Keracunan Massal Bandung Barat dan Garut MBG Terbukti Akibat Bakteri Salmonella Bacillus Cereus

NN Newsroom

Senin, 29 September 2025

Ilustrasi virus salmonella bacillus cereus (Foto: Hasman/ Nasional.news)

NASIONAL.NEWS — Ribuan warga di Kabupaten Bandung Barat dan Garut menjadi korban keracunan massal setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Insiden ini menimbulkan perhatian luas, hingga tim Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat turun tangan melakukan investigasi. Hasil pemeriksaan mengungkap fakta mengejutkan. Keracunan ternyata dipicu oleh bakteri berbahaya yang terdapat dalam makanan.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Labkesda Jawa Barat, dr Ryan Bayusantika Ristandi, menegaskan bahwa hasil uji laboratorium menemukan kontaminasi serius.

“Hasil pemeriksaan kami menunjukkan adanya bakteri pembusuk, yakni Salmonella dan Bacillus cereus yang berasal dari komponen karbohidrat dalam makanan,” ujarnya, Minggu (28/9/2025).

Menurut Ryan, faktor utama munculnya bakteri adalah proses penyimpanan makanan yang tidak tepat.

“Jika makanan disimpan pada suhu ruang lebih dari enam jam, apalagi tanpa pengontrolan suhu yang tepat, risiko tumbuhnya bakteri sangat tinggi,” jelasnya. Ia menekankan bahwa higienitas adalah kunci, mulai dari air bersih hingga kebersihan petugas dapur.

Kondisi Pasien Keracunan Massal

Keracunan massal ini telah menimpa sedikitnya 1.333 orang di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, dan 657 orang di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut. Sebagian pasien sempat membaik dan dipulangkan, namun beberapa kembali dengan gejala berulang.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Lia N. Sukandar, menyampaikan bahwa sejumlah pasien kembali datang karena salah pola konsumsi di rumah.

“Ada pasien yang setelah pulang langsung makan jeruk atau ayam goreng. Hal-hal itu yang membuat mereka bergejala lagi,” katanya.

Lia meminta petugas memberi edukasi agar pasien yang pulang cukup mengonsumsi makanan ringan seperti bubur, bukan makanan sembarangan.

Di posko penanganan GOR Cipongkor sendiri, hingga Jumat (26/9/2025), masih ada 12 pasien yang dirawat. Petugas siaga untuk menerima pasien baru maupun mereka yang kambuh kembali.

Diharap Tidak Terulang

Ryan menambahkan, standar penyimpanan makanan harus diperhatikan ketat agar kejadian serupa tidak berulang.

“Makanan sebaiknya disimpan pada suhu di atas 60 derajat Celsius atau di bawah 5 derajat Celsius untuk mencegah pembusukan,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya peralatan bersih serta penggunaan sarung tangan dan pakaian higienis bagi petugas dapur.

Dinas Kesehatan Jawa Barat mengimbau agar semua pihak yang terlibat dalam program MBG memperketat protokol keamanan pangan.

Dengan begitu, tambah Ryan, distribusi makanan bergizi yang dimaksudkan untuk kebaikan masyarakat tidak lagi berujung pada tragedi kesehatan massal.

TERKAIT LAINNYA