Inovasi Eco-Enzyme Universitas Tadulako Perkuat Peternakan Nasional Berkelanjutan

NN Newsroom

Kamis, 18 September 2025

Foto: Dok. Untad

NASONAL.NEWS — Kegiatan pengabdian masyarakat yang digelar Universitas Tadulako (Untad) menunjukkan kontribusi nyata dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Melalui pemanfaatan teknologi tepat guna (TTG) berbasis eco-enzyme, program ini terbukti relevan dengan pencapaian beberapa tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).

Ketua Tim Pengabdian Fakultas Peternakan dan Perikanan Untad, Andi Pertiwi Damayanti, mengatakan kegiatan ini mendukung pencapaian beberapa tujuan SDGs, yaitu SDG 2 (Zero Hunger) melalui peningkatan produktivitas peternakan, dan pencapaian SDG 3 (Good Health and Well Being) dengan menjaga kesehatan lingkungan kandang.

“Juga SDG 6 (Clean Water and Sanitation) lewat pengurangan penggunaan disinfektan kimia, serta SDG 12 (Responsible Consumption and Production) melalui pengelolaan limbah organik menjadi produk bernilai guna,” kata Andi Pertiwi Damayanti dalam keterangannya, Kamis (18/9/2025).

Inovasi Pengelolaan Limbah Organik

Di tengah tantangan nasional dalam pengelolaan limbah organik, inisiatif ini memperlihatkan bagaimana inovasi lokal dapat memberi manfaat luas.

Tim Pengabdi Universitas Tadulako bersama mahasiswa Riset Berdampak Fakultas Peternakan dan Perikanan Untad memperkenalkan TTG pembuatan eco-enzyme berbasis limbah kulit jeruk kepada peternak ayam di Kelurahan Tondo, Kota Palu.

Kegiatan ini berlangsung langsung di kandang peternak dengan diikuti 20 peserta, terdiri atas peternak, mahasiswa Riset Berdampak MBKM dari Program Studi Peternakan, mahasiswa PK, serta masyarakat sekitar.

Pelatihan dimulai sejak Agustus 2025 dengan praktik pembuatan eco-enzyme. Pada pertengahan bulan, para peternak melakukan uji coba, dan kini cairan fermentasi dari limbah kulit jeruk tersebut telah diaplikasikan dalam kegiatan sanitasi kandang broiler.

Pendampingan oleh tim Untad bersama mahasiswa Riset Berdampak akan terus berlanjut hingga dua kali periode pemeliharaan ayam.

Secara ilmiah, eco-enzyme adalah cairan hasil fermentasi limbah organik seperti kulit buah dan sayuran dengan gula dan air. Proses ini menghasilkan enzim, asam organik, alkohol alami, dan mikroorganisme bermanfaat.

Kandungan tersebut berfungsi sebagai antibakteri, antijamur, dan dekomposer alami. “Pemanfaatannya luas, mulai dari rumah tangga, pertanian, hingga peternakan,” jelas tim pengabdi dalam keterangannya.

Dalam sektor peternakan, eco-enzyme berperan penting sebagai disinfektan alami yang meningkatkan sanitasi kandang, mengurangi bau, mempercepat penguraian kotoran, serta menekan pertumbuhan bakteri patogen.

Damayanti menegaskan bahwa metode fermentasi organik rumah tangga dipilih karena sederhana dan mudah diterapkan.

“Respon peternak dan masyarakat sangat positif. Mereka menilai teknologi ini tidak hanya membantu menekan bau amonia dari kotoran ternak, tetapi juga menghasilkan produk ramah lingkungan yang bermanfaat sebagai pembersih dan disinfektan alami,” ujarnya.

Antusiasme peserta terlihat dari diskusi dan pertanyaan mengenai efektivitas eco-enzyme serta penerapannya dalam manajemen sanitasi kandang. Peternak ayam broiler di Kelurahan Tondo, termasuk Kandang Alifa, kini telah merasakan langsung manfaat teknologi ini.

Program pengabdian ini diharapkan memberi dampak signifikan bagi kesejahteraan peternak sekaligus mendukung agenda pembangunan nasional yang berkelanjutan. Melalui eco-enzyme, pengelolaan limbah organik tidak hanya menjadi solusi lingkungan, tetapi juga jalan menuju kemandirian peternakan yang sehat dan produktif.

TERKAIT LAINNYA