DI SUDUT kota Madinah, mata Indra Fitra berbinar. Seorang guru dari Cipete, Jakarta, yang kali pertama merasakan hawa sejuk Tanah Suci.
Baginya, bisa menginjakkan kaki di sini adalah anugerah terindah yang tidak pernah ia duga sebelumnya.
“Saya sangat bersyukur,” ujarnya dengan suara yang penuh dengan rasa syukur, “bisa menikmati indahnya iman di sini. Alhamdulillah.”
Tidak jauh dari Indra, seorang jamaah lain tenggelam dalam suasana Raudhah. Setiap jengkal tanah di tempat itu adalah permata yang ingin dipegang erat.
Namun, antrian panjang memaksa dia untuk bergerak cepat. Ketika keraguan mulai memayungi hatinya, seorang sahabat dengan lembut berkata, “Kalau di Raudhah lama, Anda tidak akan menyisakan kerinduan besar.”
Kata-kata itu menghentikan aliran air matanya. “Iya,” jawabnya dengan suara bergetar, “Saya ingin kembali ke sini, bersama keluarga saya.”
Hari ini, Jama’ah VH Tour akan menutup lembaran perjalanan spiritual mereka di Madinah.
Sebuah perjalanan yang penuh dengan kisah, cinta, dan harapan. Mereka akan melanjutkan perjalanan ke kota suci Mekkah.
Kerinduan akan tetap ada, namun harapan untuk kembali selalu menyala. Jama’ah VH Tour membawa pulang ribuan cerita, dan Madinah akan selalu ada dalam doa mereka.
Di senja yang berlabuh tanggal 14 Agustus, Ustadz Hanin dan Ustadz Asep menyulam doa dan petunjuk.
Diantara bayangan kota Madinah dan gemerlap Makkah, mereka memintal benang emas bimbingan agar setiap langkah jama’ah menyentuh harfiah ibadah yang murni dan sempurna.
Dalam desir angin suci, mereka berbisik agar perjalanan rohani ini menjadi sebuah simfoni yang terukir indah di lembaran takdir.
“Tetap jaga niat, ikhlas dan sabar,”. Itulah pesan yang tak pernah lelah dua pembimbing itu pesankan kepada semua jamaah.