DALAM kenangan yang penuh kehangatan dan kebijaksanaan, kita merayakan perjalanan hidup seorang tokoh luar biasa, Ichsan Loulembah, Mutiara dari Palu, yang menapaki perjalanan hidupnya dengan keunikan dan meninggalkan jejak mendalam di hati mereka yang beruntung pernah bertemu dengannya.
Muhammad Ichsan Loulembah, yang akrab disapa Kanda Ichan, memulai pengembaraan unik, berpedoman pada keimanan yang teguh kepada Allah SWT, mengakui beragam permadani keberadaan sebagai ketentuan ilahi.
Di mata Kanda Ichan, perbedaan yang timbul dari agama, budaya, status sosial, dan atribut fisik merupakan elemen yang dijalin dengan terampil oleh Sang Pencipta, yang membuka jalan bagi individu untuk menjalani kehidupannya di dunia sambil mendambakan kehidupan yang lebih baik di akhirat.
Bagi mereka yang memiliki keyakinan kuat kepada Allah SWT, segala bentuk perbedaan adalah anugerah yang telah ditetapkan oleh-Nya. Begitulah kanda Ichan.
Secara tidak langsung kanda Ichan mengirimkan pesan bahwa tugas kita adalah menjalani hidup sambil terus berusaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di dunia ini, khususnya di akhirat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan manusia adalah berbuat sebanyak mungkin kebaikan. Selain sebagai bekal menghadap Sang Pencipta, Allah SWT, itu juga adalah benih yang akan kita tinggalkan di dunia ini dan akan kita tuai di akhirat.
Apa yang kita tanam, nanti itulah yang akan kita tuai. Mungkin inilah ungkapan yang saat ini dirasakan oleh almarhum Muhammad Ichsan Loulembah.
Sosok termasyhur dalam permadani putra dan putri asli Palu, Kanda Ichan mempersonifikasikan kesederhanaan dan memancarkan keramahan terhadap semua orang. Sosoknya yang ramah memiliki perpaduan luar biasa antara keberanian dan kecerdasan yang meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di hati orang-orang yang mengenalnya secara dekat.
Dikumpulkan dalam acara Didedikasikan untuk Ichsan Loulembah yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Diaspora Sulawesi Tengah (IKDST) di Auditorium Perpustakaan Nasional RI Jakarta, Sabtu (9/12/2023), kenangan tentang Kanda Ichan dibagikan oleh sahabat karibnya, Kanda Abdul Kadir Karding, seorang anggota DPR RI.
Kanda Abdul Kadir Karding telah mengenal Kanda Ichan selama waktu yang cukup lama. Banyak kenangan dia dengan almarhum saudara Ichan, sosok pribadi yang sangat menginspirasi dan memberikan banyak motivasi kepada kita semua, terutama para junior.
Kanda Abdul Kadir Karding, yang merenungkan perjalanan bersama dengan Kanda Ichan, melukiskan gambaran yang jelas tentang seorang pria yang pengaruhnya melampaui batas-batas biasa.
“Kita bisa belajar banyak dari beliau (Kanda Ichan). Beliau adalah sosok inspiratif dengan gagasan-gagasan hebat, terutama dalam memajukan Palu dan Sulawesi Tengah pada umumnya,” kata Kanda Abdul Kadir.
“Kanda Ichan bukanlah karakter biasa, kemampuannya multi-talenta, dimensional. Jadi sampai sekarang, saya belum pernah menemukan seorang asli Palu yang bisa menandingi kemampuannya. Kanda Ichan adalah Mutiara dari Palu yang memberikan banyak inspirasi dan motivasi,” tambah Abdul Kadir Karding.
Muhammad Ichsan Loulembah, seorang jurnalis senior Indonesia, aktivis HMI, dan politisi Indonesia, meninggal dalam kenangan yang sangat berarti bagi mereka yang telah mengenalnya selama waktu yang lama.
Kepulangannya membuat karakter Kanda Ichan semakin hidup.
Kepergiannya, meski merupakan momen kesedihan yang mendalam, secara paradoks memberikan kehidupan pada karakter Kanda Ichan, mengabadikan kontribusinya dan memastikan bahwa gaung pengaruhnya bergema sepanjang koridor waktu.
Saat kita berduka atas kehilangan jiwa yang luar biasa ini, marilah kita juga merayakan kehidupan Ichsan Loulembah —Mutiara dari Palu— yang, melalui kebijaksanaan, kebaikan, dan komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap kebaikan, menabur benih yang niscaya akan mekar di taman-taman masyarakat.
*) ADAM SUKIMAN, penulis adalah aktifis muda asal Tinigi, Tolitoli, dan kini diamanahi sebagai Ketua PW Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta