JAKARTA – Kunjungan delegasi internasional dalam rangka Partnership on Religion and Development (PaRD) Leadership Meeting 2025 ke Masjid Istiqlal menegaskan kembali peran penting masjid terbesar di Asia Tenggara ini sebagai pusat dialog lintas agama.

Dalam pertemuan yang berlangsung pada 3-6 Februari 2025, perwakilan dari berbagai negara menyatakan kekaguman mereka terhadap peran Masjid Istiqlal sebagai ruang inklusif yang mencerminkan semangat keberagaman di Indonesia.
Dalam pernyataannya, PaRD Steering Board, Peter Prove, menekankan bahwa Masjid Istiqlal bukan sekadar tempat ibadah bagi umat Islam, tetapi juga pusat interaksi lintas agama yang terbuka bagi semua kalangan.
“Masjid Istiqlal mencerminkan semangat keberagaman yang menjadi ciri khas Indonesia. Ini adalah ruang inklusif bagi dialog antaragama, inovasi sosial, serta contoh nyata bagaimana tempat ibadah bisa memainkan peran penting dalam membangun toleransi dan perdamaian,” katanya.
Keberadaan Masjid Istiqlal yang berdampingan dengan Gereja Katedral Jakarta semakin menegaskan simbol harmoni antaragama. Keterbukaan masjid ini untuk dikunjungi oleh berbagai komunitas dan pemimpin agama dari seluruh dunia menjadi bukti konkret bahwa Indonesia terus mengedepankan nilai-nilai inklusivitas dan keberagaman dalam kehidupan beragama.
“Kami menyaksikan sendiri bagaimana Masjid Istiqlal menerima semua orang dengan tangan terbuka. Ini adalah pusat interaksi lintas agama yang luar biasa,” katanya.
Ramah Lingkungan sebagai Inspirasi Global
Selain menjadi pusat moderasi beragama, Masjid Istiqlal juga menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Pada 2022, masjid ini meraih sertifikasi Excellence in Design for Greater Efficiencies (EDGE) dari International Finance Corporation (IFC) di bawah naungan Bank Dunia. Penerapan konsep ramah lingkungan ini menjadikan Masjid Istiqlal sebagai model bagi tempat ibadah di seluruh dunia.
Peter Prove menyoroti bahwa inisiatif keberlanjutan di Masjid Istiqlal menjadi inspirasi global. “Sangat luar biasa bagaimana masjid ini menggabungkan nilai-nilai keislaman dengan prinsip keberlanjutan. Ini adalah contoh nyata bagaimana tempat ibadah bisa berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Dalam forum yang sama, PaRD Co-chair of Government Entities, Indonesian Ministry of Religious Affairs, Nuria Isna Asyar menegaskan bahwa kunjungan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kerja sama lintas agama serta mempromosikan moderasi beragama di tingkat global.
“Para delegasi sangat terkesan saat mengunjungi Masjid Istiqlal. Mereka tidak hanya mengagumi keindahan arsitektur dan inovasi yang diterapkan, tetapi juga berkesempatan berdialog dengan Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Kamaruddin Amin,” ujarnya.
Lebih jauh, Nuria Isna Asyar menegaskan bahwa Indonesia memiliki peran strategis dalam menciptakan ruang inklusif bagi semua pihak.
“Kunjungan ini menjadi bukti konkret bahwa negara kita terus mengedepankan nilai-nilai keberagaman dan perdamaian antarumat beragama,” pungkasnya.