Ketahui Alasan Anak Remaja Mengalami Gangguan Tidur, Kuat Melek Semalam Suntuk

0
51

Gangguan tidur pada remaja merupakan masalah yang semakin meningkat dan memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan serta prestasi akademis mereka. Di era digital ini, remaja dikelilingi oleh berbagai perangkat elektronik seperti ponsel, tablet, dan laptop. Dengan kemudahan akses ke materi pembelajaran online, remaja menghabiskan banyak waktu di depan layar, baik untuk keperluan akademis maupun hiburan. Akibatnya, mereka rentan terhadap masalah tidur seperti kurang tidur dan insomnia. Artikel ini akan membahas penyebab utama gangguan tidur pada remaja serta memberikan solusi yang efektif untuk mengatasinya.

ist 10 1

Paparan Layar yang Berlebihan

Salah satu penyebab utama gangguan tidur pada remaja adalah paparan layar yang berlebihan. Penggunaan perangkat elektronik untuk jangka waktu yang lama mengurangi fungsi kognitif otak dan menunda transisi ke fase tidur REM (Rapid Eye Movement), yang merupakan bagian terdalam dari siklus tidur kita. Fase ini sangat penting bagi otak untuk beristirahat dan melakukan pemulihan. Selain itu, paparan cahaya biru dari layar menghambat produksi hormon melatonin, yang dikenal sebagai “hormon tidur.” Melatonin mengatur siklus tidur dan bangun tubuh dengan memberikan sinyal untuk rileks dan bersiap tidur. Namun, cahaya biru dari layar mengganggu ritme alami tubuh, sehingga remaja mengalami kesulitan tidur.

Gangguan Pola Tidur

Gangguan pola tidur sering kali disebabkan oleh kebiasaan begadang dan bangun terlalu pagi akibat komitmen sekolah dan aktivitas lainnya. Pola tidur yang terganggu ini mengakibatkan kelelahan, kurangnya minat dalam aktivitas sehari-hari, serta gangguan dalam kemampuan mengambil keputusan. Selain itu, remaja yang mengalami gangguan tidur sering kali merasa gelisah dan mudah marah. Mereka juga berisiko mengalami penurunan berat badan atau sebaliknya, peningkatan berat badan akibat kebiasaan makan berlebihan sebagai kompensasi dari begadang.

Dampak Negatif Gangguan Tidur pada Kesehatan Remaja

Kurang tidur secara langsung mempengaruhi fungsi kognitif remaja, termasuk kemampuan konsentrasi dan daya ingat. Dalam jangka panjang, hal ini dapat berdampak negatif pada performa akademis mereka. Penurunan konsentrasi membuat remaja kesulitan untuk memahami pelajaran, yang pada akhirnya berakibat pada hasil belajar yang kurang memuaskan.

Gangguan tidur juga memiliki dampak negatif pada kesehatan mental dan emosional remaja. Paparan media sosial yang berlebihan sering kali menyebabkan perasaan frustrasi dan agitasi, terutama jika mereka menjadi korban trolling atau komentar negatif. Kurangnya tidur memperburuk kondisi ini, sehingga remaja rentan mengalami stres, kecemasan, dan depresi.

Strategi Efektif Tingkatkan Kualitas Tidur Remaja

Mengurangi waktu yang dihabiskan di depan layar adalah langkah pertama yang paling penting dalam mengatasi gangguan tidur pada remaja. Orang tua harus memastikan bahwa anak-anak mereka tidak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menonton acara di platform OTT, video di YouTube, atau bermain game digital setelah waktu belajar selesai. Penting untuk memperkenalkan sistem “time-out” sebelum tidur, di mana seluruh anggota keluarga, terutama anak-anak, meletakkan perangkat mereka setidaknya dua hingga tiga jam sebelum waktu tidur. Ini memungkinkan melatonin bekerja secara optimal, membantu tubuh merasa mengantuk secara alami.

Olahraga rutin dan tidur selama lebih dari enam jam setiap hari juga sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental remaja. Olahraga membantu melepaskan energi yang berlebihan, sehingga tubuh merasa lebih rileks dan siap untuk tidur. Selain itu, menghindari konsumsi kafein di malam hari adalah langkah penting lainnya, karena kafein dapat mengganggu pola tidur dan membuat remaja sulit tidur.

Yang tidak kalah penting tentu adalah keterlibatan orangtua dalam “mengawasi” anak. Orangtua memiliki peran penting dalam membantu remaja mengelola waktu layar mereka. Dengan menjadi teladan, orangtua dapat menunjukkan pentingnya keseimbangan antara waktu di depan layar dan aktivitas non-digital. Mengajarkan disiplin dalam pola hidup akan membantu remaja mengatasi semua bentuk gangguan tidur. Namun, jika tubuh berhenti memproduksi melatonin dalam jumlah yang cukup atau jika remaja mulai mengalami insomnia kronis, maka bantuan medis mungkin diperlukan.

Mengatasi gangguan tidur pada remaja membutuhkan pendekatan yang komprehensif, yang melibatkan pengurangan waktu layar, olahraga rutin, dan dukungan dari orang tua. Prioritas pada tidur tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik remaja, tetapi juga mendorong gaya hidup yang disiplin dan prestasi akademis yang baik. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, diharapkan remaja kita dapat menikmati kualitas tidur yang lebih baik dan membangun fondasi untuk kehidupan yang bahagia dan sukses. (nas/mks)