Harga Bitcoin hari ini menembus level di bawah 90.000 dollar AS, menandai penurunan signifikan yang memicu kekhawatiran di pasar kripto. Menurut data Coin Metrics, Bitcoin turun 5% ke level 89.122,37 dollar AS, bahkan sempat menyentuh titik terendah 87.736 dollar AS. Penurunan ini mengikis hampir 20% dari rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada hari pelantikan Presiden AS Donald Trump.
Steven Lubka, Kepala Klien Swasta dan Family Office di Swan Bitcoin, menjelaskan bahwa tekanan jual di pasar ekuitas telah memengaruhi pasar kripto. “Saham-saham dengan kinerja terbaik turun berkali-kali lipat dari indeks, mencerminkan ketidakpastian di bawah pemerintahan baru,” ujarnya. Indeks S&P 500 juga mengalami penurunan tiga hari berturut-turut, didorong oleh kekhawatiran atas perlambatan ekonomi dan inflasi yang kuat.
Baca juga: Kemana Arah Bitcoin Jika Support di US$ 96.000 Jebol?
Bitcoin sempat mengawali tahun 2025 dengan tren positif, didukung harapan akan kebijakan ramah kripto dari pemerintahan Trump. Namun, sejak perintah eksekutif Trump tentang kripto dirilis akhir Januari, pasar kehilangan momentum. Joel Kruger, Ahli Strategi Pasar LMAX Group, menyatakan bahwa antusiasme pasar terhadap pemerintahan yang ramah kripto telah mereda. “Level 90.000 dollar AS menjadi batas kritis. Jika Bitcoin turun lebih jauh, kita bisa melihat penurunan ke kisaran 80.000 dollar AS,” tambahnya.
Aset kripto lainnya juga mengalami nasib buruk. Ether dan Solana masing-masing anjlok 9%, sementara indeks CoinDesk 20 turun lebih dari 8%. Meski demikian, Kruger optimis bahwa permintaan akan kembali meningkat jika Bitcoin mencapai kisaran 70.000 hingga 75.000 dollar AS.
Penurunan ini menegaskan bahwa pergerakan Bitcoin masih sangat dipengaruhi oleh tren ekonomi makro. Investor kini menunggu katalis baru yang dapat memulihkan kepercayaan pasar. Apakah Bitcoin akan bangkit kembali atau melanjutkan tren penurunannya? Hanya waktu yang akan menjawab.