Di momen Idul Adha 1445 ini, sukacita menyelimuti Desa Apoho, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Warga dan jamaah Masjid Al Ghufron diliputi kegembiraan luar biasa saat menyaksikan pemotongan hewan qurban di desa mereka, sebuah ritual yang telah lama ditunggu selama lima tahun terakhir.
Pada hari Lebaran, Senin (17/6/2024), suasana penuh keakraban dan kebahagiaan terpancar di sekitar masjid. Hewan qurban dipotong di dekat masjid, menjadi simbol persatuan dan semangat berbagi di antara masyarakat. Bagi sebagian warga Apoho, momen ini terasa kian istimewa karena mereka baru saja memeluk agama Islam.
Salah satu warga, Abdul, mengungkapkan rasa syukur dan harunya atas kembalinya tradisi qurban di desa mereka.
“Sudah lima tahun kami tidak ada pemotongan hewan qurban di kampung ini,” ujarnya dengan penuh emosi. “Kehadiran Laznas BMH membawa hewan qurban dan menyapa mualaf Apoho menjadi momen yang tak terlupakan.”
Ustadz Zuhri, selaku imam Masjid Al Ghufron, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Laznas BMH atas dukungan mereka dalam pengadaan, pendistribusian, dan pemotongan hewan qurban di Desa Apoho.
“Jika tidak ada hewan qurban dari BMH, maka ini bisa jadi ini adalah tahun keenam tidak ada pemotongan di tempat kami,” ungkap Ustadz Zuhri dengan penuh rasa haru.
Muhammad Irwan, Kepala Perwakilan BMH Bengkulu, turut merasakan kebahagiaan yang menyelimuti Dusun Apoho. Ia menyaksikan langsung wajah-wajah warga yang penuh suka cita menerima daging qurban.
“Melihat kegembiraan mereka merupakan hadiah yang tak ternilai bagi kami,” ujar Irwan. “Kami berharap dapat terus berkontribusi dalam menyebarkan semangat berbagi dan memperkuat persaudaraan di desa-desa terpencil seperti Apoho.”
Ritual keagamaan dengan pemotongan hewan qurban di Desa Apoho ini menjadi simbol semangat berbagi dan persatuan di antara masyarakat. Momen ini mengingatkan ktentang pentingnya saling membantu dan bahu-membahu dalam menghadapi berbagai tantangan.
Kehadiran Laznas BMH di Desa Apoho menjadi bukti nyata komitmen mereka dalam membantu masyarakat kurang mampu dan memperkuat ukhuwah Islamiyah. Dedikasi dan kepedulian mereka patut diapresiasi dan diharapkan dapat terus menginspirasi banyak pihak untuk berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Bagi para mualaf di Desa Apoho, momen Idul Adha tahun ini menjadi kenangan tak terlupakan. Mereka merasakan kehangatan dan keramahan dari komunitas Muslim Apoho, serta merasakan langsung makna dan nilai-nilai mulia dari ritual qurban.
Momen ini menjadi pengingat bagi para mualaf bahwa mereka tidak sendiri dalam memeluk agama Islam. Dukungan dan persaudaraan dari komunitas Muslim di sekitar mereka menjadi kekuatan yang memotivasi mereka untuk terus mendalami ajaran Islam dan menjalankan kewajiban mereka dengan penuh keimanan.
Idul Adha di Desa Apoho menjadi bukti nyata bahwa semangat berbagi dan persatuan mampu membawa kebahagiaan bagi banyak orang. Momen ini juga menjadi pengingat tentang pentingnya membantu sesama dan memperkuat ukhuwah Islamiyah.
Semoga kisah inspiratif ini dapat memotivasi kita semua untuk terus berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang lebih harmonis dan penuh kasih sayang. (ksl/lsp)