Kenal Lebih Dekat Profil Muhammad Aswar, Calon Wakil Walikota Bontang dan Kandidat Termuda

0
97

MUHAMMAD Aswar, nama yang kini mencuat sebagai salah satu tokoh paling diperhitungkan dalam kancah politik Kota Bontang. Tidak hanya karena ia merupakan kandidat termuda dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bontang 2024, tetapi juga karena gagasan-gagasannya yang visioner mengenai masa depan kota ini.

Dalam perjalanan sepak terjangnya sejak mahasiswa, aktifis, dan sebagai masyarakat sipil, sosok Aswar menjadi pembeda—sosok yang tak kenal lelah menyuarakan harapan untuk transformasi Bontang pasca kejayaan sektor minyak dan gas (migas).

Melalui visi yang matang, Aswar bercita-cita melihat Bontang tidak hanya sebagai kota industri, tetapi juga sebagai kota jasa dan wisata yang maju, berbasiskan ekonomi kreatif dengan pelibatan masyarakat secara menyeluruh.

muhammad aswar

Anak Pendidik

Muhammad Aswar lahir pada tanggal 1 Januari 1982, dari keluarga sederhana di Desa Santan Tengah, Kabupaten Kutai. Kedua orang tuanya adalah figur yang sangat dihormati dalam masyarakat, karena pengabdian mereka di dunia pendidikan.

Ayahnya, Haji Abdul Kadir, merupakan seorang kepala sekolah yang penuh dedikasi. Ibunya, Hj. Saodah, merupakan seorang guru agama yang membentuk landasan spiritual Aswar sejak dini.

Kehilangan sang ayah pada usia yang masih belia merupakan momen yang membentuk mentalitas dan karakter Aswar. Kisah tragis wafatnya Haji Abdul Kadir, yang meninggal dalam tugas ketika akan melaporkan hasil ujian sekolah ke kantor dinas pendidikan di kecamatan.

Haji Abdul Kadir berangkat dengan berjalan kaki ditengah hujan menembus jalanan licin dan berlumpur, ketika sudah mendekati areal sungai untuk menyeberang, tiba tiba ia tumbang. Wafatnya sosok pendidik ini meninggalkan kesan mendalam bagi Aswar dan masyarakat sekitarnya.

Sepeninggal sang ayah, ibunya beralih menjadi kepala keluarga yang berjuang membesarkan anak anaknya yang masih kecil. Sebagai orangtua tunggal, Hj Saodah figur yang begitu sabar. Ditengah badai ujian itu, ia terus menanamkan cinta dan tak henti mendidik anak anaknya.

Sosok ayah pendidik yang berdedikasi dan rela berkorban demi mencerdaskan anak-anak desa tersebut seakan menjadi teladan abadi bagi Aswar dan dua saudaranya. Dalam banyak kesempatan, Aswar selalu menyebut sosok ayah sebagai inspirasinya dan ia banyak belajar darinya.

“Dedikasinya, perjuangannya, dan kecintaannya terhadap pendidikan telah menjadi fondasi utama dalam hidup saya.” demikian seringkali Aswar mengenang mendiang ayahnya, seperti dilansir kaltim.news (Nasional Dotnews Network).

Masa Muda dan Dunia Politik

Sejak usia muda, Muhammad Aswar telah menunjukkan ketertarikannya pada politik dan pengabdian publik. Sosoknya yang vokal dan berani menyuarakan kepentingan masyarakat sudah menonjol sejak nyantri di Pondok Pesantren Hadis Biru Bone, karakter leadershipnya itu kemudian makin terlihat ketika ia kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Widyagama.

Selama menjadi mahasiswa, ia aktif dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), hingga terpilih sebagai ketua. Bukan hanya itu, ia juga aktif dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), di mana ia menjabat sebagai sekretaris Komisariat Widyagama.

Ketua DPD Partai Gelora Kota Bontang ini tak hanya mengandalkan kecakapan akademisnya, tetapi juga membangun tradisi intelektual dan aktivisme di kalangan mahasiswa.

Ia pun menginisiatori berbagai gerakan dan komunitas yang bertujuan untuk menciptakan kesadaran politik dan sosial di kalangan anak muda. Kepeduliannya terhadap masalah-masalah rakyat semakin jelas ketika ia terlibat langsung dalam berbagai aksi turun ke jalan sebagai penyambung lidah masyarakat.

Setelah menyelesaikan studinya di kampus, aktifitasnya pun tak jauh jauh dari dunia yang bersinggungan dengan kepentingan publik. Dia bekerja sebagai jurnalis di PKTV yang acapkali meliput isu isu aktual yang erat kaitannya dengan hajat hidup orang banyak, disamping ia menjadi advokat pada isu lingkungan serta tetap meneruskan pengabdian sang ayah dengan menjadi guru madrasah di pelosok desa Kampung Masjid, Desa Santan Tengah.

Aswar terus memperdalam minatnya di dunia jurnalistik. Bersama rekannya, Aswar mendirikan Kaltimtoday.com pada tahun 2011, sebuah portal berita yang fokus pada isu-isu yang menyentuh masyarakat lokal.

Media Kaltimtoday.com yang berupa kanal media sederhana kala itu menjadi salah satu platform penting bdalam menyuarakan aspirasi masyarakat Bontang dan wilayah sekitarnya. Lewat jurnalisme inilah Aswar terus mengedepankan nilai-nilai keadilan dan transparansi, yang ia yakini sebagai pondasi utama dalam pembangunan demokrasi lokal.

Karier politik Muhammad Aswar bisa dibilang dimulai pasca Reformasi. Ketika usianya masih sangat muda, ia telah terlibat aktif dalam berbagai kegiatan politik lokal.

Pada tahun 2009, ia maju sebagai kontestan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) untuk kursi legislatif Kota Bontang, diusung oleh Partai Pemuda Indonesia (PPI). Meski hasilnya belum memuaskan, keikutsertaan Aswar dalam Pemilu tersebut membuka jalan bagi perjalanan politiknya yang lebih matang.

Keaktifannya di Partai Pemuda Indonesia terus meningkat, hingga ia dipercaya memimpin Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PPI Kota Bontang. Melalui jabatan ini, Aswar kerap kali menjadi penggerak perubahan di internal partai, mendorong agenda-agenda politik yang progresif, terutama terkait dengan pemberdayaan pemuda dan transformasi sosial di Bontang.

“Politik adalah alat perubahan. Ia harus digunakan untuk membangun masyarakat, bukan sekadar alat untuk berkuasa,” ungkap Aswar dalam salah satu kesempatan perbincangan dengan media ini.

najirah aswar

Visi untuk Bontang Pasca Migas

Dalam Pilkada 2024, Muhammad Aswar kembali mengambil langkah besar dalam karier politiknya dengan maju sebagai calon Wakil Walikota Bontang, berpasangan dengan Najirah sebagai calon Walikota. Keputusannya untuk terjun dalam kontestasi ini tidak datang tanpa alasan yang matang. Aswar melihat bahwa Bontang membutuhkan arah baru pasca dominasi sektor migas yang selama ini menjadi penopang utama perekonomian kota.

Aswar memiliki visi jangka panjang yang tidak hanya berfokus pada penguatan industri, tetapi juga pada diversifikasi ekonomi. Ia menginginkan Bontang menjadi kota yang berkembang pesat di sektor jasa dan pariwisata, dengan basis ekonomi kreatif yang melibatkan masyarakat secara langsung. Baginya, pembangunan yang berkelanjutan adalah pembangunan yang memberdayakan warganya, bukan hanya menggantungkan nasib pada sumber daya alam yang semakin terbatas.

Dalam berbagai kesempatan, Aswar sering menyampaikan pandangannya tentang perlunya revitalisasi sektor-sektor lain, seperti pariwisata dan ekonomi kreatif. Menurutnya, Bontang memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi kota jasa dan wisata yang unggul, dengan mengoptimalkan potensi lokal dan budaya yang ada.

“Saya ingin melihat Bontang tumbuh sebagai kota yang mandiri, di mana industri migas bukan lagi satu-satunya penopang. Kita harus siap bertransformasi, dan itu dimulai dari sekarang,” katanya.

Di balik sosok enerjiknya yang aktif dalam politik dan dunia publik, Muhammad Aswar tetap dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan spiritual. Lulusan pondok pesantren ini selalu menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan yang penuh keragaman sehari-hari.

Karena itulah, pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bontang nomor 3 dengan jenama kampanye Bersama Najirah – Aswar (Benar) ini mengusung tagline “Nasionalis – Religius” sebagai simbol kohesifitas dalam keberagaman yang memadukan semangat kebangsaan dan keagamaan sebagai akar spiritual bangsa ini.

Suami dari Fitriani Alwi ini juga selalu berusaha menjaga keseimbangan antara kehidupan publik dan kehidupan keluarga. Ia dikenal sebagai sosok yang ramah, bersahabat, dan selalu terbuka dalam menerima kritik serta masukan. Sifat-sifat inilah yang membuatnya begitu dicintai.

“Kita tidak bisa memisahkan agama dari kehidupan kita sehari-hari. Agama mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik, bekerja keras, dan menjaga kejujuran dalam setiap tindakan kita. Itu adalah nilai yang selalu saya pegang,” ujarnya.

Menghadapi Tantangan Era Digital

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh generasi muda saat ini, menurut Aswar, adalah bagaimana memanfaatkan perkembangan teknologi dan era digital untuk kemajuan masyarakat. Ia percaya bahwa digitalisasi dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam memberdayakan masyarakat, asalkan digunakan dengan bijak.

“Era digital memberikan kita peluang yang luar biasa, tetapi juga tantangan yang besar. Generasi muda harus mampu memanfaatkan teknologi untuk menciptakan perubahan positif, bukan sekadar konsumen pasif,” ujar Aswar dalam salah satu pertemuan dengan komunitas digital di Bontang.

Dalam pandangannya, Bontang harus siap menyongsong era digital dengan mempersiapkan generasi muda yang memiliki keterampilan teknologi yang mumpuni. Selain itu, Aswar juga mendorong agar pemerintah daerah menyediakan infrastruktur digital yang memadai, sehingga Bontang dapat bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.

Muhammad Aswar adalah representasi dari pemimpin muda yang memiliki visi besar dan idealisme yang kuat. Pengalaman hidup yang penuh liku, dari kehilangan sang ayah di usia muda hingga terjun dalam dunia politik dan aktivisme, telah membentuk dirinya menjadi pribadi yang tangguh dan peduli terhadap masyarakat.

Idealismenya tentang pembangunan Bontang yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis masyarakat menjadi magnet yang menarik perhatian banyak pihak, terutama kaum muda yang ingin melihat perubahan nyata di kota ini.

Sebagai seorang calon pemimpin, Aswar tidak hanya berbicara tentang perubahan, tetapi ia juga bergerak untuk mewujudkannya. Dengan latar belakang sebagai anak kampung yang aktivis, pembelajar, jurnalis, pengusaha, dan politisi, ia memiliki semua modal untuk membawa Bontang ke arah yang lebih baik di masa depan. Semoga!

Yacong B. Halike