JAKARTA | Memanfaatkan momentum penghujung tahun, Pesantren Mahasiswa Dai (Pesmadai) menggelar acara Refleksi Akhir Tahun yang digelar di Asrama Pesmadai, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu malam (27/12/2023).
Kegiatan yang mengangkat tajuk “Menyongsong 2024 dengan Spirit Entrepreneurship” ini makin terasa istimewa karena dihadiri narasumber spesial pula yaitu dai muda penjelajah negeri Mas Imam Nawawi bersama pengusaha muda Alfitrah Piama.
Hadir pula Direktur Pesmadai Ahmad Muzakky yang memberikan sambutan pengantar. Ia turut dibersamai pengurus lainnya. Tampak pula para mahasiswa dan mahasiswi Pemadai/ Pesmadaiyah.
Imam memulai refleksinya dengan mengatakan bahwa sebelum manusia kenal entrepreneurship yang berbicara tentang mentalitas, kedisiplinan dan visi hidup, Alquran telah menerangkan perihal apa itu untung rugi dalam kehidupan secara lebih mendasar.
“Entrepreneurship secara garis besar menghendaki kita tidak boleh rugi. Namun sejatinya, semua sisi hidup ini kalau timbangan kita bukan Alquran, maka kita akan terjebak pada tijaroh (perniagaan) yang merugi,” cetus Imam.
Imam menerangkan, kata dalam Alquran “rabihat tijarotuhum”, artinya adalah merugi. “Hal itu tidak lain karena mereka menukar iman dengan kekafiran,” ungkapnya sembari menukil Surah Al-Baqarah ayat ke-16.
Oleh sebab itu, kata Imam, mahasiswa yang mau berhasil ia tidak akan menukar waktu luang dengan kemalasan. Dengan kesadaran itu pula, pemuda tak melewati momentum belajar dengan kegiatan yang justru menghambat kemajuan.
Mas Imam, demikian juga ia akrab disapa, memberikan ilustrasi yang bisa dijadikan cara muhasabah perihal apakah diri akan rugi atau beruntung.
“Cek saja, kalau kita punya uang. Apakah uang itu kita belanjakan untuk hal yang membangun kapasitas diri dan kualitas diri. Ataukah uang itu digunakan untuk belanja hal-hal yang justru merusak peluang sukses di masa depan,” jelasnya yang disambut anggukan mendalam peserta.
Acara pada malam yang berakhir hingga pukul 23.00 WIB itu dipungkasi dengan inspirasi entrepreneurship dari Alfitrah Piama.
Alfitrah yang merupakan pengusaha bergerak di sektor industri kreatif busana dan perjalanan ini menekankan pentingnya kemantapan hati menjalani proses.
“Ketika teman teman menggeluti sesuatu yang itu bernilai manfaat untuk masa depan Anda, maka gelutilah dengan sepenuh hati. Tidak cepat menyerah,” kata Alfitrah yang juga menggeluti dunia pendidikan ini.
Alfitrah mengingatkan bahwa hidup adalah proses, sehingga proses dalam kehidupan ini hendaknya dijalani dengan sadar dan sungguh sungguh.
Maka, lanjut dia, nanti akan ada jalan kegembiraan yang Allah Ta’ala berikan dari rangkaian proses yang telah dijalani.
Pada kesempatan tersebut, bos Toko Ummu Maher (TUM) ini juga berbagi cerita bagaimana membangun keluarga dan kekuatan finansial yang efektif di era digital. (ybh/min)