Mengenang Salim Said, Sang Maestro Pers dan Perfilman Indonesia

Dunia pers dan perfilman Indonesia diselimuti duka mendalam atas kepergian seorang maestro, Salim Said, pada Sabtu (18 Mei 2024). Sosok yang dikenal sebagai wartawan senior, akademisi terkemuka, dan duta besar ini telah meninggalkan warisan tak ternilai bagi bangsa, mengukir jejak keteladanan yang tak lekang oleh waktu.

Salim Said meninggal

Meniti Karir Gemilang di Dunia Pers

Bacaan Lainnya

Lahir di Jakarta pada tahun 1935, Salim Said mengawali perjalanannya di dunia pers dengan bergabung di Majalah Tempo. Di sanalah bakat jurnalistiknya mulai terasah, menghasilkan karya-karya yang tajam dan mencerahkan. Kegigihan dan kegigihannya dalam memperjuangkan kebenaran menjadikannya ikon pers yang disegani.

Salim Said Lebih dari Sekedar Wartawan

Salim Said tak hanya berkutat di dunia jurnalistik. Beliau menjelma menjadi intelektual terkemuka, pemikirannya yang cendekia dan kritis selalu dinanti. Kontribusi beliau tak hanya terbatas di dalam negeri, tetapi juga melanglang buana hingga ke kancah internasional. Jabatannya sebagai Duta Besar RI untuk Republik Ceko menjadi bukti nyata pengabdiannya bagi bangsa.

Meninggalkan Warisan Abadi

Sepanjang hidupnya, Salim Said tak henti-hentinya berkarya, menghasilkan berbagai buku dan karya tulis yang sarat makna. Kegigihannya dalam memperjuangkan keadilan dan kebenaran menjadikannya teladan bagi insan pers dan generasi muda.

Kepergian yang Menorehkan Luka Mendalam

Kepergian Salim Said meninggalkan luka mendalam bagi dunia pers dan perfilman Indonesia. Sosoknya yang inspiratif dan penuh dedikasi akan selalu dikenang sebagai maestro yang telah mewarnai perjalanan bangsa.

Wafatnya Salim Said bukan akhir dari segalanya. Semangat dan warisan beliau harus terus dilestarikan dan diteladani oleh generasi penerus. Mari kita jadikan kepergiannya sebagai momentum untuk terus berkarya dan memperjuangkan kebenaran, demi kemajuan bangsa dan negara.

Pos terkait