Harga Emas Dunia Melemah Usai Lonjakan Tajam, Investor Pantau Perkembangan Perdagangan Global

Harga emas dunia mengalami penurunan pada perdagangan pagi ini, Jumat (16/5/2025), setelah mencatat lonjakan signifikan sehari sebelumnya. Pada pukul 08:35 WIB, harga emas di pasar spot tercatat sebesar US$ 3.227,5 per troy ounce, turun 0,29% dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

harga emas dunia melemah

Penurunan ini terjadi setelah harga emas naik hingga 1,6% pada hari sebelumnya, bangkit dari penurunan lebih dari 2% yang terjadi sehari sebelumnya. Fluktuasi harga ini mencerminkan sensitivitas pasar terhadap perkembangan geopolitik dan kebijakan perdagangan global.

Sentimen Perdagangan Global Meredakan Ketegangan

Penurunan harga emas pagi ini diduga dipengaruhi oleh meredanya ketegangan dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan India. Presiden AS, Donald Trump, mengungkapkan bahwa India bersedia untuk bernegosiasi mengenai tarif bea masuk impor. “India menawarkan kepada kami untuk tidak mengenakan tarif sama sekali,” ujar Trump dalam sebuah acara di Qatar.

Pernyataan ini memberikan sinyal positif bagi pasar, mengurangi permintaan terhadap aset safe haven seperti emas, dan mendorong investor untuk beralih ke aset berisiko lebih tinggi.

Dampak pada Harga Emas Domestik

Fluktuasi harga emas dunia turut mempengaruhi harga emas di pasar domestik. Sebagai contoh, harga emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) pada Kamis (15/5/2025) dibanderol Rp 1.866.000 per gram, mengalami penurunan sebesar Rp 20.000 dibandingkan hari sebelumnya. Harga pembelian kembali (buyback) oleh Antam juga turun Rp 21.000 menjadi Rp 1.713.000 per gram.

Di Pegadaian, harga emas batangan Antam ukuran 1 gram pada Senin (5/5/2025) tercatat sebesar Rp 1.979.000. Sementara itu, emas batangan cetakan PT Untung Bersama Sejahtera (UBS) untuk ukuran 1 gram dibanderol Rp 1.930.000, dan emas batangan Galeri 24 ukuran 1 gram dijual seharga Rp 1.898.000.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Emas

Harga emas dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk nilai tukar mata uang, inflasi, suku bunga, dan kondisi geopolitik. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, misalnya, dapat menyebabkan penurunan harga emas dalam rupiah. Sebaliknya, ketidakpastian geopolitik atau ekonomi global cenderung meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.

Pada pagi ini, rupiah dibuka menguat di level Rp 16.470 per dolar AS, dan selanjutnya bergerak di kisaran Rp 16.454 per dolar AS. Penguatan ini didukung oleh sentimen pasar global yang membaik setelah data inflasi harga grosir AS dirilis, serta kinerja penjualan ritel AS yang melemah, memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga acuan Federal Reserve pada bulan Juni atau Juli mendatang.

Strategi Investasi Emas

Dalam menghadapi fluktuasi harga emas, investor disarankan untuk mempertimbangkan strategi investasi jangka panjang dan melakukan diversifikasi portofolio. Membeli emas saat harga turun dan menjual saat harga naik dapat menjadi strategi yang efektif, namun perlu diimbangi dengan analisis fundamental dan teknikal yang mendalam.

Selain itu, memahami waktu yang tepat untuk membeli atau menjual emas sangat penting. Misalnya, membeli emas saat nilai tukar rupiah menguat atau saat harga emas mengalami koreksi dapat memberikan peluang keuntungan yang lebih besar.

Penurunan harga emas dunia pada pagi ini mencerminkan respons pasar terhadap perkembangan positif dalam hubungan perdagangan internasional, khususnya antara AS dan India. Meskipun demikian, investor perlu tetap waspada terhadap faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi harga emas, seperti kebijakan moneter, inflasi, dan kondisi geopolitik global.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, investor dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam berinvestasi di emas, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Pos terkait