DELI SERDANG – Lembaga Amil Zakat Nasional Baitulmaal Hidayatullah (Laznas BMH) menggelar kegiatan orientasi yang diikuti oleh para pengasuh santri dan asrama di Sumatera Utara (Sumut), Aceh, dan Riau.
Ketua Laznas BMH Perwakilan Sumut, Andi Lukman Muthalib BAMS, mengatakan kegiatan senafas dengan agenda pembangunan sumber daya insani bangsa Indonesia sejak dini dengan mendapat perlindungan dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang dalam kepengasuhan yang memadai secara optimal baik fisik, mental, maupun sosial, sebagaimana amanat yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
“Pengasuh adalah unsur penting dalam keberhasilan pesantren mendidik santri menjadi cerdas dan takwa. Menjadi pengasuh butuh berbagai talenta dan skil keterampilan, tuntuan itu selaras dengan semakin bertambahnya jumlah santri,” kata Lukman.
Untuk itu BMH bersama Dewan Pengurus Hidayatullah Wilayah (DPW) Sumatera Utara menggelar Orientasi Kepengasuhan Santri. Kegiatan dilaksanakan di sela acara Rapat Koordinasi Departemen Sosial Hidayatullah Sumut yang bertempat di ruang serbaguna Pesantren Hidayatullah Deli Serdang, Sabtu (10/9/2022).
Hadir sebagai narasumber Ketua Sahabat Anak Indonesia (SAI), Musliadi Raja. Materi disajikan dalam bentuk teori dan simulasi sederhama yang diikuti oleh 26 peserta dari berbagai pesantren di Sumatera Utara, Aceh dan Riau.
Menurut Musliadi, praktik kepengasuhan anak baik di rumah maupun di lembaga pendidikan berasrama (boarding school) seperti pondok pesantren amat dipengaruhi oleh integritas dan kapasitas pengasuh.
Untuk itu, terang dia, aspek ini perlu mendapat perhatian khusus dengan beragam upgrading yang terstuktur, sistematis, dan massif.
“Hal-hal yang sederhana bila terkelola dan terencana dengan baik dan sistematis tentulah akan memberikan dampak perubahan yang nyata dan manfaatnya meluas,” tandas Musliadi.
Lebih lanjut dituturkan Lukman, acara ini diadakan untuk meningkatkan kompetensi pengasuh dalam membina dan mengasuh santri di asrama.
Diharapkan mereka mampu menjadi orang tua bagi santri. Sosok yang hadir saat mereka susah, sedih, terpojok, atau saat menanggung beban berat untuk mendengar curahan hati mereka kemudian mengajaknya bangkit.
Peserta tampak antusias mengikuti kegiatan ini, salah satunya Yudi Irawan. Yudi yang merupakan pengasuh 27 santri asal Pesantren Darul Muttaqin Batubara mengaku senang mengikuti orientasi ini.
“Pengetahuan yang didapatkan dalam kegiatan ini sangat membantu dalam menjalankan tugas kami dalam mengasuh santri. Akan kami terapkan secara bertahap. Terimakasih kepada semua pihak yang sudah turut bantu kegiatan ini,” kata Yudi menandaskan.*/
YANCE BAABDUH