SEJAK sekitar 3 tahun terakhir, saya bergabung dalam komunitas Ikatan Keluarga Diaspora Sulawesi Tengah (IKDST). Sebelumnya, wadah ini bernama Kerukunan Keluarga Sulawesi Tengah (KKST).
Namun, karena beberapa kendala dalam urusan administrasi di Kemenkumham, nama KKST tersebut tak lagi dapat digunakan. Karena itu, dipilihlah nama IKDST.
Banyak hal manfaat yang saya dapatkan dalam komunitas diaspora ini. Apalagi di hari hari seperti sekarang ini, dimana kita tengah menyentuh titik yang sangat penting tentang peran ikatan kebersamaan dan pengelolaan perbedaan dalam konteks kontestasi politik pada Pemilu 2024.
Meskipun masing-masing individu memiliki pilihan politiknya sendiri, membangun ikatan kebersamaan dan menghargai keragaman adalah kunci untuk memperkuat komunitas diaspora dan merawat identitas bangsa.
Disinilah peranan komunitas diaspora menjadi amat penting sebagai forum dialog dan pertukaran ide politik yang konstruktif. Mendorong diskusi terbuka dan saling mendengarkan antar anggota diaspora dapat membantu memahami perspektif yang beragam dan meredakan potensi ketegangan.
Tentu saja organisasi seperti IKDST dapat memainkan peran penting mempromosikan nilai-nilai demokrasi dan partisipasi aktif dalam proses politik serta memfasilitasi dialog dan menjaga kebersamaan di tengah perbedaan politik. Meskipun terdapat perbedaan pandangan politik, tentu penting untuk menghormati hak setiap individu untuk memiliki pendapat dan hak suara mereka.
Bukan saja jejaring, persahabatan, kekeluargaan, dan keterikatan primordial yang semakin kuat, tetapi juga saya mendapatkan semacam ruh ikatan emosional yang lebih dalam berkenaan dengan kepentingan daerah.
Maka, disinilah saya melihat relevansi dan signifikansi mendalam dari peran komunitas diaspora dalam proses pembangunan daerah.
Pada titik inilah, saya kira, dibutuhkan kesamaan visi yang diharmonisasi dengan keberagaman individu dan beraneka perspektif di dalamnya yang akan semakin memperkaya gerakan.
Dalam menawarkan gagasan-gagasan baru, kecerdasan kolaboratif dari individu yang berpencar ke berbagai penjuru dunia dapat menjadi kunci keberhasilan. Keberagaman dalam komunitas diaspora ini, yang seringkali menjadi landasan bagi inovasi, merupakan aset berharga yang mungkin belum sepenuhnya tergarap.
Pentingnya kolaborasi lintas batas tidak dapat diabaikan. Ketika kita menyaksikan pertemuan dan perpaduan budaya dari diaspora yang kaya, kita menyadari bahwa keragaman ini tidak hanya sekadar dekorasi, tetapi fondasi dari sebuah pembangunan yang inklusif.
Masing-masing individu dalam komunitas diaspora, dengan latar belakang dan perspektif unik mereka, akan membentuk mozaik dinamis pembangunan yang mewakili kekayaan batin daerah.
Dalam menyuarakan peran krusial komunitas diaspora, kita dapat mengeksplorasi secara lebih mendalam dampak positif yang dapat dihasilkan. Keahlian, pengetahuan, dan jaringan global yang dimiliki oleh diaspora merupakan modal sosial yang dapat mendukung pembangunan berkelanjutan.
Peran agen perubahan ini bukan hanya sebatas tampilan simbolik, tetapi merupakan kekuatan yang dapat mendorong inovasi dan pertumbuhan substantif.
Sebagai masyarakat yang semakin terkoneksi, kita tidak dapat mengabaikan potensi luar biasa yang muncul dari kerja sama antarwilayah. Oleh karena itu, berkenaan dengan hal itu, komunitas diaspora menjadi katalisator, menerangi jalan untuk pemahaman saling menghargai dan kerjasama yang melampaui batas-batas geografis.
Inilah saya kira esensi sejati dari kemajuan, di mana kontribusi beragam individu menciptakan harmoni yang memperkaya kehidupan bersama demi untuk kemajuan daerah di mana kita berasal.
Saat kita merenungkan tentang pentingnya komunitas diaspora dalam membangun daerah, mari kita bangun kesadaran akan potensi yang belum terwujud. Gagasan, energi, dan semangat dari para perantau dapat menjadi sumber kekuatan yang mendorong kita menuju masa depan yang lebih baik.
Dengan menggali potensi ini secara bersama-sama, kita membuka lembaran baru dalam sejarah pembangunan, di mana keberagaman dihargai dan dijadikan kekuatan yang merajut keberlanjutan dan kemakmuran bersama.
IKDST Membangun Daerah
Sebagai salah satu komunitas diaspora, IKDST sesungguhnya memiliki peran yang sangat penting dalam membangun daerah dan memantapkan peran Ikatan Keluarga Diaspora Sulawesi Tengah sebagai wadah bagi warga Sulawesi Tengah yang tinggal di luar daerah atau bahkan di luar negeri.
Peran signifikan IKDST tidak saja sebagai wadah untuk memperkuat rasa solidaritas dan kebersamaan antara anggota diaspora dan mempertahankan serta memperkuat identitas serta warisan budaya daerah asal, melainkan juga secara ekonomis dapat terlibat dalam proyek-proyek pembangunan seperti dengan mempromosikan destinasi wisata daerah guna membantu meningkatkan minat investasi dan pariwisata.
Disamping itu, IKDST dapat mendukung perkembangan inovasi lokal dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Sulawesi Tengah yang mencakup bidang teknologi, seni, dan industri kreatif.
Demikian pula peran komunitas diaspora dalam menghadapi tantangan sosial atau bencana alam. Misalnya, IKDST dapat memberikan dukungan sosial dan kemanusiaan melalui penggalangan dana, distribusi bantuan, atau penyediaan sumber daya untuk membantu masyarakat yang terdampak.
Bahkan, lebih jauh. dalam lanskap internasional, IKDST dapat membangun dan memperluas jaringan diplomatik dan hubungan internasional untuk mendukung pembangunan daerah.
Upaya relasi global ini dapat melibatkan kerjasama dengan komunitas diaspora dari daerah lain, organisasi internasional, atau pemerintah asing yang tertarik untuk berkontribusi pada pembangunan Sulawesi Tengah.
Akhir kata, melalui peran aktif dan kolaboratif komunitas diaspora IKDST yang menjunjung tinggi visi komunitas yang Profesional, Integratif, Transparan, Adaptif, dan Responsif (PINTAR), maka kita berharap dapat tercipta sinergi yang positif antara individu dan daerah asal, serta memberi kontribusi nyata pada pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tengah.
*) Adam Sukiman, penulis edukator Masyarakat Muda Jakarta, asisten peneliti Progressive Studies & Empowerment Center (Prospect) dan warga diaspora Kerukunan Keluarga Sulawesi Tengah (KKST)