Harga Emas Sentuh Rekor Tertinggi USD3.000, Analis Ungkap Faktor Penyebabnya.

Harga emas dunia mencatatkan tonggak sejarah baru dengan menembus level psikologis USD3.000 per troy ons, setara dengan Rp49,4 juta (dengan kurs Rp16.497 per USD). Pencapaian ini menandai rekor tertinggi sepanjang masa untuk logam mulia tersebut, didorong oleh kombinasi faktor geopolitik, ekonomi, dan moneter global.

Harga Emas

Pada pertengahan Maret 2025, harga emas sempat mencapai titik tertinggi intraday di kisaran USD3.004 per ons, sebelum mengalami koreksi sementara akibat aksi ambil untung. Namun, dalam beberapa hari berikutnya, emas berhasil mempertahankan posisinya di atas level USD3.000, mengukuhkan tren kenaikan yang signifikan.

Bacaan Lainnya

Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas

Narko Santoso, seorang trader dengan gelar Certified Technical Analyst, menjelaskan bahwa kenaikan harga emas yang signifikan ini dipicu oleh beberapa faktor utama:

  1. Ketegangan Geopolitik di Timur Tengah: Konflik dan ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah secara historis telah mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Investor cenderung mencari perlindungan nilai di tengah ketidakpastian global.
  2. Kekhawatiran Perang Dagang yang Berkepanjangan: Potensi eskalasi perang dagang antara negara-negara besar juga meningkatkan daya tarik emas. Ketidakpastian dalam kebijakan perdagangan internasional dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi global dan mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman.
  3. Melemahnya Nilai Dolar AS: Pelemahan nilai dolar AS membuat emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga meningkatkan permintaan dan harga. Emas dan dolar AS seringkali memiliki hubungan terbalik, di mana pelemahan dolar AS cenderung mendorong harga emas lebih tinggi.

Dalam perdagangan terbaru, harga emas spot mengalami kenaikan sebesar 1,3 persen, mencapai USD3.025,43 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas juga naik 0,8 persen dan diperdagangkan di level USD3.028,80 per ons.  

Baca juga: Pekan Penuh Kejutan: Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Lalu Terjun Bebas

Pelemahan Dolar AS Sebagai Pemicu Utama

Narko Santoso menekankan bahwa pelemahan dolar AS menjadi salah satu faktor utama di balik lonjakan harga emas. Analis dari Deutsche Bank juga mencatat adanya pergeseran dana investor ke aset safe haven, termasuk emas, di tengah ketidakpastian kebijakan ekonomi global.

“Pencapaian rekor ini memicu respons kuat dari pasar. Investor semakin mengalihkan dana mereka ke safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global. Bursa saham yang bergejolak dan meningkatnya risiko resesi mendorong permintaan emas sebagai aset perlindungan utama,” ujarnya.  

Prediksi dan Prospek Harga Emas

Narko Santoso memprediksi bahwa kenaikan harga emas akan terus berlanjut dalam beberapa bulan mendatang, didorong oleh beberapa faktor kunci:

  1. Ekspektasi Suku Bunga The Fed: Kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) memiliki dampak signifikan terhadap harga emas. Ekspektasi suku bunga yang rendah atau bahkan penurunan suku bunga dapat melemahkan dolar AS dan mendorong harga emas lebih tinggi.
  2. Ketidakpastian Geopolitik: Ketegangan geopolitik yang berkelanjutan di berbagai belahan dunia akan terus mendukung permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.
  3. Inflasi dan Proteksionisme: Kekhawatiran terhadap inflasi yang tinggi dan kebijakan proteksionisme juga dapat meningkatkan daya tarik emas. Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

“Kenaikan emas ke USD3.000 per ons mencerminkan kuatnya permintaan aset safe haven di tengah volatilitas pasar global. Dengan kombinasi suku bunga rendah, ketidakpastian geopolitik, dan inflasi yang masih menjadi ancaman, tren bullish emas berpotensi terus berlanjut dalam beberapa bulan ke depan,” ungkapnya.  

Analisis Mendalam dan Latar Belakang

Pencapaian harga emas di level USD3.000 per ons merupakan tonggak sejarah yang signifikan dalam pasar komoditas global. Untuk memahami implikasi dari pencapaian ini, penting untuk melihat lebih dalam faktor-faktor yang memengaruhi harga emas dan bagaimana tren ini dapat berlanjut di masa depan.

Peran Emas Sebagai Aset Safe Haven

Emas telah lama dianggap sebagai aset safe haven, terutama di masa-masa ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Ketika pasar saham mengalami volatilitas atau terjadi krisis keuangan, investor cenderung beralih ke emas sebagai tempat yang aman untuk menyimpan nilai. Sifat emas yang langka dan nilainya yang relatif stabil menjadikannya pilihan yang menarik bagi investor yang mencari perlindungan terhadap risiko.

Dampak Kebijakan Moneteronomi Global

Ketegangan geopolitik, seperti konflik bersenjata atau ketidakstabilan politik, juga dapat memengaruhi harga emas. Investor cenderung mencari aset safe haven ketika terjadi ketidakpastian global. Selain itu, kondisi ekonomi global, termasuk pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan nilai tukar mata uang, juga dapat memengaruhi permintaan dan harga emas.

Prospek Jangka Panjang

Melihat ke depan, prospek harga emas akan sangat bergantung pada perkembangan faktor-faktor yang telah disebutkan di atas. Jika ketidakpastian geopolitik terus berlanjut, suku bunga tetap rendah, dan inflasi menjadi perhatian utama, maka tren bullish emas kemungkinan akan berlanjut. Namun, perubahan dalam kebijakan moneter atau meredanya ketegangan geopolitik dapat memengaruhi harga emas di masa depan.

Kenaikan harga emas hingga menembus level USD3.000 per ons mencerminkan kombinasi kompleks dari faktor-faktor global, termasuk ketegangan geopolitik, kekhawatiran ekonomi, dan kebijakan moneter. Sebagai aset safe haven, emas terus menarik minat investor di tengah ketidakpastian pasar. Dengan prospek yang bergantung pada perkembangan global di masa depan, emas tetap menjadi aset yang penting untuk diperhatikan dalam portofolio investasi.

Pos terkait