Insentif Penyuluh Jadi Harapan Baru dalam Perjuangan Ketahanan Pangan Nasional

NN Newsroom

Senin, 1 September 2025

Penanaman Bersama Padi Sawah di Desa Lintang, Kecamatan Simpang Renggiang, Kabupaten Belitung Timur (Foto: Dok. beltim.go.id)

NASIONAL.NEWS — Upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional terus diperkuat melalui sinergi pemerintah pusat, daerah, dan para petani.

Salah satu langkah nyata diwujudkan dengan pelaksanaan Penanaman Bersama Padi Sawah di Kabupaten Belitung Timur (Beltim), yang menekankan pentingnya peran penyuluh dalam mendukung produktivitas sekaligus ketersediaan data pertanian yang akurat.

“Saya dengar akan ada insentif bagi para penyuluh, namun kita tunggu saja perkembangannya. Harapan kami, teman-teman penyuluh dapat rutin melakukan pencatatan dan pendokumentasian hasil panen agar mempunyai data real yang bisa dijadikan pedoman, karena kita masih terkendala pada selisih data,” ujar PJ Satgas Swasembada Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Muhammad Thamrin.

Hal itu disampaikan Thamrin saat kegiatan berlangsung di Desa Lintang, Kecamatan Simpang Renggiang, Kamis lalu (28/8/2025).

Kegiatan penanaman padi seluas lima hektar tersebut dilakukan di Lahan Aik Bulo, Kelompok Tani Aik Nyeranai. Acara ini menjadi bagian dari program Swasembada Pangan di Beltim yang sejalan dengan Asta Cita Presiden RI dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

Turut hadir Kepala Balai Penerapan Modernisasi Pertanian (BRMP) Babel, Ruslan Boy, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distangan) Beltim, Heryanto, Danramil Manggar Mayor Subkhan, penyuluh pertanian, pengurus kelompok tani, gabungan kelompok tani (Gapoktan), para petani, dan tokoh adat setempat.

Melalui langkah bersama ini, pemerintah dan petani diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional dengan memperbaiki data pertanian, meningkatkan produktivitas, serta mengoptimalkan sarana pendukung di lapangan.

Pentingnya Kontribusi Petani di Daerah

Dalam arahannya, Thamrin menegaskan pentingnya kontribusi petani di daerah meskipun bertani padi di Kabupaten Beltim ini hanya sebagai sampingan oleh sebagian petani.

“Namun yakinlah sekecil apapun luasan tanam yang kita miliki dapat mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional,” katanya seperti dirilis laman resmi Pemkab Beltim.

Ia menambahkan bahwa pemerintah pusat terus menghadirkan pendampingan kepada petani melalui berbagai lembaga.

“Pendampingan dilakukan oleh Brigade Pangan, Bulog, TNI, dan BPS. Namun yang utama adalah kegigihan petani dalam mengelola lahan dan meningkatkan produktivitas dengan tata kelola yang baik,” jelasnya.

Sejumlah kendala juga mengemuka dalam diskusi bersama petani, terutama keterbatasan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) serta kerusakan embung.

Menjawab hal itu, Thamrin menyampaikan bahwa Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) akan mendampingi pengelolaan alsintan.

Sedangkan perbaikan embung, terangnya, perlu dikoordinasikan dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) yang telah memiliki nota kesepahaman terkait sarana prasarana pendukung.

Dukungan Swasembada Pangan

Kepala Distangan Beltim, Heryanto, pada kesempatan yang sama menekankan dukungan pemerintah daerah terhadap gerakan swasembada pangan.

“Kami berharap kegigihan para petani dapat mewujudkan swasembada pangan di Kabupaten Beltim,” tuturnya.

Ia juga melaporkan perkembangan pembentukan Brigade Pangan (BP). Saat ini sudah ada empat BP di Beltim, termasuk BP Bersatu Makmur di Simpang Renggiang, yang menjadi pelopor peningkatan luasan tanam padi.

Ke depan, jelas Heryanto, pelatihan bagi petani milenial akan digencarkan, sedangkan alsintan yang tersedia diharapkan dikelola dengan baik oleh kelompok tani.

“Alsintan yang dimiliki sebetulnya sudah cukup, hanya saja pemeliharaan harus menjadi tanggung jawab kelompok tani agar masa pakainya panjang. Namun jika ada peluang mendapatkan tambahan alsintan, tentu akan diupayakan,” pungkas Heryanto.

TERKAIT LAINNYA