JAKARTA – Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Anwar Iskandar, memberikan dukungan terhadap gagasan penetapan Hari Majelis Taklim Indonesia. Dukungan ini disampaikan dalam acara Forum Group Discussion (FGD) bertema “Kokohkan Ukhuwah untuk Mengoptimalkan Potensi Majelis Taklim dalam Meningkatkan Kualitas Bangsa” yang diadakan oleh Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia (BMIWI) di Gedung Serba Guna Aula DPR RI Kalibata, Jakarta, Kamis (19/12/2024).
FGD ini menjadi momen penting bagi BMIWI dan berbagai elemen masyarakat, terutama para aktivis majelis taklim dan ketua organisasi masyarakat (ormas). Kehadiran KH. Anwar Iskandar dalam diskusi tersebut memberikan kesan mendalam untuk optimalkan peran strategis majelis taklim dalam pembinaan karakter bangsa sekaligus meneguhkan posisi MUI sebagai qodimul ummah (pelayan umat) dan shodiqul hukumah (mitra pemerintah).
Dalam pemaparannya, KH. Anwar Iskandar menegaskan pentingnya peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, perempuan adalah tiang negara yang memiliki fungsi sentral, terutama dalam konteks keluarga.
“Seorang ibu adalah sosok yang akan mengantarkan anak-anaknya ke surga atau tidak,” tegas KH. Anwar Iskandar, seraya menegaskan betapa besar tanggung jawab perempuan, khususnya ibu, dalam membentuk generasi penerus bangsa.
KH. Anwar Iskandar menyambut baik usulan BMIWI untuk menetapkan Hari Majelis Taklim Indonesia. Ia menyebut bahwa majelis taklim memiliki peran strategis dalam pembinaan karakter bangsa. “Upaya BMIWI untuk menguatkan majelis taklim dan mengusulkan Hari Majelis Taklim sangat didukung oleh MUI,” ungkapnya.
Dukungan ini juga menjadi ajakan bagi berbagai pihak, termasuk Direktorat Bimas Islam, untuk memberikan langkah-langkah konkret demi memperkuat eksistensi dan kewibawaan majelis taklim di tengah masyarakat.
BMIWI, sebagai penggagas utama ide ini, menempatkan majelis taklim sebagai salah satu elemen penting dalam penguatan ukhuwah dan pembentukan karakter bangsa sekaligus juga wadah strategis untuk pemberdayaan perempuan, peningkatan literasi agama, dan penanaman nilai-nilai moral dalam keluarga dan masyarakat luas.
Dalam sejarahnya, majelis taklim telah menjadi pusat pembelajaran informal yang diinisiasi oleh perempuan. Perannya tak terbatas pada pembinaan spiritual, tetapi juga menyentuh aspek-aspek sosial, pendidikan, dan ekonomi. BMIWI mengingatkan bahwa perempuan, melalui majelis taklim, memiliki potensi besar untuk memperkokoh sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.
KH. Anwar Iskandar menggarisbawahi pentingnya peran perempuan dalam konteks keluarga. Menurutnya, majelis taklim adalah medium penting bagi perempuan untuk memperkuat kualitas spiritual dan moral mereka. Hal ini berbanding lurus dengan kualitas generasi penerus yang mereka asuh. “Perempuan adalah tiang negara. Jika perempuan kuat, negara akan kokoh,” imbuhnya.
Usulan BMIWI tentang Hari Majelis Taklim Indonesia merupakan langkah visioner yang diharapkan dapat menjadi pemersatu bangsa melalui penguatan ukhuwah Islamiyah. KH. Anwar Iskandar mengajak semua pihak untuk bergotong-royong mewujudkan gagasan ini.
“Kita membutuhkan sinergi antara pemerintah, ormas, dan masyarakat luas untuk memastikan majelis taklim tetap relevan dan berdaya guna bagi bangsa,” katanya.
Dia berharap majelis taklim sebagai instrumen penting dalam menciptakan bangsa yang bermartabat dan beradab dapat terus tumbuh menjadi institusi yang berwibawa dan kuat, mampu menjawab tantangan zaman, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan karakter bangsa.
Dengan adanya Hari Majelis Taklim Indonesia, diharapkan muncul pengakuan lebih luas terhadap peran strategis majelis taklim dalam membangun karakter bangsa serta memperkokoh sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Acara ini turut dihadiri oleh narasumber lainnya yaitu Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Dirjen Bimas Kemenag) Republik Indonesia Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A, Ketua Dewan Penasihat BMIWI Ustz. Dr. Aan Rohanah, dan Anggota Legislatif DPRD DKI Sholikhah, S.sos.
Hadir pula jajaran presidium BMIWI, yakni Dr. Reni Susilowati, M.Pd.I., Nurul Hidayati K, S.S., MBA, Dr. Iin Kandedes, M.A., dan Dr. Umamah Wahid, M.Si.
Selain itu, hadir pula pimpinan organisasi massa (ormas) wanita Islam tingkat pusat, seperti Salimah, BKMT, Aisyiah, Alpind, Muslimat Hidayatullah, Pengajian Al Hidayah, Muslimat Al Washliyah, Wanita PUI, Wanita Al Irsyad, Muslimat Al Ittihadiyah, dan Wanita Islam.
Berikutnya ada juga Wanita Syarikat Islam, Wanita PERTI, Wihdatul Muslimat, Persistri, Fatayat NU, Nasyiatul Aisyiyah, Kohati, KBIM, Wanita Ittihadil Mubalighin, Daiyah Permusi, Muslimat Mathla’ul Anwar, Muslimat Dewan Dakwah, dan Permata Ummat. (ybh/nas)