Hidup Bahagia Sepanjang Masa dengan Sifat Qana’ah

hidup bahagia

ADA dua kelompok manusia dalam menjalani kehidupan ini. Kelompok pertama, adalah manusia-manusia yang selalu merasa Kekurangan. Kelompok kedua adalah manusia manusia yang merasa puas atau cukup.

Kelompok pertama ini adalah orang yang sangat mencintai dunia, sehingga ia selalu ingin meraih sebanyak-banyaknya kebahagiaan dunia dan lupa mempersiapkan kehidupan akhiratnya. Kelompok ini adalah kelompok orang-orang yang kufur nikmat.

Kelompok pertama ini lupa bahwa dunia ini merupakan tempat hidup sementara saja. Semua apa yang dimiliki seperti harta, tahta, dan keluarga semuanya akan ditinggalkan, ketika seseorang dipanggil kembali menghadap-Nya.

“Wahai manusia tidakkah kamu malu dengan Allah? Mereka bertanya: “Apa itu ya Rasulullah?”. Rasul menjawab: “Mengumpulkan harta yang tidak akan engkau makan, meng-angan-angan apa yang tidak terlaksana, dan membangun apa yang engkau tidak akan tinggal” (H.R. Al Baihaqi).

Kelompok kedua, yaitu kelompok orang orang yang sejak dini menjaga keseimbangan hidupnya dengan tetap menjaga jarak yang sedekat dekatnya dengan Allah SWT.

Kelompok kedua ini adalah kelompok orang-orang yang selalu bersyukur atas segala nikmat yang diterimanya dari Allah SWT. Kelompok ini dikategorikan masuk ke dalam jajaran orang-orang yang qana’ah.

Orang yang jiwanya bersih, menjaga keseimbangan hidup di dunia dan mengejar kesejahteraan hidup di akerat. Tidak silau dengan gemerlapan dan limpahan harta benda.

“Bukannya kekayaan itu karena banyak harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya ialah kekayaan jiwa” (H.R.Al Bukhari dan Muslim).

Allah berfirman: …..”dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Q.S.Al Thalaq :3).

Qana’ah ialah sikap rela menerima atau merasa cukup dengan apa yang didapat serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kekurangan yang berlebih-berlebihan.

Orang yang mendirikan sikapnya ber-qana’ah adalah orang yang memiliki sikap rela menerima keputusan Allah SWT, yang berlaku bagi dirinya.

Rasulullah bersabda: “Sungguh beruntung orang yang berserah diri, diberi rizki yang memadai (cukup) dan Allah menjadikan dia puas (qana’ah) dengan pemberian itu.” (H.R.Muslim).

Semoga kita termasuk kedalam kelompok orang-orang yang selalu mensyukuri nikmat dan tidak menjerumuskan diri ke dalam kelompok orang-orang yang kufur nikmat.

Mampukah itu kita lakukan? In syaa Allah mampu, dengan jalan dan upaya kita untuk memperkaya jiwa kita dengan satu tekad, qana’ah!. Sikap rela menerima keputusan Allah SWT yang berlaku bagi diri kita.

Kita berharap Allah SWT membimbing kita ke jalan yang lurus, yaitu jalan yang diridhai-Nya dalam segala hal. Aamiin Ya Rabbal’alamiin.

Semoga pula kita dapat mengoptimalkan permata yang ada dalam7 hidup kita yaitu permata kebaikan untuk menghantar kita menjadi insan pilihan dan masuk ke dalam kategori muttaqin (orang yang memiliki ketakwaan). In syaa Allah.

Kebenaran itu sesungguhnya datang dari Allah SWT dan Dialah Yang Maha Benar. Kesalahan merupakan kedhaifan dari penulis. Dan, Kepada-Nya jualah penulis memohon ampunan atas segala kelemahan, kealpaan, dan kesalahan. Semoga. Wallahu’alam Bisshawab.

*) Bambang Subekti Sukardi, penulis adalah pengusaha tinggal di Jakarta

Pos terkait