JAKARTA – Presiden terpilih Prabowo Subianto sejak 2 hari terakhir ini memanggil sebanyak 103 tokoh dari berbagai latar belakang untuk dipertimbangkan mengisi posisi strategis dalam kabinetnya, mulai dari posisi menteri, wakil menteri, hingga kepala badan.
Panggilan terhadap tokoh-tokoh ini tidak hanya mencakup politisi dari berbagai partai, tetapi juga tokoh sipil, akademisi, serta purnawirawan militer.
Dengan mempertimbangkan beragam latar belakang ini, pengamat politik dari Progressive Studies & Empowerment Center (Prospect), Yacong B. Halike, menilai Prabowo tampaknya berambisi membangun pemerintahan yang berimbang, memperhatikan berbagai kepentingan, dan tetap menjaga arah pembangunan nasional.
Namun, panggilan ini juga tidak lepas dari kritik. Publik mempertanyakan apakah kabinet yang gemuk ini akan efisien, atau justru menjadi beban bagi pemerintahan yang baru, terutama dengan begitu banyaknya tokoh yang dipanggil, dikhawatirkan akan ada friksi di antara para pemangku kepentingan.
“Momentum ini sekaligus menjadi pertaruhan awal seorang Prabowo yang sering dicitrakan sebagai strong leader dalam memastikan bahwa kabinetnya mampu bekerja harmonis tanpa terbebani oleh friksi atau kepentingan partai atau individu,” kata Yacong dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (17/10/2024).
Berpotensi Melemahkan Determinasi Oposisi
Yacong menilai, koalisi gemuk dan kabinet bongsor yang direncanakan Prabowo ini dapat dilihat sebagai upaya untuk merangkul lawan politik dan menciptakan stabilitas politik di dalam negeri. Namun, di sisi lain, dia memandang ini juga bisa dianggap sebagai strategi untuk melemahkan oposisi dengan mengajak tokoh-tokohnya masuk ke dalam pemerintahan.
“Pertanyaannya adalah apakah langkah ini efektif untuk menjaga stabilitas, atau malah berpotensi menghilangkan fungsi determinan dari oposisi yang kritis. Ini yang menarik untuk kita diskusikan,” imbuhnya,
Prabowo, dalam berbagai kesempatan, menyatakan keinginannya untuk membangun kabinet yang solid dan berorientasi pada kinerja. Namun, jelas Yacong, dengan banyaknya tokoh yang berasal dari berbagai latar belakang, tantangan terbesar yang mungkin dihadapi Prabowo adalah bagaimana menyatukan visi dan misi para menteri dan pejabat yang berbeda-beda ini.
Selain itu, ada juga kekhawatiran bahwa kabinet yang terlalu banyak diisi oleh politisi akan memperlambat proses pengambilan keputusan. Yacong menekankan, kabinet yang gemuk dengan banyak menteri dan wakil menteri berisiko meningkatkan birokrasi, yang pada akhirnya bisa memperlambat pelaksanaan program-program pemerintah.
“Disamping itu, pengalaman menunjukkan bahwa kabinet yang terlalu besar berisiko menyebabkan kebingungan dalam pembagian tugas dan tanggung jawab, serta memperpanjang jalur koordinasi antar lembaga. Disinilah tugas berat Prabowo yang harus mampu menjaga kohesi dan harmoni di antara para pembantunya,” katanya.
Justru menurut Yacong tantangan yang amat perlu dipertimbangan Prabowo dalam penyusunan kabinetnya adalah memastikan para pembantunya ini mampu bekerja secara efektif dalam menghadapi tantangan ekonomi dan kecermatan merespon gemuruh global mengenai dinamika geopolitik yang semakin kompleks.
“Stabilitas politik dan efisiensi birokrasi adalah kunci jika Prabowo ingin membawa keberhasilan dalam pemerintahannya, saya kira dia memiliki modal yang cukup untuk memimpin pemerintahan yang solid. Namun, ia perlu menjaga agar kabinet yang diorkestrasinya tidak terlalu terpolarisasi oleh kepentingan politik dan memastikan bahwa kepentingan nasional tetap menjadi prioritas utama,” tandasnya.
Daftar 103 Tokoh yang Dipanggil Prabowo
Berikut adalah daftar lengkap 103 tokoh yang sudah dipanggil oleh Prabowo Subianto sepanjang 2 hari berturut turut, Senin – Selasa (14-15/10/2024), untuk dipertimbangkan dalam kabinetnya, disusun berdasarkan abjad:
- Abdul Kadir Karding (PKB)
- Abdul Mu’ti (Sekum Muhammadiyah)
- Afriansyah Noor (PBB)
- Agus Andrianto (Wakapolri)
- Agus Gumiwang (Golkar)
- Agus Harimurti Yudhoyono (Demokrat, Menteri ATR/Kepala BPN)
- Agus Jabo Priyono (Partai Prima)
- Airlangga Hartarto (Golkar, Menko Perekonomian)
- Ahmad Ridha Sabana (Garuda)
- Ahmad Riza Patria (Gerindra)
- Aminuddin Maruf (TKN Prabowo-Gibran)
- Angga Raka Prabowo (Gerindra)
- Anggito Abimanyu (Akademisi UGM)
- Anis Matta (Gelora)
- Arrmanatha Nasir (Dubes RI untuk PBB)
- Arifatul Khoiri (Profesional)
- Atip Latifulhayat (Guru Besar FH Unpad)
- Bahlil Lahadalia (Golkar, Menteri ESDM)
- Bambang Eko Suhariyanto (Staf Ahli Menhan)
- Bima Arya (PAN)
- Budiman Sudjatmiko (Profesional)
- Budi Arie Setiadi (Menkominfo, Ketum Projo)
- Budi Gunadi Sadikin (Menkes)
- Budi Santoso (Sekjen Kemendag)
- Christina Aryani (Golkar)
- Dahnil Anzar Simanjuntak (Gerindra, Jubir Menhan Prabowo)
- Diaz Hendropriyono (PKPI, Stafsus Presiden Jokowi)
- Diana Kusumastuti (PUPR)
- Didit Herdiawan (Asisten Khusus Menhan)
- Dito Ariotedjo (Golkar, Menpora)
- Dody Hanggodo (Profesional)
- Donny Ermawan Taufanto (Plt Sekjen Kemhan)
- Dony Oskaria (Injourney)
- Dudung Abdurachman (EKS KSAD)
- Dyah Roro Esti (Golkar)
- Dzulfikar Ahmad Tawalla (Muhammadiyah)
- Edward Omar Sharif Hiariej (Eks Wamenkumham)
- Erick Thohir (Menteri BUMN)
- Fadli Zon (Gerindra)
- Fajar Riza Ulhaq (Muhammadiyah)
- Faisol Riza (PKB)
- Fauzan (Eks Rektor UMM)
- Fahri Hamzah (Gelora)
- Giring Ganesha (PSI)
- Gus Ipul/Saefullah Yusuf (PKB, Sekjen PBNU)
- Haikal Hassan Baras (Relawan)
- Hanif Faisol Nurofiq (Dirjen KLHK)
- Hasan Nasbi (Kepala Kantor Komunikasi Publik Presiden Jokowi)
- Helvi Yuni Moraza (Komisaris LEN)
- Herindra (Wamenhan)
- Iftitah Sulaiman (Demokrat)
- Immanuel Ebenezer (Relawan)
- Irfan Yusuf (Gerindra)
- Isyana Bagoes Oka (PSI)
- Iwan Bomba (Pengusaha)
- Juri Ardiantoro (KSP)
- Kartika Wirjoatmodjo (Wamen BUMN)
- Lodewijk F Paulus (Golkar)
- Maman Abdurrahman (Golkar)
- Maruarar Sirait (Gerindra)
- Mardiono (PPP)
- Meutya Hafid (Golkar)
- Miftah Maulana Habiburrahman (Agamawan)
- Muhaimin Iskandar (PKB)
- Mugiyanto Sipin (KSP)
- Natalius Pigai (eks Komisioner Komnas HAM)
- Nasaruddin Umar (Imam Besar Istiqlal)
- Nezar Patria (Wamenkominfo)
- Nusron Wahid (Golkar)
- Ossy Dermawan (Demokrat)
- Otto Hasibuan (Advokat)
- Prasetio Hadi (Gerindra)
- Pratikno (Mensesneg)
- Raja Juli Antoni (PSI)
- Rachmat Pambudy (Gerindra)
- Raffi Ahmad (Selebriti)
- Ribka Haluk (Pj Gub Papua Tengah)
- Romo Muhammad Syafi’i (Gerindra)
- Roesan Roslani (Menteri Investasi)
- Sakti Wahyu Trenggono (Menteri KKP)
- Satrio Brodjonegoro (Profesional)
- Silmy Karim (Dirjen Imigrasi)
- Sri Mulyani (Menteri Keuangan)
- Stella Christie (Akademisi)
- Sugiono (Gerindra)
- Sultan Bacthiar (Ketua DPD)
- Suahasil Nazara (Wamenkeu)
- Supratman Andi Atgas (Gerindra, Menkumham)
- Suntana (Eks Kabaintelkam Polri)
- Teuku Riefky Harsya (Demokrat)
- Thomas Djiwandono (Gerindra)
- Taufik Hidayat (Gerindra)
- Tito Karnavian (Mendagri)
- Todotua Pasaribu (TKN Prabowo-Gibran)
- Veronica Tan
- Viva Yoga Mauladi (PAN)
- Widiyanti Putri Wardhana (Profesional)
- Wihaji (Golkar)
- Yandri Susanto (PAN)
- Yuliot Tanjung (Wamen Investasi)
- Yovie Widianto (Musisi)
- Yusril Ihza Mahendra (PBB)
- Zulkifli Hasan (PAN, Menteri Perdagangan)