TANGERANG – Dengan keluangan waktu, energi, dan kekuatan fisik yang dimiliki, generasi muda sejatinya memiliki modal penting untuk dapat berbuat lebih dalam memajukan agama dan bangsa dengan mensyiarkan keagungan ajaran Islam.
Demikian diantara benang merah yang diuraikan oleh Kepala Humas Lembaga Amil Zakat Nasional Baitulmaal Hidayatullah (Laznas BMH) Pusat, Imam Nawawi, saat menjadi narasumber dalam acara edukasi pengembangan diri kepada mahasiswi yang berada di dalam naungan Pesmadai di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Acara berlangsung di asrama Pesmadaiyah, Jum’at (15/12/2023).
Tidak saja zakat, kata Imam, keagungan ajaran Islam melingkupi semua aspek kehidupan umat manusia dan alam semesta. Karena itu, peran generasi muda Islam menjadi amat penting sebagai dai/ daiyah dalam mempromosikan Islam kepada semua.
Dengan sampainya Islam kepada khalayak yang lebih luas yang ditransformasi melalui berbagai platform termasuk melalui media sosial, maka akan semakin kuat gerakan pencerahan untuk penyadaran.
“Perbaikan, perubahan, dan keberhasilan apapun ke arah yang lebih baik selalu mensyaratkan satu hal yang paling mendasar yaitu kesadaran. Kesadaran ini tentu tidak berhenti hanya sampai pada pengetahuan yang mengkristal menjadi teori, tetapi juga harus ada upaya implementasi,” kata Imam.
Namun, dia menegaskan, untuk mengimplementasi pengetahuan ini diperlukan dengan yang namanya komitmen. Karenanya, generasi muda apalagi berstatus mahasiswa, harus aktif berlatih dan menempa diri. Termasuk dalam hal ini kemampuan berdialektika dalam memajukan wacana Islam di kancah global.
“Kalau ada yang cerewet tidak ada apa apa, tinggal cerewetnya itu dikualitaskan untuk agama. Liyuzhhirahu ‘aladdiini kullihi, agar nampak Islam itu unggul,” imbuhnya berpesan.
Imam menyampaikan bahwa mahasiswi harus punya kesadaran akan situasi keumatan, situasi nasional, bahkan situasi global, untuk selanjutnya menjadi unsur dalam membentuk pengembangan diri, sehingga perencanaan dan karakter diri dapat dibentuk sejak dini.
“Problem gangguan mental yang belakangan menyeruak dalam pemberitaan Tanah Air harus juga jadi perhatian,” cetus aktifis dan penulis yang juga aktif berkecimpung di lembaga pemikiran dan pengembangan pemuda Progressive Studies and Empowerment Center (Prospect) ini.
Demikian juga dengan problem kebangsaan lainnya, seperti masalah kemiskinan yang membelit dan menjadi alasan sebagian dari masyarakat putus asa.
“Di sini wawasan tentang pentingnya zakat, infak dan sedekah juga harus dikuasai oleh generasi muda Islam,” sambung Imam.
Atas digelarnya pengajian tersebut, salah satu mahasiswi, Neneng Setianah dari Sumatera Barat menilai bahwa kajian seperti ini penting.
Menurut Neneng, kajian seperti ini penting, mengingatkan akan apa yang harus disiapkan, mulai kedisiplinan, kesadaran untuk berkarya dan memahami Al Quran sebagai sebuah energi dalam menatap masa depan lebih baik.
“Tugas generasi muda memang menyadari bahwa dirinya harus bermanfaat bagi umat, bangsa dan negara,” tutur mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan Pascasarjana di UIN Jakarta itu antusias.
Sementara itu Direktur Pesmadai, Ustadz Ahmad Muzakki menilai sinergi ini harus diperkuat. Ia berharap kolaborasi sinergi antar Pesmadai dan Laznas BMH ini semakin mantap kedepannya.
“Kami berterimakasih kepada BMH yang sinergi dalam gelaran kajian seperti ini. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita semua,” tutupnya.*/Herim