NASIONAL.NEWS — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menegaskan arah kebijakan strategis Kemendikdasmen sebagai bagian integral dari pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Visi ini dijabarkan melalui Rencana Strategis (Renstra) 2025–2029 yang mengusung transformasi pendidikan dasar dan menengah yang merata, inklusif, dan berkualitas.
“Arah kebijakan Kemendikdasmen, yakni terwujudnya Pendidikan Berkualitas yang Merata,” ujar Menteri Mu’ti dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI pada Kamis (10/7/2025).
Ia menyebut enam prioritas utama yaitu percepatan wajib belajar 13 tahun, peningkatan kualitas pembelajaran, penguatan pengelolaan tenaga pendidik, tata kelola pendidikan, pendidikan vokasi, serta pelestarian budaya dan karakter bangsa.
Pagu Indikatif Rp33,65 Triliun
Dalam kerangka Rencana Kerja Tahun Anggaran 2026, Kemendikdasmen menerima pagu indikatif sebesar Rp33,65 triliun, sebagaimana tercantum dalam surat bersama Menteri Keuangan dan Menteri PPN.
Anggaran tersebut dialokasikan untuk operasional kementerian, Program Indonesia Pintar (PIP), tunjangan guru non-ASN, revitalisasi satuan pendidikan, serta pendanaan dari BLU dan PNBP.
Namun, mengingat cakupan program yang semakin luas, Kemendikdasmen mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp67,67 triliun.
“Tambahan ini untuk mendukung Program Wajib Belajar 13 Tahun, peningkatan kualitas pengajaran, pembangunan kebahasaan dan kesastraan, pendidikan vokasi, serta reformasi tata kelola,” jelas Mu’ti.
Usulan tambahan ini mencakup pula PIP baru untuk PAUD, peningkatan satuan biaya PIP untuk SD dan SMP, pembukaan UPT di Papua, Atdikbud di Turki, sekolah Indonesia di Tawau, serta renovasi gedung pasca restrukturisasi Kemendikbudristek.
Dalam forum yang sama, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani menyampaikan dukungan penuh.
“Komisi X menyetujui usulan tambahan pagu indikatif RAPBN TA 2026 sebesar Rp. 67.672.952.482,00 dan Rp 3.439.452.797,00,” tegasnya.
Mu’ti menutup pemaparannya dengan pesan penting: “Harapannya supaya pendidikan bukan hanya sektor, tapi fondasi masa depan bangsa.”