Omset Rp15 Juta Sebulan, Pabrik Tak Berizin ini Bikin Bakso dari Oplosan Jeroan

0
294

BEKASI – Polda Metro Jaya baru saja membongkar sebuah pabrik bakso di Bekasi yang beroperasi tanpa izin dan menggunakan bahan baku yang tidak semestinya, yakni oplosan jeroan sapi. Ironisnya, pabrik ini berhasil meraup keuntungan sebesar Rp15 juta per bulan dengan cara yang tidak etis dan merugikan konsumen.

polisi line

Menurut AKBP Hendri Umar, Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, pelaku mengklaim bahwa bahan pokok yang digunakan adalah daging sapi. Namun, hasil uji laboratorium mengungkapkan bahwa bakso tersebut hanya terdiri dari tepung dan jeroan leher sapi yang diblender menjadi bahan dasar bakso.

“Bahan pokok yang digunakan pelaku bilang daging sapi tapi di laboratorium hanya tepung dan ditambah jeroan dari leher sapi. Diblender dijadikan bahan dasar bakso,” ujar Hendri Umar kepada wartawan kepada wartawan, Kamis (8/8/2024).

Kasubdit Industri dan Perdagangan Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, AKBP Victor Inkiriwang, menambahkan bahwa selain tidak memiliki izin edar, bakso tersebut juga tidak mengandung daging sapi segar.

“Ketika kita cek di laboratorium, kita periksa saksi, dapat fakta bahwa bakso yang dituliskan bakso sapi tapi di dalamnya tidak terdapat kandungan daging sapi segar. Kalau secara laboratoris tidak ada kandungan daging sapi,” jelas Victor.

Pabrik ini beroperasi sejak 2018 dan menggunakan cara-cara licik untuk menekan biaya produksi. Mereka mencampurkan jeroan sapi yang tidak terpakai agar bakso tetap memiliki aroma dan rasa daging sapi.

Pabrik bakso ini mampu meraih keuntungan sebesar Rp15 juta per bulan. Tersangka utama, MT (43), adalah pemilik sekaligus penanggung jawab pabrik tersebut. MT tidak terdaftar dalam susunan perusahaan, sehingga memudahkan dirinya untuk menghindari tanggung jawab hukum.

“MT (43) dia pemilik, penanggung jawab, dia yang menerima keuntungan dari pabrik dia juga yang membiayai operasional pabrik, tapi tidak terdaftar dalam susunan perusahaan, itu cara dia menghindarinya di situ,” tambah Victor.

Pemerhati konsumen dari Progressive Studies and Empowerment Center (Prospect), Adam Marzuki, menilai kasus bakso dengan daging oplosan ini menjadi cermin betapa masih banyak pelaku usaha yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan, bahkan dengan mengorbankan kesehatan dan kepercayaan konsumen.

“Kejadian ini sekaligus mengingatkan kita semua untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk makanan yang kita konsumsi,” kata Adam.

Kejadian ini juga menurutnya menjadi bukti nyata bahwa kepolisian terus berupaya untuk menegakkan hukum dan melindungi konsumen dari praktik bisnis yang tidak bertanggung jawab.

“Mari kita dukung upaya tersebut dengan menjadi konsumen yang cerdas dan kritis,” tandas Ketua PW Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta ini. (nas/mns)