NASIONAL.NEWS — Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menunjukkan ketidaksenangannya terhadap Amazon. Kali ini, kemarahan Trump dipicu oleh laporan yang menyebutkan bahwa Amazon berencana menampilkan biaya tarif impor AS pada halaman produk mereka.
Namun, Amazon dengan tegas membantah laporan tersebut. Menurut juru bicara perusahaan, ide untuk menampilkan biaya tarif hanya sempat dipertimbangkan oleh tim di toko dari kanalnya, Amazon Haul, yang menjual barang-barang dengan harga di bawah $20. Namun, rencana tersebut tidak pernah disetujui atau diimplementasikan.
“Tim yang menjalankan toko Amazon Haul sempat mempertimbangkan ide untuk mencantumkan biaya impor pada produk tertentu. Namun, ini tidak pernah disetujui dan tidak akan terjadi,” ujar juru bicara Amazon.
Meskipun Amazon telah memberikan klarifikasi, Gedung Putih tetap mengecam rencana tersebut. Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyebutnya sebagai tindakan “bermusuhan dan politis.”
Presiden Trump bahkan dilaporkan langsung menelepon pendiri Amazon, Jeff Bezos, untuk menyampaikan keluhannya terkait laporan tersebut.
Latar Belakang Ketegangan
Ketegangan antara Trump dan Amazon bukanlah hal baru. Sebelumnya, Trump telah beberapa kali mengkritik Amazon, termasuk menuduh perusahaan tersebut mendapatkan tarif pos yang tidak adil dari Layanan Pos AS dan tidak membayar pajak yang cukup.
Selain itu, kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh pemerintahan Trump telah menimbulkan dampak luas pada perekonomian AS.
Beberapa perusahaan besar, seperti GM, Electrolux, Adidas, dan HSBC, melaporkan dampak negatif atau merevisi proyeksi keuangan mereka akibat peningkatan tarif dan ketidakpastian ekonomi.
Kebijakan tarif impor yang tinggi memaksa Amazon untuk menyeimbangkan antara menjaga harga tetap rendah dan mendukung penjual lokal di AS. Strategi ini menjadi semakin sulit dengan adanya aturan de minimis $800, yang memungkinkan platform seperti Temu menghindari tarif pada pengiriman individu, sementara penjual tradisional harus menanggung dampak penuhnya.
Beberapa penjual Amazon bahkan mulai menimbun persediaan untuk menghindari dampak tarif yang lebih tinggi di masa depan. Namun, para ahli memperingatkan bahwa strategi ini memiliki risiko tersendiri, seperti biaya penyimpanan dan suku bunga.