DEPOK — Bulan Ramadhan dengan segala keistimewaannya merupakan momentum yang tepat untuk beralih ke gaya hidup yang lebih sehat. Ahli kesehatan Febi Sukma, S.ST., M.Keb., menyebutkan pentingnya peran ibu dalam membangun keluarga sehat serta menjadikan Ramadhan sebagai momentum perubahan ke arah gaya hidup yang lebih baik.
“Ramadhan merupakan madrasah bagi kita untuk semakin peduli pada kesehatan diri dan lingkungan. Ibu memiliki peran penting dalam memastikan bahwa keluarga tidak hanya menjalankan ibadah dengan khusyuk, tetapi juga tetap sehat dan bugar,” kata Febi Sukma saat menjadi pembicara dalam acara bincang “Ibu Hebat Mengantarkan Keluarga Sehat Menjalankan Ibadah Ramadhan” di Gedung Aula Sekolah Pepimpin (SP) Hidayatullah Depok, pada Ahad (23/2/2025).
Febi Sukma menekankan bahwa Ramadhan bukan sekadar bulan menahan lapar dan dahaga, tetapi juga waktu yang tepat untuk melakukan refleksi diri serta efisiensi dalam berbagai aspek kehidupan.
Ia menyoroti pentingnya peran ibu sebagai manajer rumah tangga dalam mengatur pola konsumsi, menjaga kesehatan keluarga, serta melestarikan lingkungan.
Menurutnya, dampak dari perubahan positif yang dilakukan selama bulan Ramadhan dapat berlangsung hingga 11 bulan berikutnya.
Momentum Perubahan Gaya Hidup
Salah satu isu utama yang dibahas Febi dalam acara ini adalah pentingnya mengurangi konsumsi makanan yang mengandung kadar gula tinggi, mengingat tingginya prevalensi diabetes melitus di Indonesia.
Febi Sukma mengutip data dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan yang menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita diabetes melitus tertinggi kelima di dunia.
Diketahui pada 2021, jumlah penderita mencapai 19,5 juta orang dan diprediksi meningkat menjadi 28,6 juta pada 2045 jika tidak ada tindakan pencegahan yang serius.
“Ramadhan adalah saat yang tepat untuk mengubah kebiasaan konsumsi kita, termasuk mengurangi makanan dan minuman manis. Dengan menerapkan pola makan yang lebih sehat, kita bisa mengurangi risiko penyakit seperti diabetes yang saat ini semakin meningkat di Indonesia,” jelasnya.
Febi juga menyoroti pentingnya mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, ibu dapat menjadi agen perubahan dalam rumah tangga dengan mulai mengadopsi kebiasaan yang lebih ramah lingkungan, seperti membawa tas belanja sendiri, menggunakan wadah makanan yang dapat digunakan kembali, dan mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai.
Dalam hal ini, ia mengutip Al-Qur’an Surah Al-A’raf ayat 56 yang menyerukan agar manusia tidak membuat kerusakan di muka bumi dan senantiasa berbuat kebaikan.
Manajemen Konsumsi selama Ramadhan
Selain pola makan sehat, Febi Sukma juga mengingatkan pentingnya manajemen konsumsi di rumah agar tidak terjadi pemborosan selama bulan Ramadhan.
Febi mengajak para ibu untuk memasak dan makan secukupnya guna menghindari makanan terbuang sia-sia. Disamping itu, ajaran Islam melarang berlebih-lebihan dalam konsumsi makanan termasuk di bulan Ramadhan bertentangan dengan ajaran Islam.
“Rasulullah sendiri berbuka puasa dengan beberapa butir kurma dan air sebelum melaksanakan shalat Magrib. Ini menunjukkan bahwa kesederhanaan adalah kunci utama dalam menjaga pola makan yang sehat,” ungkapnya, seperti dilansir Parentnial (Nasional Dotnews Network).
Di samping itu, Febi menegaskan bahwa olahraga tetap penting dilakukan meskipun sedang menjalankan ibadah puasa. Ia menganjurkan agar umat Islam tetap berolahraga ringan secara rutin, seperti jalan santai atau yoga ringan, guna menjaga kebugaran tubuh.
“Puasa bukan alasan untuk tidak bergerak. Justru, dengan pola olahraga yang tepat dan teratur, tubuh akan tetap bugar dan ibadah bisa dijalankan dengan optimal,” katanya.
Febi Sukma menutup sesi dengan mengajak seluruh peserta untuk menjadikan Ramadhan sebagai ajang introspeksi dan transformasi diri menuju kehidupan yang lebih sehat, lebih peduli terhadap lingkungan, dan lebih berkualitas dalam menjalankan ibadah. (cdi/nas)