BENGKULU – Muhammad Irwan resmi terpilih sebagai Ketua Forum Zakat (FOZ) Provinsi Bengkulu untuk periode 2024-2027. Terpilihnya Irwan dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) FOZ di Bengkulu, Rabu (11/9/2024) ini menjadi angin segar bagi lembaga-lembaga zakat di provinsi tersebut.
Dengan tagline ‘Harmoni, Kompak, Berdampak’, Irwan membawa harapan baru untuk mewujudkan sinergi yang lebih baik antara Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) dalam menjalankan tugas mulia mengelola zakat.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh lembaga zakat di berbagai daerah, termasuk Bengkulu, adalah kurangnya koordinasi antara berbagai pihak yang terlibat dalam pengelolaan zakat. Irwan, dengan tagline FOZ periode ini tersebut, bertekad menciptakan harmoni di antara berbagai lembaga zakat agar dapat bekerja dengan sinergis.
“Kami berharap Harmoni, Kompak, dan Berdampak menjadi sebuah prinsip yang akan menjadi fondasi kerja kami di FOZ Bengkulu,” ungkap Irwan dalam keterangannya diterima media ini, Rabu.
Prinsip harmoni ini tidak hanya mencakup kolaborasi antar-lembaga, tetapi juga melibatkan masyarakat luas, pemerintah, dan sektor swasta. Irwan menekankan pentingnya membangun jaringan yang solid untuk memastikan distribusi zakat yang merata dan berdaya guna bagi masyarakat. Dengan adanya sinergi antara banda dan lembaga yang lebih kompak, diharapkan dana zakat yang terkumpul dapat dikelola secara lebih efektif.
Disamping itu, menurut Irwan, pentingnya lembaga pengelola zakat untuk bergerak secara kompak dalam menghadapi berbagai tantangan, terutama di tengah perkembangan teknologi digital dan kebutuhan masyarakat yang semakin dinamis.
“Kompak bekerja bersama, saling melengkapi, dan bersama-sama mencari solusi yang paling efektif,” jelas Irwan, seraya menjelaskan komitmen ini sebagai upaya pendekatan yang kolaboratif dan terbuka dalam memimpin FOZ Bengkulu untuk bergerak dalam satu ritme yang sama.
Dia menyebutkan, FOZ Bengkulu akan fokus pada penguatan simpul sinergi dan kolaborasi serta pelatihan-pelatihan bagi para pengelola zakat, penyediaan platform digital yang memadai, serta sosialisasi mengenai pentingnya zakat.
Meski membawa visi besar, Irwan tidak menutup mata terhadap tantangan yang akan dihadapi selama masa jabatannya. Salah satu tantangan terbesar adalah meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat. Selama ini, masih banyak masyarakat yang ragu untuk menyalurkan zakat melalui lembaga resmi, baik karena kurangnya transparansi maupun karena keterbatasan informasi.
Irwan mengakui bahwa untuk meningkatkan kepercayaan ini, diperlukan langkah-langkah nyata dengan memastikan bahwa pengelolaan zakat dilakukan dengan transparan, akuntabel, dan profesional.
Selain itu, Irwan juga menyadari pentingnya inovasi dalam pengelolaan zakat di era digital ini. Menurutnya, dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari, lembaga zakat juga harus mampu beradaptasi. (ard/nas)