BONTANG – Pengurus Daerah Pemuda Hidayatullah Bontang menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang digelar di Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah, Gunung Sari, Kelurahan Apiapi, Bontang, Kaltim, Sabtu (19/3/2022).
Rakerda Pemuda Hidayatullah Bontang kali ini terbilang spesial karena pada pembukaan acara juga turut dihadiri pembimbing yang memberikan penguatan seperti Ust Jamaluddin Ibrahim dan Ust Ahmad Wisnu yang tetap terlihat segar bugar kendati usianya tak lagi muda.
Pada kesempatan itu juga hadir Ketua Yayasan Hidayatulla Bontang Ust Firdaus Darwin beserta sejumlah jajaran dan beberapa tokoh organisatoris pemuda Hidayatullah Bontang seperti Ust Muhammadong, Ust Muhammad Ishak, Ust Dayat Bastian, Ust Ramadhan Talaud, Ust Yuliadi dan Ust Marzuki B. Mustafa.
Sementara dari Pengurus Wilayah Pemuda Hidayatullah Kaltim yang hadir mendampingi adalah Ketua Departemen Dakwah Ust Muhammad Zulfahmi, Lc, yang turut dibersamai Ketua Humasdatin Muhammad.
Ketua DPD Hidayatullah Bontang Ust Muhammad Qosim Lakaseng, M.Pd.I dalam sambutannya membuka acara berpesan hendaknya pemuda Hidayatullah senantiasa menguatkan kiprahnya di tengah umat.
Menurut Qosim, seseorang baru bisa dibilang pemuda jika ia memiliki jiwa kepemudaan yang energik, bergairah, penuh semangat, dan berupaya memberi manfaat kepada orang lain dimanapun berada.
“Pemuda Hidayatullah Bontang harus tetap konsisten berkhidmat untuk umat dengan melakukan upaya nyata di tengah masyarakat,” kata Qosim berpesan.
Qosim juga menyampaikan pentingnya pemuda mengabdikan diri dalam perjuangan membumikan Al Quran. Dia menegaskan, Al Quran adalah pedoman jalan keselamatan yang siapapun yang menititnya akan selamat bahagia dunia dan akhirat.
Sementara Ketua Departemen Dakwah Pengurus Wilayah Pemuda Hidayatullah Kaltim Ust Muhammad Zulfahmi dalam sambutannya mengingatkan fokus gerakan pemuda Hidayatullah dalam pembinaan dan penguatan kapasitas pemuda.
Zulfahmi mengingatkan bahwa pemuda Hidayatullah memiliki tri program wajib nasional yaitu Leadership Training Center (LTC), Dakwah Qur’an Bersanad, dan Satu Kota/ Kabupaten Satu Penulis (Sakotulis).*/Adam Sukiman