Anies Baswedan Dorong Gerakan Kepemudaan Islam Bangun Budaya Kepedulian yang Menular

NN Newsroom

Selasa, 10 Juni 2025

Forum Silaturahmi Pemuda Islam (FOSPI) diterima Anies Baswedan di Jakarta, Selasa, 10 Juni 2025 (Foto: Teddy Sukmana/ nasional.news)

NASIONAL.NEWS — Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, menerima kunjungan silaturrahim dari Forum Silaturahmi Pemuda Islam (FOSPI) Jakarta di Rumah Aksi Bersama, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2025).

Pertemuan ini menjadi ruang diskusi tentang peran strategis pemuda Islam dalam membangun gerakan moral dan sosial di tengah meningkatnya pesimisme sebagian generasi muda terhadap isu-isu keumatan.

Dalam pertemuan tersebut, Anies menekankan pentingnya transformasi budaya kepedulian di kalangan generasi muda. Menurutnya, gerakan kepedulian harus menjadi arus besar yang melibatkan lebih banyak anak muda, bukan hanya segelintir individu aktif.

“Tantangan terbesar aktivis hari ini bukan semata berbuat, tetapi bagaimana menjadikan kepedulian itu menular, membentuk kultur generasi, bukan sebatas perilaku personal,” ujar Anies.

Masalah Stagnasi Gerakan Sosial

Ia menyoroti bahwa stagnasi gerakan sosial dan dakwah di kalangan pemuda kerap disebabkan bukan oleh lingkungan yang apatis, melainkan oleh pendekatan yang belum menyentuh kebutuhan, bahasa, serta gaya hidup generasi baru.

Karena itu, Anies mengajak pemimpin organisasi pemuda untuk mengevaluasi strategi dakwah, advokasi sosial, hingga gerakan literasi.

“Jangan mudah menyalahkan lingkungan. Bisa jadi metode gerakan kita belum kompatibel dengan cara berpikir generasi ini,” tambahnya.

Anies juga menekankan pentingnya keteladanan dari para pemimpin sebagai kunci perubahan kolektif.

Dalam pandangannya, transformasi kepemimpinan tidak cukup dilakukan di tingkat akar rumput semata, melainkan dimulai dari top leader yang mampu memberi contoh langsung dalam keseharian.

Sebagai ilustrasi, Anies membagikan pengalamannya saat menjabat Menteri Pendidikan. Kala itu, meski berhak menggunakan mobil dinas Toyota Camry, ia memilih Kijang Innova. Pilihan sederhana ini secara tak langsung diikuti oleh pejabat di bawahnya.

“Perilaku pemimpin itu menular. Kesederhanaan bisa meruntuhkan budaya konsumtif dan koruptif yang telah lama mengakar di birokrasi,” tegasnya.

Anies mengingatkan pentingnya pemimpin organisasi kepemudaan untuk menampilkan gaya hidup sederhana, anti-materialisme, dan menjauhi simbol konsumtif yang dapat mengaburkan nilai moral perjuangan.

Momentum Refleksi

Ketua FOSPI Jakarta, Muhaimin Abu Kayyis, menyambut baik pesan tersebut. Ia berharap momentum ini dapat menjadi refleksi untuk memperkuat gerakan pemuda Islam Jakarta menghadapi tantangan dakwah, krisis kepemimpinan, serta fragmentasi umat di kalangan generasi muda.

“Gerakan ini butuh keteladanan yang konsisten dari para pemimpin, disertai kreativitas dalam mengubah kepedulian menjadi budaya bersama, bukan hanya semangat pribadi,” jelas Muhaimin.

Muhaimin juga mengusulkan agar diskusi serupa diadakan secara rutin setiap bulan bersama Anies Baswedan sebagai forum berbagi gagasan, solusi, dan penguatan gerakan kepemudaan Islam di Jakarta.

Peserta audiensi lainnya meliputi Muhaimin Abu Kayyis (Pemuda Dewan Da’wah Jakarta), Adam Sukiman (Pemuda Hidayatullah Jakarta), Umar Ahmad Zain (Pemuda Masyumi), April Setiawan (Hima Persis Jakarta), Risky Hardiansyah (MIQA Aqsyanna), Fadhil Ichsani (Prima DMI Jakarta), Barry Ahmad (Pemuda Ittihadiyah), dan Januar Cipta Mulia (Saladin Community).

TERKAIT LAINNYA