Jum’at Bersejarah, Presiden Jokowi Sampaikan Pidato Kenegaraan Terakhir Menuju Purnatugas

0
71

JAKARTA – Hari ini, langit Senayan, Jakarta, tampak cerah. Namun, ada keheningan yang tak biasa menyelimuti Kompleks Parlemen. Di dalam gedung megah yang seringkali penuh dengan hiruk-pikuk perdebatan politik, suasana seolah menandakan adanya momen yang penuh makna dan nostalgia.

Pagi ini, Jumat (16/8/2024), Presiden Joko Widodo, atau yang lebih akrab dikenal dengan sebutan Jokowi, akan menyampaikan dua pidato penting di hadapan seluruh anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

jokowi
 Presiden Joko Widodo (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr)

Sejarah akan mencatat, ini adalah pidato kenegaraan terakhir Jokowi menjelang purnatugasnya sebagai Kepala Negara pada 20 Oktober 2024 mendatang. Tentu ini menjadi momen penting dimana Jokowi telah mengukir kisahnya di atas panggung politik Indonesia selama hampir satu dekade.

Pidato pertama Jokowi dijadwalkan pukul 10.18 WIB, saat Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI tahun 2024 dimulai. Di hadapan wakil rakyat yang pernah mengkritiknya dengan tajam dan juga mendukungnya dengan setia, Jokowi akan membuka babak refleksi. Bukan hanya refleksi terhadap perjalanan bangsa, tetapi juga perjalanan pribadinya sebagai seorang Presiden yang telah berjuang menghadapi berbagai tantangan.

Dalam pidato ini, kami memperkirakan Jokowi akan membawa kita menyusuri berbagai capaian dan pelajaran yang dipetik dari tahun-tahun pemerintahan. Dari pembangunan infrastruktur yang monumental, hingga bagaimana ia mencoba membangun kedaulatan pangan dan energi. Namun, lebih dari itu, ini adalah momen di mana ia akan merefleksikan pengorbanan, kerja keras, dan momen-momen kritis yang ia hadapi selama memimpin negeri ini.

Akan Sampaikan RUU APBN 2025

Siang harinya, sekitar pukul 13.50 WIB, Presiden Jokowi akan kembali berdiri di hadapan sidang paripurna. Kali ini, ia akan menyampaikan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2025 beserta Nota Keuangan dan Dokumen Pendukungnya. Momen ini juga merupakan kesempatan Jokowi menyampaikan pandangan terakhirnya tentang masa depan Indonesia.

APBN 2025 ini akan menjadi landasan bagi pemerintahan yang akan datang. Dalam penyampaiannya, kemungkinan Jokowi akan menegaskan arah pembangunan yang telah ia rintis. Ia akan memaparkan proyeksi anggaran yang berfokus pada kesinambungan pembangunan, penguatan ekonomi, serta peningkatan kesejahteraan rakyat. Di sini, kita bisa merasakan getaran emosi dari seorang pemimpin yang menatap masa depan dengan penuh harapan, meski langkahnya sendiri akan segera terhenti.

Sidang tahunan ini bukan hanya milik Jokowi, melainkan juga milik seluruh rakyat Indonesia yang telah menyaksikan dan merasakan langsung kebijakan-kebijakannya. Sejak pertama kali menyampaikan pidato di sidang tahunan pada 14 Agustus 2015, Jokowi telah melalui berbagai dinamika politik dan sosial. Pidato tersebut menjadi tonggak awal dari kepemimpinannya yang penuh dengan tantangan, mulai dari upaya memberantas korupsi hingga merespons pandemi global.

Momen ini mengundang kita untuk merenung. Bagaimana perjalanan yang telah dilalui oleh bangsa ini di bawah kepemimpinan Jokowi? Bagaimana mimpi dan cita-cita yang pernah ia sampaikan di awal jabatannya telah berubah menjadi kenyataan, atau masih tertinggal sebagai angan-angan?

Pidato Terakhir di Panggung Kepemimpinan

Dengan berakhirnya sidang ini, Jokowi akan menutup babak panjang perjalanan kepemimpinannya. Namun, ini bukanlah akhir dari segalanya. Dalam pidato kenegaraan terakhirnya ini, kita bisa menduga bahwa Jokowi akan menyampaikan pesan penting bagi generasi penerus. Pesan yang mungkin penuh dengan nasihat, harapan, dan keyakinan bahwa negeri ini akan terus maju meski estafet kepemimpinan telah berganti tangan.

Sebagai seorang Presiden yang dikenal dengan sikapnya yang sederhana dan rendah hati, Jokowi telah menorehkan jejak yang dalam di hati rakyat. Pidato terakhir ini akan menjadi pengingat bahwa meski sosoknya tidak lagi berada di panggung utama, semangatnya akan terus hidup dalam setiap langkah bangsa ini ke depan.

Pidato terakhir Jokowi di akhir dari masa jabatannya ini masih kita nantikan dan ini tentu penting diresapi sebagai momentum untuk merangkum apa yang telah dicapai dan apa yang masih menjadi PR besar bagi bangsa ini. Dengan penuh harapan, kita menatap masa depan sembari tetap mengingat setiap langkah yang telah ditempuh selama era kepemimpinan Jokowi. (ard/nas)