Ketum PP Muhammadiyah Tekankan Sekolah Bebas Perundungan dan Sarat Akhlak

Teguh Darmawijaya

Senin, 21 Juli 2025

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir (Foto: Dok. Muhammadiyah)

NASIONAL.NEWS — Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, menyapa peserta didik baru dalam agenda “Pak Ketum Menyapa” yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah secara daring, Senin (21/7/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Haedar menekankan pentingnya menciptakan iklim pendidikan yang bebas dari perundungan dan menumbuhkan semangat kasih sayang di lingkungan sekolah Muhammadiyah.

Haedar menegaskan bahwa tidak ada anak yang bodoh, melainkan masing-masing memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda. “Tidak ada anak manusia itu yang bodoh, semuanya pintar. Tapi kepintaran, kecerdasannya itu berbeda-beda,” ujarnya.

Salurkan dengan Latihan Bela Diri

Perilaku perundungan, menurut Haedar, kerap kali muncul tidak hanya karena perbedaan kecerdasan, tetapi juga latar belakang ekonomi.

Ia mengingatkan agar siswa tidak membully teman yang berasal dari keluarga kurang mampu.

“Itu di sekolah Muhammadiyah tidak boleh berlaku dan ada, dan jangan hanya karena diawasi guru,” tegasnya.

Terkait potensi konflik di antara siswa, Haedar menyarankan agar energi tersebut disalurkan melalui latihan bela diri Tapak Suci.

Tapak Suci merupakan seni bela diri pencak silat yang menjadi ekstrakurikuler wajib di lingkungan pendidikan Muhammadiyah.

Namun demikian, ia mengingatkan agar Tapak Suci tidak disalahgunakan. “Kalau ada yang punya potensi untuk berkelahi, itu latihan Tapak Suci,” katanya.

Pendidikan Integral

Dalam sambutannya, Haedar juga menyoroti pentingnya integrasi antara ilmu pengetahuan dan pendidikan akhlak di sekolah Muhammadiyah.

Ia meminta wali murid untuk tidak meremehkan kontribusi sekolah dalam membentuk karakter anak.

“Jadi jangan menyepelekan sekolah. Ada ibu-ibu, bapak guru, dan kepala sekolah yang justru dia mendidik beriman kepada Allah, mendidik akhlak kita,” tuturnya.

Lebih lanjut, Haedar meminta agar guru dan kepala sekolah menjadi teladan yang baik, jujur, dan adil dalam mengemban amanah pendidikan.

“Dengan itu, maka anak-anak harus sayang dan hormat pada orang tua, guru, dan kepala sekolah,” pungkasnya.

TERKAIT LAINNYA