini sekaligus sentra pendidikan Al Qur’an bagi warga sekitar yang diasuh oleh mahasiswa Pesmadai.
“Rumah ini dikontrak dan biaya yang cukup besar. Karena itu, kami berharap kedepannya ada asrama tetap yang tidak perlu pindah pindah sehingga mahasantri bisa lebih fokus belajar dan mengabdi di masyarakat,” kata Puji yang juga relawan Pesantren Mahasiswa Dai (Pesmadai) bagian kemediaan.
Kini Puji juga melatih diri untuk mengembangkan kapasitasnya sebagai anak muda. Disela jadwal kuliah, dia menjadi tenaga guru magang Matematika di salah satu sekolah swasta di Depok.
Karena kesibukan tersebut, ia harus cermat mengatur waktu, termasuk dalam memilih tempo kapan harus membelah jalanan agar terhindar dari kemacetan yang tidak perlu. Pada jam sibuk, rute Depok – Ciputat memang tak jarang lumpuh karena tumpahnya kendaraan.
“Alhamdulillah, melalui Pesmadai saya bisa kuliah sampil memperbaiki bacaan Al Qur’an saya dan menghafal walaupun tidak banyak. Disamping itu, saya juga berkesempatan mengembangkan kemampuan sesuai bidang yang saya tekuni di kampus,” kata mahasantri Pesmadai angkatan 5 ini.
Dia berharap, semoga semakin banyak mahasiswa seperti dirinya yang mampu dijangkau oleh Pesmadai, sehingga selalu terbimbing dalam lingkungan yang kondusif untuk menunjang kapasitas mereka sebagai generasi masa depan bangsa.
Mendesak Kebutuhan Asrama
Di kesempatan terpisah, Direktur Pesantren Mahasiswa Dai (Pesmadai), Ust. Ahmad Muzakky, menyampaikan keinginan Pesmadai untuk terus memantapkan komitmennya mewadahi mahasiswa dalam mengembangkan keilmuan Al Qur’an, adab, dan kecakapan bahasa Arab sebagai nilai utama dari otuput yang dihasilkan.
Karena itu, jelas Muzakky, salah satu yang sangat mendesak saat ini adalah pengadaan asrama tetap. Dengan adanya tempat mukim yang tetap, dimungkinkan peserta dapat menjalani program secara lebih sistematis dan intensif.
“Salah satu kebutuhan yang paling mendasar dari terselenggaranya pendidikan santri Pesmadai adalah ketersediaan tempat yang berkelanjutan. Santri Pesantren Mahasiswa Dai Penghafal ini sudah ratusan orang termasuk yang sudah alumni, namun belum memiliki tempat atau lokasi permanen,” kata Muzakky.
Muzakky menyampaikan, Pesmadai terus meneguhkan diri menjadi pesantren mahasiswa yang melahirkan dai daiyah muda. Mereka akan mengabdi di masyarakat sebagai penyuluh Islam dan menebar kebaikan ke berbagai titik untuk menerangi negeri dengan spirit kalam Ilahi.
“Dengan berkontribusi melalui donasi mendukung hadirnya asrama tetap Pesantren Mahasiswa Dai ini, maka Ayah Bunda dan Sahabat Muda telah turut langsung meluaskan tersiarnya kebaikan jariyah dalam menggapai keberkahan mukjizat Al Qur’an,” katanya.
Karena itu, Muzakky mengajak segenap kaum muslimin dan para muhsinin untuk mendukung program wakaf tunai pengadaan Asrama Tetap Pesmadai. Saat ini Pesmadai telah mendapatkan sebidang tanah untuk dibebaskan sebagai cikal bakal lokasi asrama.
Adapun lahan tanah dan rancang bangun tersebut seluas 1.250 m2 dengan harga/meter Rp. 2.800.000 berlokasi di Jalan Keang Risin II, (Sebelah Masjid Namira Pase) Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten. Total biaya yang diperlukan adalah sebesar Rp. 3.500.000.000.
Ayo berwakaf sebagai wujud syukur kepada Allah SWT. Program ini memanggil dermawan dimanapun berada, untuk bergabung bergandeng tangan mewujudkan mimpi santri punya asrama sendiri dan mandiri.
Berdonasi sekarang, klik di sini.