Ahmad Ali Resmi Pimpin PSI, Akui Belum Bicara Langsung dengan Surya Paloh

NN Newsroom

Jumat, 26 September 2025

Ketua Harian DPP Partai Solidaritas Indonesia Ahmad Ali bersama Ketua Umum Kaesang Pangarep (Foto: Dok. Facebook Ahmad Ali handle @ahmad.ali.601040)

NASIONAL.NEWS — Dinamika politik nasional kembali bergulir dengan peralihan figur senior dari satu partai ke partai lain. Ketua Harian DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang baru, Ahmad Ali, menegaskan bahwa hingga saat ini dirinya belum menjalin komunikasi langsung dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, usai memutuskan bergabung dengan PSI.

“Belum, saya belum berkomunikasi langsung dengan Pak Surya,” ujarnya kepada wartawan seusai pelantikan di sebuah teater kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025). Diketahui, Ali selama ini dikenal sebagai salah satu kader senior yang dibesarkan oleh Partai NasDem.

Ali resmi dilantik sebagai Ketua Harian DPP PSI periode 2025–2030. Dalam keterangannya, ia menjelaskan alasan meninggalkan NasDem dan memilih jalan baru bersama PSI.

“Ya bagi saya partai PSI ini partai masa depan,” katanya kepada wartawan. Ia menegaskan optimisme bahwa dirinya bisa berkembang di bawah bendera PSI.

Berfoto dengan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep, Ali menulis di akun Facebook miliknya mengaku memilih jalan mendaki dan terjal.

“Saya memilih jalan mendaki dan terjal walau itu tidak nyaman karena jalan yang mendaki akan mengantar kita sampai di puncak, dari pada memilih jalan datar yang nyaman tapi sejauh apa pun kita berjalan tidak akan mengantar kita sampai di puncak,” tulisnya.

Akui Peran Partai Nasdem dan Paloh

Meski demikian, Ali tidak menutup mata bahwa perjalanan politiknya dimulai bersama NasDem.

“Saya nggak boleh menafikan bahwa di situ tempat saya memulai. Saya bisa jadi seperti ini karena Partai NasDem,” ucapnya.

Ia menyebut PSI sebagai “partai harapan ke depan” dan menilai partai tersebut akan bertumbuh lebih baik.

Kepindahan Ali sekaligus menandai gugurnya status keanggotaan di NasDem. Ia menegaskan bahwa aturan organisasi kepartaian tidak memungkinkan seseorang memegang dua keanggotaan.

“Kan dengan saya secara otomatis hari ini menjadi anggota Partai Solidaritas Indonesia, maka keanggotaan saya di partai sebelumnya pasti gugur,” jelasnya.

“Secara administrasi kan seperti itu, karena keanggotaannya nggak boleh ganda,” katanya menambahkan.

Walaupun berpisah jalur politik, Ali tetap menaruh hormat pada Surya Paloh. Ia menegaskan bahwa Paloh tetap dianggap sebagai sosok panutan.

“Beliau hubungannya baik sih. Apapun Pak Surya sampai hari ini hubungan saya baik-baik saja,” katanya. Ia melanjutkan, “Beliau kakak, beliau adalah orang tua saya, beliau adalah guru saya.”

Ali menekankan bahwa perbedaan partai bukan alasan untuk merusak hubungan personal.

“Tapi bahwa kemudian berbeda partai itu kan sesuatu hal yang biasa saja, tidak menjadi alasan untuk memutus silaturahmi. Sampai kapanpun saya akan tetap menetapkan beliau sebagai orang tua dan guru saya,” tegasnya.

Langkah Strategis

Pengamat politik, Mazlis B. Mustafa, menilai pelantikan Ali di PSI menandai langkah strategis partai tersebut untuk memperkuat kepemimpinan nasionalnya.

Dengan pengalaman panjang di NasDem dan panggung politik nasional, menurut Mazlis, kehadiran Ali sebagai modal politik baru bagi PSI dalam membangun jaringan serta memperluas pengaruh di kancah politik Indonesia.

“Langkah ini sekaligus menambah warna dalam konstelasi politik nasional menjelang berbagai agenda penting ke depan,” kata Mazlis.

Dia menambahkan, keputusan Ali untuk bergabung dengan PSI menunjukkan pergeseran dinamika figur politik senior dari partai besar ke partai yang lebih muda dengan harapan membuka ruang pertumbuhan dan upaya mendapat panggung yang lebih luas di tingkat nasional.

TERKAIT LAINNYA