Panen Raya Cabai “Anti-Inflasi”: BI Kediri Ungkap Resep Rahasia Lawan Gejolak Harga di Luar Musim

Barbar Simanjuntak

Kamis, 6 November 2025

Spektrum bahasan

KEDIRI – Kabar baik datang dari sektor pertanian Kediri! Di tengah ancaman inflasi pangan dan naik-turunnya harga cabai yang kerap membebani masyarakat, Bank Indonesia (BI) Kediri bersama para petani lokal berhasil mematahkan mitos lama: panen cabai melimpah di luar musim (off-season) ternyata bisa diwujudkan!

Kesuksesan tersebut ditandai dengan Panen Raya Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Cabai Off-Season Ramah Lingkungan yang digelar meriah di Kabupaten Kediri pada Rabu (5/11/2025). Acara ini bukan sekadar seremoni panen, tetapi simbol keberhasilan sinergi dari hulu ke hilir antara BI, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menjaga ketersediaan pasokan serta stabilitas harga cabai di pasar.

Kepala Perwakilan BI Kediri, Yayat Cadarajat, menjelaskan bahwa fluktuasi harga cabai selama ini banyak disebabkan oleh menurunnya pasokan saat off-season. Ketika cuaca ekstrem dan perubahan musim melanda, banyak petani gagal tanam sehingga harga cabai melonjak tajam. “Oleh karena itu, Bank Indonesia mendorong edukasi dan pendampingan teknis agar petani mampu berproduksi secara berkelanjutan meskipun di luar musim, dengan cara yang adaptif terhadap iklim dan efisien secara biaya,” terang Yayat Cadarajat.

Untuk menjawab tantangan tersebut, BI Kediri meluncurkan Program Pelatihan Cabai Off-Season Ramah Lingkungan, yang berfokus pada strategi pengendalian inflasi dari sisi hulu (supply side). Program ini menekankan pentingnya teknologi pertanian, adaptasi iklim, dan praktik ramah lingkungan agar petani tidak lagi bergantung pada siklus musim tradisional.

Pelatihan intensif yang dimulai sejak Juli 2025 ini melibatkan berbagai lembaga, termasuk BMKG Dhoho Kediri, Dinas Pertanian, dan Balai POPT. Melalui kolaborasi tersebut, petani diajarkan teknik budidaya cabai off-season, cara membaca prediksi cuaca berbasis data BMKG, serta penggunaan pupuk organik dan pestisida nabati untuk menjaga kualitas tanah sekaligus menekan biaya produksi.

Metode ini kemudian diuji pada lahan percontohan (demplot) seluas 200 Rhu di Kabupaten Kediri. Seluruh proses dilakukan dengan pengawasan profesional agar hasilnya dapat dijadikan model pertanian berkelanjutan. Hasilnya sangat menggembirakan — cabai yang ditanam di luar musim tumbuh subur, berkualitas tinggi, dan mampu memenuhi kebutuhan pasar tanpa lonjakan harga.

Panen raya ini turut dihadiri oleh perwakilan Direktur Sayuran dan Tanaman Obat serta Direktur Perlindungan Hortikultura Kementerian Pertanian RI, yang memuji keberhasilan Kediri sebagai contoh nyata strategi pengendalian inflasi berbasis produksi. Pendekatan end-to-end — mulai dari peningkatan produksi, pengelolaan distribusi, hingga stabilisasi harga — terbukti efektif dalam menjaga keseimbangan pasar.

Ke depan, BI Kediri menegaskan komitmennya untuk memperluas penerapan program ini ke seluruh wilayah kerja. Model pertanian cabai off-season ramah lingkungan akan dijadikan proyek percontohan nasional dalam memperkuat ketahanan pangan, menstabilkan harga, dan meningkatkan kesejahteraan petani. “Kami berharap Kediri bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengendalikan inflasi melalui pendekatan produktif, bukan hanya intervensi harga,” tutup Yayat.

Langkah BI Kediri ini menjadi bukti nyata bahwa melawan inflasi tidak selalu harus dengan kebijakan moneter, tetapi juga lewat inovasi di lapangan. Dengan sinergi antara lembaga keuangan, pemerintah, dan petani, stabilitas pangan nasional kini semakin kuat — bahkan di luar musim tanam.

TERKAIT LAINNYA

Exit mobile version