JAKARTA — Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) menggelar pertemuan silaturrahim dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dalam rangka penguatan tata penyaluran dan Off-balance sheet (OBS) di Kantor BMH Pusat, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (6/3/2025).
Hadir pada kesempatan itu Kepala Divisi Penguatan Pendistribusian dan Pendayagunaan (DPPL) BAZNAS Tatiek Kancaniati didampingi tim dan dari LAZ BMH hadir Direktur Pendayagunaan BMH Samsudin, Kepala Divisi Humas Imam Nawawi, serta tim dari Departemen Kreatif Program, Rosandi dan Adnan.
Dalam pertemuan ini, BMH menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat tata kelola penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai pilar penting dalam filantropi Islam di Indonesia, BMH bukan sekadar lembaga penghimpun dana, tetapi juga agen perubahan sosial. Dengan misi “Menjadi lembaga filantropi Islam terdepan dalam membangun kemandirian umat,” BMH terus berupaya menciptakan dampak yang nyata di berbagai sektor kehidupan.
Diskusi dalam pertemuan ini mencakup tata kelola distribusi zakat, regulasi, teknis asesmen, hingga penghitungan mustahik dan penerima manfaat.
Di sektor pendidikan, BMH telah mendirikan sekolah di daerah terpencil, memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi, serta melatih para pendidik guna meningkatkan kualitas pengajaran. BMH juga memiliki tujuh perguruan tinggi yang tersebar di berbagai wilayah, seperti STEI Hidayatullah Depok, STAI Lukman Al-Hakim Surabaya, dan STIKMA Internasional Malang. Program unggulan seperti Beasiswa Sekolah Pemimpin menjadi bukti nyata kontribusi BMH dalam mencetak generasi unggul.
Dalam bidang dakwah, BMH fokus pada pengiriman dai ke wilayah 4T (Terdepan, Terluar, Terpencil, dan Termarjinalkan). Para dai tangguh ini berperan sebagai pembina masyarakat, mengajarkan nilai-nilai Islam, serta membantu mengembangkan potensi lokal. Keberadaan mereka menjadi bagian penting dalam membangun karakter bangsa yang religius dan berdaya.
BMH juga memiliki kontribusi besar di sektor kesehatan. Layanan kesehatan gratis, pembangunan klinik, serta edukasi tentang pencegahan penyakit menjadi fokus utama.
Hingga 2025, program kesehatan BMH telah menjangkau 21.172 penerima manfaat, dengan program seperti Khitan Berkah (2.500 penerima), Gerakan Sehat Bersama (10.122 penerima), serta Bersama Entaskan Stunting Indonesia (5.175 penerima). Program inovatif ini menjadi solusi nyata dalam meningkatkan kesehatan masyarakat kurang mampu.
Dalam bidang ekonomi, BMH menjalankan berbagai program pemberdayaan, seperti pemberian modal usaha, pelatihan kewirausahaan, dan pengembangan ekonomi berbasis komunitas.
Hingga tahun ini, sebanyak 5.219 penerima manfaat telah merasakan dampak dari program seperti Sekolah Ibu Hebat, Klaster Pemberdayaan, Pesantren Berdaya, dan Dai Preneur. BMH menargetkan lebih banyak individu dan komunitas yang dapat dibantu agar mereka dapat mandiri secara finansial.
Di sektor sosial kemanusiaan, BMH telah menyalurkan bantuan kepada 342.571 jiwa melalui program seperti Kado Senyum Dhuafa (71.936 penerima), Beras untuk Santri (213.150 penerima), dan Sigap Bencana (57.235 penerima). Ketika bencana melanda, BMH hadir dengan cepat untuk memberikan bantuan darurat dan mendukung proses pemulihan.
BMH juga berperan dalam pelestarian lingkungan. Hingga 2025, program lingkungan BMH telah memberikan manfaat kepada 81.730 penerima melalui program seperti Air & Sanitasi, Cahaya Negeri, serta Sedekah Minyak Jelantah. Langkah ini menunjukkan bahwa zakat tidak hanya bermanfaat untuk individu, tetapi juga untuk keberlanjutan ekosistem secara keseluruhan.
Menuju Tata Kelola Zakat yang Lebih Baik
BMH menyambut baik penguatan tata kelola zakat yang digagas oleh BAZNAS. Dengan sinergi ini, diharapkan distribusi dan pendayagunaan zakat semakin optimal dan transparan.
BMH juga berkomitmen untuk terus berinovasi dalam program-programnya agar semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat zakat secara langsung.
Dengan berbagai program strategisnya, BMH terus membuktikan bahwa zakat dapat menjadi motor penggerak perubahan sosial. Sinergi antara BMH, BAZNAS, dan berbagai elemen masyarakat akan menjadi kekuatan besar dalam membangun Indonesia yang lebih sejahtera dan mandiri.