Nama Nama Beken asal Belanda Mencuat Pasca Rumor Shin Tae-yong Akan Diganti

JAKARTA — Bayangkan ini: di ruang pers yang ramai di Jakarta International Stadium (JIS), seorang pria Belanda berdiri dengan kemeja putih yang rapi. Sorotan kamera memancar ke wajahnya, dan ia mengumumkan, “Saya datang untuk membawa Indonesia ke Piala Dunia”. Siapa pria itu? Erik Ten Hag? Frank De Boer? Atau mungkin Ruud Gullit? Spekulasi ini memang terasa seperti mimpi yang terlalu indah untuk jadi kenyataan, tapi siapa tahu? Di dunia sepak bola, segalanya mungkin terjadi.

siapa pengganti shin tae yong

Indonesia, negara dengan fanatisme sepak bola yang luar biasa, kembali menjadi bahan perbincangan internasional. Setelah kegagalan di ASEAN Cup 2024, perhatian publik kini tertuju pada satu hal: siapa yang akan memimpin skuad Garuda ke masa depan yang lebih cerah?

Mari kita mulai dengan kenyataan pahit. Pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, adalah sosok yang membawa harapan besar ketika ia pertama kali ditunjuk. Tapi sayangnya, ASEAN Cup 2024 menjadi cerita yang berbeda. Dengan membawa banyak pemain muda, Indonesia gagal lolos dari fase grup.

Padahal, target awalnya adalah semifinal. Gelombang kritik pun muncul, menyebut bahwa gaya permainan Shin terlalu berfokus pada fisik dan stamina, sementara kreativitas di lapangan masih kurang.

Meski kontraknya baru diperpanjang hingga 2027, desas-desus bahwa posisinya sedang terancam tak terelakkan. Media Italia, Tuttosport, bahkan melaporkan bahwa Erick Thohir ingin membawa pelatih Eropa untuk mendukung ambisi besar Indonesia: lolos ke Piala Dunia 2026.

Pelatih Eropa, Siapa yang Paling Cocok?

Nama-nama besar mulai muncul dalam spekulasi. Erik Ten Hag, yang sedang menganggur usai menangani Manchester United, disebut-sebut sebagai kandidat potensial. Pengalamannya di Ajax Amsterdam telah membuktikan bahwa ia mampu membangun tim yang solid dengan pemain muda. Tapi, realistis kah ia akan meninggalkan Premier League untuk Asia Tenggara? Mungkin tidak, tapi spekulasi ini saja sudah cukup untuk membangkitkan semangat.

Kemudian ada Frank De Boer, mantan pelatih Ajax dan Timnas Belanda. Meski karier kepelatihannya di Inter Milan dan Crystal Palace kurang sukses, ia tetap memiliki pengalaman internasional yang tidak bisa dianggap remeh. De Boer juga dikenal memiliki filosofi sepak bola yang mengutamakan penguasaan bola, sesuatu yang sangat dibutuhkan Indonesia.

Ruud Gullit, legenda AC Milan dan mantan kapten Timnas Belanda, adalah nama lain yang disebut. Ia memiliki karisma dan pengetahuan taktis yang mendalam. Meski karier kepelatihannya lebih banyak berada di level klub, keberadaannya bisa menjadi magnet bagi pemain muda Indonesia.

Dan terakhir, Giovanni van Bronckhorst, mantan kapten Barcelona dan Timnas Belanda. Ia pernah melatih Feyenoord dan memenangkan Eredivisie. Dengan rekam jejak seperti itu, van Bronckhorst bisa menjadi pilihan yang menarik. Fakta bahwa ia pernah bekerja dengan pemain keturunan Indonesia seperti Kevin Diks dan Calvin Verdonk hanya menambah daya tariknya.

Mimpi Piala Dunia 2026

Erick Thohir bukanlah sosok yang asing dengan ambisi besar. Sebagai mantan pemilik Inter Milan, ia tahu bagaimana membangun tim untuk mencapai kesuksesan.

Dalam beberapa bulan terakhir, ia telah melakukan “kampanye perekrutan” pemain keturunan di Eropa, termasuk Jay Idzes dari Venezia dan Eliano Reijnders, saudara dari pemain AC Milan, Tijjani Reijnders. Langkah ini menunjukkan keseriusan PSSI untuk meningkatkan kualitas timnas.

Namun, pertanyaan besar tetap ada, apakah pelatih baru akan mampu mengubah nasib timnas dalam waktu yang singkat? Apakah pemain-pemain yang direkrut dari Eropa (dalam hal ini Belanda) akan mampu beradaptasi dengan gaya permainan Asia? Semua ini adalah teka-teki yang harus dijawab sebelum Maret 2025, ketika Indonesia akan menghadapi putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Apa yang Dibutuhkan Indonesia?

Untuk mencapai impian Piala Dunia, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar pelatih baru. Berikut adalah beberapa elemen kunci yang harus diperbaiki.

Pertama, pengembangan taktis. Pelatih Eropa sering kali membawa pendekatan taktis yang canggih. Ini adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk bersaing di level internasional. Kedua, peningkatan fisik dan mental. Meski fisik sudah menjadi fokus Shin Tae-yong, mentalitas pemain untuk menghadapi tekanan pertandingan besar masih perlu ditingkatkan.

Ketiga, integrasi pemain keturunan. Pemain seperti Jay Idzes dan Kevin Diks bisa menjadi pengubah permainan, tetapi mereka harus diberikan waktu untuk beradaptasi. Dan, Keempat, infrastruktur. Latihan dan fasilitas yang berkualitas adalah kunci untuk menciptakan pemain kelas dunia.

Apakah nama-nama seperti Erik Ten Hag atau Giovanni van Bronckhorst benar-benar akan datang ke Indonesia? Mungkin tidak. Tapi, spekulasi ini menunjukkan bahwa sepak bola Indonesia sedang berada di persimpangan jalan. Dengan atau tanpa mereka, satu hal yang pasti, bahwa mimpi untuk tampil di Piala Dunia tidak akan pernah mati. (gfs/nas)

Pos terkait